02

503 57 1
                                    

~Selamat membaca~
-
-
-
-
-

"Kawaki antar aku ketoko buku." Sumire tersenyum seperti biasa saat melihat Kawaki keluar dari kelas sambil mengandeng Sarada.

"Aku tak bisa lain kali saja ya." Kawaki mengusap kepala Sumire sebelum melewatinya membuat senyuman gadis itu kembali luntur.

Gadis itu mengepalkan tangannya lihat saja besok dia akan benar benar melabrak Sarada dan menyuruhnya menjauhi Kawaki, sudah cukup semua perhatian kekasihnya yang hanya untuknya malah diambil gadis lain.

------

Sarada berjalan menuju toilet sekolah namun tiba tiba saja tubuhnya ditarik ke dekat toilet oleh Sumire dan Chocho.

"Sarada sudah cukup kau mengambil semua perhatian Kawaki! Selagi aku tak bermain kasar aku mohon jauhi kekasihku. Kau juga wanita coba rasakan bagaimana berada diposisiku," ucap Sumire itu hanya sekedar ancaman faktanya dia adalah gadis baik berhati lembut tak mungkin dia bisa menyakiti orang lain tapi kali ini dia harus tegas dalam memperingati.

"Apa arti statusku dimatanya Sarada? apa arti ungkapan cinta yang selalu dia bilang jika faktanya dia hanya selalu bersamamu ...." lanjut Sumire lagi.

Sarada menatapnya dengan penuh rasa bersalah namun dia juga butuh Kawaki karena tanpa pria itu Sarada bisa jatuh sakit kembali hanya pria itu semangat hidupnya untuk melawan penyakitnya ini akan tetapi dia mengerti kini Kawaki bukan miliknya.

"Ak-aku akan berusaha menjauhinya Sumire," ucap Sarada sebelum pergi dengan raut wajah sedih, bagaimana caranya mengusir Kawaki dalam hidupnya jika pria itu saja berperan penting untuk kesembuhannya.

"Sarada kau kemana saja aku mencarimu." Kawaki sangat khawatir saat Sarada kembali kekelas dengan cepat pria itu membantunya untuk duduk dimejanya.

"Kawaki tinggalkan aku sendiri, aku mohon," gumamnya pelan nyaris tak terdengar namun untung saja Kawaki berada tepat disebelahnya.

"Apa? Kenapa?" tanyanya tak mengerti.

"Tinggalkan aku dan jangan pernah mendekatiku lagi" ucap Sarada.

"Tidak! Aku akan tetap disisimu," ucapnya tegas, pria itu mengeluarkan tisu dari saku seragam sekolahnya.

Sarada menyentuh hidungnya yang keluar darah gadis itu menjadi panik karena dia takut darah, Kawaki akan membantunya untuk menyumbat hidung Sarada namun gadis itu keras kepala tak mau Kawaki menyentuhnya.

"Sarada!" Geram Kawaki dia memegangi pipi gadis itu sebelum mengosok darah itu dari hidungnya, Kawaki juga menyumbatnya dengan tisu agar tidak keluar lebih banyak lagi darah.

Sarada terisak dia merasa benar benar membutuhkan Kawaki tapi pria itu bukan miliknya meski mereka sering bersama.

"Ada apa denganmu?" Kawaki memeluknya hingga rasa aman melingkupi Sarada namun gadis itu trus membisu tak mau mengatakan alasannya dan tentu saja ini membuat Kawaki curiga.

----

"Sumire ...!" gadis itu berhenti melangkah saat teman sekelasnya yang bernama Yodo itu memanggilnya lalu menatapnya dengan tatapan mencemoh.

"Kau mau kekelas? Kusarankan kau jangan kekelas karena disana ada kekasihmu yang sedang suap suap an dengan Sarada! Kau tau? Itu sangat romantis." Yodo merangkul bahu Sumire seolah tak tau apa apa saat gadis itu terlihat sedih.

"Jangan pedulikan dia Sumire!" Chocho mendorong Yodo menjauh dari temannya itu, Yodo memang suka sekali memanas manasi keadaan dan semua anak dikelas benci itu namun mereka takut karena gadis itu memiliki geng yang suka membully.

Yodo hanya tersenyum sinis sambil menyilangkan tangannya didada, Chocho akan menarik tangan Sumire ke kelas namun langsung ditarik kembali oleh Sumire.

"Tidak Chocho! Aku tak mau kekelas." Sumire berbalik lalu pergi berlari tentu saja Choco panik saat Sumire terlihat kecewa.

Chocho menatap Yodo dengan geram dia ingin menjambak rambut gadis itu namun masih ditahannya karena dia tak mau membuat masalah.

----TBC----

Kawasara : Why you care?! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang