04

405 45 0
                                    

~Selamat Membaca~
-
-
-
-

Seperti biasa pagi ini Kawaki akan menjemput Sarada untuk berangkat sekolah bersama.

10 menit kemudian dia sudah sampai didepan gerbang uchiha. Sarada sudah berdiri didepan gerbang menunggunya, gadis itu terlihat pucat hingga Kawaki merasa khawatir.

"Sarada? Kau pucat? Sebaiknya jangan ke sekolah dulu" Kawaki menuntunnya untuk kembali masuk kedalam mansion.

"Aku tidak apa apa kok" tolak Sarada dia tetap keras kepala memaksakan diri untuk berangkat sekolah.

"Tidak bisa Sarada kau sedang sakit pasti ...." bantah Kawaki namun Sarada tetap keras kepala.

"Kalo kamu gak mau yaudah aku sama supir aja berangkatnya." Sarada melepas tangan Kawaki dari tangannya lalu berjalan ke arah supirnya yang tengah mencuci mobil.

Kawaki secepat kilat menahan tangannya dia mengalah untuk saat itu, entahlah akhir akhir ini Sarada sering membangkang tak seperti biasanya apakah ini upaya agar Kawaki menjauhinya?

"Baiklah ayo berangkat kesekolah," ucap Kawaki pada akhirnya, Sarada mengikuti langkahnya.

Dengan perhatian Kawaki memakaikan helm ke kepala Sarada setelah selesai barulah dia melajukan motornya menuju Sekolah.

-------

"Menurutmu Sarada itu seperti apa?" tanya Chocho dia sedikit penasaran tentang pandangan Sumire pada Sarada apakah Sumire membenci gadis berkacamata itu.

"Sarada itu sepertinya gadis lemah dia juga tak punya teman selain Kawaki kan? Kurasa kita harus mendekatkan Sarada dengan beberapa orang agar dia tidak terlalu bergantung pada Kawaki" ucap Sumire penuh semangat mungkin cara ini akan berhasil, pikirnya.

"Hm boleh juga sebenarnya sih." Chocho mengangguk setuju

Di jam istirahat kemudian mereka berdua mendekati meja Sarada karena gadis itu tengah sendiri, Kawaki sedang pergi rapat bersama anggota klubnya karena sebentar lagi ada pertandingan voly antar SMA dan mungkin beberapa hari kedepan pria itu akan sibuk.

"Sarada kau mau kekantin? Ayo bareng kami," ucap Chocho sambil tersenyum, Sarada menatapnya dengan heran karena tiba tiba saja Sumire dan Chocho datang menghampirinya untuk mengajak kekantin.

"Hmm tidak, aku sudah membawa bekal" Sarada menunduk menatap bekalnya yang belum dia makan.

"Ayolah Sarada jangan dikelas trus kita kekantin sambil mengobrol" Sumire menarik tangan Sarada begitupun Chocho tapi Sarada tampak kesulitan mengimbangi tarikan mereka.

"Tu-tunggu" lirih Sarada dia menatap kelulutnya yang mengeluarkan darah mungkin saat Sumire dan Chocho menariknya lulutnya tergesek oleh meja.

"Ada apa?" Tanya Sumire bingung kemudian dia terkejut saat menatap lutut Sarada yang mulai banjir darah.

"Sa-sarada" ucap Chocho ikut terkejut juga lalu kemudian Sarada melemas dia jatuh terduduk dan mendadak semua orang panik mengerumuninya.

"Ka-kawaki" gumam Sarada dia hanya bisa menyebut satu nama itu ketika para petugas Uks mulai membersihkan lukanya.

"Pa-panggilkan Kawaki cepat Chocho" Ucap Sumire panik dia tak tau tapi sepertinya Kawaki mungkin bisa menanganinya karena hanya Kawaki yang selalu berada didekat Sarada.

Chocho berlari keruang club beberapa saat kemudian Kawaki muncul sambil berlari menghampirinya.

"Minggir!" Ucap Kawaki dingin dan semua siswapun minggir membiarkan Kawaki lewat.

"Apa yang kalian lakukan hah? Dia bukan luka biasa tapi hemofilia!" Kawaki dengan panik mengeluarkan sapu tangannya untuk menyumbat darah yang trus keluar meski itu luka kecil setelah selesai dia segera mengendong Sarada ala bridal style menuju rumah sakit.

"Sa-rada hemofilia?" Lirih Sumire merasa bersalah dia menatap tangannya yang menarik Sarada tadi mungkin karena terlalu bersemangat dia sampai membuat kaki Sarada tergores dengan meja.

"Sumire? Kau tak apa apa?" Tanya Chocho khawatir pada sahabatnya itu.

"Aku benar benar tidak tau Chocho hiks" kini Sumire menangis karena merasa menyesal bagaimana jika Kawaki tau? Apakah pria itu akan marah karena tak sengaja melukai Sarada?

---TBC---

Sedikit info :

Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah. Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung lebih lama.

Hemofilia terjadi ketika darah kekurangan protein pembentuk faktor pembekuan. Akibatnya, darah penderita hemofilia sukar membeku. Meski kondisi ini belum bisa disembuhkan, penderitanya dapat hidup normal dengan mencegah terjadinya luka dan melakukan kontrol rutin ke dokter.

Kawasara : Why you care?! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang