14

323 35 5
                                    


~Selamat Membaca~
.
.
.
.
.

Sarada melambatkan gerakkan tangannya ketika memasukan buku bukunya kedalam tasnya sambil menunggu Kawaki untuk mengajaknya pulang bareng seperti biasa tapi sepertinya dia terlalu bodoh mengharapkan hal itu karena kini Kawaki sudah berjalan duluan meninggalkan kelas.

"Tidak tidak! Shinki benar jika Kawaki tidak peka maka aku yang harus mengejarnya untuk perasaanku sendiri. Tuhan biarkan aku egois kali ini saja, semangat Sarada" Sarada menyemangatinya dirinya sendiri sebelum berlari mengejar Kawaki.

"Kawaki ...!" Teriak Sarada dan pria itu pun menghentikan langkahnya lalu berbalik.

"Sarada hati hati kau bisa jatuh" ucap Kawaki dia ngeri sendiri saat Sarada berlari tadi, oke itu memang berlebihan sekali.

"Aku bukan anak kecil" Sarada mendengus membuang wajahnya yang kini merona lagi lagi Kawaki heran dengan perubahan warna wajah Sarada.

"Kau sakit?kenapa wajahmu memerah?" tanyanya polos sambil mendekatkan wajah mereka, Kawaki memiringkan wajahnya hingga Sarada refleks menutup mukanya dengan tangan.

"Bakaa Kawaki" gumam Sarada kesal.

Kawaki menatap Mitsuki seolah bertanya'dia kenapa' dan dibalas hanya dengan senyuman polosnya.

"Bo-boleh aku ikut pu-pulang bareng" Sarada menghela nafas saat kalimat itu berhasil juga dia ungkapkan, dulu dia tidak gugup karena belum tau perasaannya pada Kawaki tapi setelah dia mulai menyadarinya kini dia menjadi gugup saat bicara dengan pria itu.

"Tak pulang dengan Shinki?" Tanya Kawaki dengan raut wajah tak sukanya.

"Kita sudah putus" gumam Sarada tak ada raut kesedihan dalam ucapannya.

Kawaki cukup terkejut namun sudut bibirnya tertarik membuat sebuah senyuman sinis tanpa Sarada sadari.

"Pesta kaw" bisik Mitsuki.

"Berisik" sinis Kawaki dan Mitsuki pun menutup mulutnya yang tertawa tawa.

"Ayo kau harus ceritakan padaku kenapa bisa putus dari si muka cemong itu" Kawaki merangkul bahu Sarada sambil membawanya pergi, Mitsuki menatapnya dengan wajah polos.

"Eh? Aku ditinggal? Ck sialan" Mitsuki berdecak sebal inilah resiko jomblo.

------

"Sumire tunggu! Sumire" Boruto mengejar Sumire yang menaiki tangga menuju lantai teratas sekolah yang membuatnya khawatir adalah gadis itu menangis sambil berlari.

"Sumire tunggu!"

"Lepaskan aku Boruto!"

Sumire menghentak tangan Boruto yang menahan lengannya, gadis itu lelah dengan semua yang dia rasakan.

Kawaki mempermainkannya lalu seluruh sekolah membencinya kemudian perasaannya yang bahkan tidak berubah sama sekali pada pria itu meski Sumire tau kebenarannya.

Kini dia telah sampai di lantai atas dengan nekat Sumire menaiki pagar pembatas lalu berniat terjun ke bawah. Boruto terkejut dia panik melihat kenekatan Sumire.

"Sumire jika kau punya masalah kau bisa ceritakan padaku" ucap Boruto pelan pelan dia mengulurkan tangannya pada Sumire agar gadis itu menyambut uluran tangannya dan menganggalkan aksi bunuh dirinya.

Dibawah sana sudah pada rame semua siswa ikut panik tapi ada juga yang menyorakinya untuk lompat saja itu adalah geng Yodo.

"Lompat aja lompat kalo berani! Gausah caper selain bermuka dua luh juga caper ya" teriak Yodo dari bawah sana.

"Yodo!" Bentak Mitsuki untuk pertama kalinya dia membentak seseorang, Yodo sudah keterlaluan menurutnya.

Kawaki yang sudah diparkiran bersama Sarada mengurungkan niatnya untuk pulang saat melihat lapangan sekolah tampak rame.

"Siapkan matras cepat" perintah Shinki pada anggota osisnya untuk berjaga jaga jika Sumire terjun.

"Untuk apa aku hidup aku telah kehilangan segalanya. Aku sebatang kara Boruto hiks" Sumire mengusap air matanya saat pandangannya mengabur.

"Kau memiliki diriku Sumire. Aku akan selalu ada di sisimu tolong jangan lakukan hal itu jika kau ingin Kawaki maka aku akan membantumu akan kubuat dia menjadi milikmu" janji Boruto.

Sumire menatap pria berambut kuning itu, kenapa? Kenapa Boruto begitu peduli padanya?

"Kenapa kau peduli padaku?"

"KARENA AKU MENCINTAIMU!AKU AKAN MELAKUKAN APAPUN UNTUKMU"

Sumire menatapnya dengan raut wajah yang tak terbaca namun perlahan tangannya menyambut uluran tangan Boruto dengan mata berkaca kaca.

Sumire menatapnya dengan raut wajah yang tak terbaca namun perlahan tangannya menyambut uluran tangan Boruto dengan mata berkaca kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boruto tersenyum lalu menarik Sumire dalam pelukkannya sebelum mereka hilang keseimbangan dan terjun bebas kebawah sana.

Semua orang panik, Boruto berhasil berpengangan pada salah satu jendela kelas sambil memeluk Sumire kini mereka berada ditengah tengah.

"Boruto" Sumire memeluk erat leher Boruto mereka bisa saja jatuh kebawah dan mati bersama namun Boruto masih tetap tenang.

"Tutup matamu" bisik Boruto dan Sumire pun menutup matanya lalu perlahan tangan Boruto melepaskan pegangannya ke tepian jendela kelas hingga mereka kembali terjun bebas kebawah.

Brak

"Fyuhh untung saja kau tidak jadi mayat, akan lucu jadinya jika kalian bunuh diri ganda" Mitsuki berhasil memposisikan matras itu bersama Kawaki tepat sebelum Boruto dan Sumire terjatuh.

----TBC----
NEXT ATAU END? AKU BISA AJA TAMATIN CERITA INI DIPART SELANJUTNYA KARENA INI UDH BISA DIJADIIN ENDING BAHAGIA MENURUTKU ATAU MAU AKU TAMBAHIN KONFLIK LG BIAR TAMBAH PANJANG GTH

OH SORRY AKU GK NGEGAS KOK AKU CUMA PKE CAPSCLOK😂

OH SORRY AKU GK NGEGAS KOK AKU CUMA PKE CAPSCLOK😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kawasara : Why you care?! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang