Part 17

1.8K 226 56
                                    

Halo apa kabar?
...

Hari ini harusnya menjadi hari yang paling ia nantikan, besok adalah natal. Putra tertua keluarga Byun itu telah merencanakan banyak hal dari jauh-jauh hari. Tapi pada akhirnya rencana hanya akan menjadi rencana. Kedua orang tuanya belum kembali dari kunjungan ke Jepang. Harusnya pagi ini mereka pulang, tapi batal dan baru bisa kembali besok. Sedangkan Sehun, pria itu sudah berjanji akan mengosongkan jadwal untuk hari ini dan besok. Tapi tetap saja berakhir pergi juga. Entah apa yang ia sibukkan, Baekhyun terlanjur kesal jadi tak sempat mendengar alasan adiknya tadi.

Besok natal, tapi hari-harinya bahkan tak jauh berbeda dari biasanya. Baekhyun pikir malam ini mereka bisa berkumpul bersama dan merayakan natal seperti dulu. Tapi ternyata tidak.

Kalau begini Baekhyun jadi rindu London, setidaknya disana ia bisa pergi dengan bebas, menghabiskan waktu sesuka hati. Atau pergi dengan teman-temannya dimalam natal nanti. Sedangkan disini? untuk sekedar membeli americano saja harus diikuti bodyguard.

Jam masih menunjukkan pukul 1 siang, dan Baekhyun seperti tak memilki semangat hidup. Dari pagi pria itu hanya menghabiskan waktu bergulung dengan selimut tebalnya, memeluk boneka beruang besar yang ia bawa dari London.

Ponselnya kembali berdering, dengan malas tangan Baekhyun terulur kearah nakas. Jika beberapa jam lalu dari Sehun, kali ini dari orang yang berbeda.

"Hm?" jawabnya tak minat begitu mengangkat panggilan.

"Moodmu sedang buruk ya?" Suara disebrang sana menebak cepat begitu mendengar guamaman Baekhyun.

"Tidak" si mata sabit berusaha mengelak, ia malas jika harus ditanyai macam-macam.

"Jangan membohongiku, ada apa? hari ini ditinggalkan sendiri lagi?" Sekali lagi pria itu menebak dengan tepat. Baekhyun juga tidak mengerti bagaimana orang disebrang sana bisa langsung tahu keadaan moodnya hanya dari sambungan telpon.

"Kau tak ingin bicara denganku?" Baekhyun terdiam, sebenarnya ia butuh teman mengobrol. Atau mungkin seseorang yang mau ia ajak pergi keluar dan menemaninya seharian ini. Tapi belum sempat mengatakan apa yang hendak ia ujarkan pria disebrang sana kembali bersuara.

"Ya sudah kalau begitu. Ku tutup."

Tut

Dan, panggilan benar-benar diakhiri sepihak. Baekhyun sontak menarik ponsel dari telinganya. Mulutnya sedikit terbuka, tidak percaya bagaimana hari ini Chanyeol juga berlaku sama menyebalkannya dengan yang lain. Tidak, bahkan lebih menyebalkan dari apapun.

"Yah! Apa-apaan?! Kenapa tiba-tiba menutupnya?! Aku bahkan belum sempat mengatakan apapun, Dasar Park menyebalkan!" gerutunya meluap-luap mengeluarkan segala amarah yang tak mampu lagi ia tahan.

"Bukankah beberapa minggu lalu dia bilang ingin menjadi kekasihku? Tapi bagaimana bisa berperilaku begini? Aku bersumpah takkan menjawab pertanyaan bodohnya! Mati saja sana!!!" Baekhyun dengan kesal melempar ponsel tak berdosanya. Kemudian mengubur semakin dalam dirinya dibalik selimut.

...

Acara bermalas-malasannya terganggu begitu Baekhyun menangkap suara gaduh dari ponselnya lagi. Dengan setengah hati pria itu bangun dari berbaringnya. Mencari dimana benda persegi panjang yang tadi ia lemparkan.

Love Live London [Chanbaek END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang