Aku berjalan beriringan bersama Dave. Restauran ini benar benar mewah, dan bergaya Itali klasik. Aku bisa melihat disana ada 2 orang laki laki dan 1 perempuan, yang sedang asik tertawa. Mereka seakan tidak menghiraukan sekeliling yang menatap mereka.
Dave berdehem dan wajahnya berubah datar. Seketika sahabatnya itu menoleh ke arahnya dan tersenyum lebar.
"Eh si manusia es dateng, sama putri cantik. Pacar baru?" Tanya salah satu lelaki yang sepertinya keturunan Arab.
"Kenalin ke kita dong, masa lo lama ngilang terus dateng dateng bawa pacar. Jahat lo gak nungguin gw, gw sendiri nih yang masih jomblo." Cetus sang cowok yang keliatan Indo banget. Mereka semua tampan dan cantik tapi menurutku Dave lebih tampan.
"Hai, namaku Latisha McKenzie. Adiknya Dave. Baru kali ini loh, aku liat dia jalan sama perempuan apalagi secantik kamu." Sapa perempuan bernama Latisha tersebut.
"Vanya, Vanya Lavena." Kataku memperkenalkan diri pada Latisha.
"Lucas Muller, panggil aja Luke" ucap pria yang Indo banget tapi namanya bule banget.
"Jarvis Athallah, panggil Jay aja" ucap pria yang keturunan Arab itu.
Setelah berkenalan dan berbasa basi kami semua larut dalam pembicaraan ringan kami juga mencicipi beragam makanan di restauran ini dan tanpa aku sadari kepalaku terasa berat karena minuman beralkohol yang daritadi ku tenggak karena tawaran yang lainnya. Aku masih dapat mendengar dengan jelas namun kepalaku terasa semakin berat dan aku tertawa tanpa bisa di kontrol.
"Sebaiknya lo bawa Anya pulang, dia sudah cukup mabuk dan ini juga sudah cukup malam" ucap Jay mengusulkan.
"Gw juga mau nge bawa di pulang, kasihan. Yaudah gw pulang dulu." Pamit Dave lalu memapahku keluar restauran.
"Dave, taukah kau bahwa kau sangaaattt... tampan. Aku membayangkan jika menjadi pacarmu dan aku akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini" ucapku meracau setelah masuk ke dalam mobil. Aku juga tak mengerti apa yang aku ucapkan jadi aku hanya mengucapkan apa yang ada di pikiranku.
"Kau juga sangat cantik sayang" ucap Dave. "Maafkan aku" lanjutnya yang tak ku mengerti maksudnya sama sekali, lalu aku terlelap.
----------
Author POV
"Anya, kau bisa melepaskan peganganmu sekarang." Ucap Dave berusaha melepaskan pelukan Anya.
"Tidak tidak, biarkan seperti ini dulu" kata Anya singkat dan sebelum Dave dapat menjawab Anya membungkam bibir Dave dengan bibirnya. Saling bartautan dan ciuman yang tadinya lembut sekarang menjadi lebih menuntut dan panas.
"Anya, kalau kau tidak menyudahi nya sekarang, jangan menyesal jika aku menerjangmu sekarang." Ucap Dave dengan tatapan yang menahan gairah. Ia tentu mau melakukannya tapi ada satu hal yang menghalangi niat Dave.
Anya lalu membuka kemeja Dave dan membuangnya ke sembarang tempat, ia berubah menjadi wanita yang liar. Dave hanya menikmati permainan Anya dan menganggap itu adalah jawaban ya dari Anya.
Dave lalu membawa Anya ke kamarnya dan melakukan apa yang sudah di tahannya tadi. Dave tau Anya pasti akan membencinya dan Dave sudah mempunyai alasan, dia akan bertanggung jawab apapun yang terjadi.
----------
Aku mengerjapkan mata dan merasakan sakit kepala yang amat sangat mengganggu. Aku juga merasakan linu di bagian kewanitaanku, aku melihat sekeliling dan aku sadar aku ada di kamarku tapi aku merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangku. Aku melihat pakaianku dan Dave yang sudah berserakan di lantai dan kita berdua hanya di tutupi sehelai selimut.
"Kenapa Dave? Kenapa?" Aku menangis terisak menyadari bahwa aku sudah tidak perawan lagi. Merasa terganggu, Dave langsung bangun dan memelukku tapi aku menepisnya kasar.
"Jangan sentuh aku, aku kira kau..." aku tak sanggup melanjutkannya dan malah menangis terisak.
"Anya, aku janji akan tanggung jawab. Okay, kamu tenang. Kalau bisa kita sekarang mengurusnya, maafkan aku tidak bisa menahan diri semalam. Kau yang memulainya" Ucap Dave panik lalu berubah sendu
"Kau menghancurkan semuanya Dave, semuanya! Dan kau menyalahkanku? " Teriakku marah.
"Anya, aku akan bertanggung jawab, percayalah ku mohon. Aku tidak menyalahkanmu." ucap Dave sambil memelas dan menarikku dalam pelukannya.
Aku membiarkan Dave memelukku. Dave akan bertanggung jawab dan aku harus berusaha tenang. Jangan panik dan semua pasti ada jalan keluarnya. Aku dan Dave hanya berpelukan dalam diam, memikirkan ke depannya bagaimana kehidupan kita berdua nantinya.
"Aku mencintaimu, okay. Aku akan bertanggung jawab. Aku akan urus semuanya" ucap Dave sambil mengelus kepalaku.
"Aku... ak" aku tak bisa berkata kata, aku terlalu lelah lahir dan batin. Aku kembali menangis dalam diam mengetahui hidupku hancur sudah. Sebentar lagi aku menjadi ibu rumah tangga dan mengurungkan cita citaku.
"Tidak usah di teruskan, aku mengerti. Maafkan aku" ucap Dave lembut dan mengeratkan pelukannya. "Aku mencintaimu" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanya (tdk dilanjutkan)
Romance"apapun yang kukatakan nantinya, kumohon percayalah" mohon lelaki tersebut lirih. "aku tak bisa" ucap sang perempuan datar. "kenapa?" sang lelaki bertanya, tapi bagai bisikkan. "kau yang membuatku seperti ini" ucap sang perempuan tetap datar. "aku m...