Dingin semakin menyusup pada tubuh yang tanpa selimut, membangunkan sosok Baekhyun dari tidur singkatnya. Pening pertama mendera begitu membuka mata dan beranjak duduk. Hening, gelap, dan hampa, kamar besarnya semakin membuatnya kecil. Merasa tenggelam sekaligus terkurung. Tidur selalu tak nyenyak dengan segala tingkat stress yang semakin menjadi.
Baekhyun menemukan ponsel yang beberapa hari terakhir ia abaikan teronggok menyedihkan kehabisan baterai. Jika tak ingat ada seseorang yang menunggu kabar darinya, mungkin ia tak akan mau mengisi daya benda itu.
Lama hanyut dalam keheningan, telinganya menangkap sebuah suara yang sedari tadi mengusik. Baekhyun menoleh, dahinya mengerut. Terdengar seperti lemparan benda keras yang mengenai kaca, dari arah balkon. Tak tahan dengan penasaran Baekhyun akhirnya menyingkir dari ranjang, melihat gerangan apa yang ada disana.
Tanpa keraguan tangannya bergerak menggeser pintu menuju balkon. Kosong, hanya ada sedikit cahaya membuat penglihatannya terbatas. Hazel coklat mengerling menyisir tiap sudut memastikan tak ada yang terlewat. Tetap nihil, pemuda itu hampir masuk kembali. Tapi urung ketika sebuah batu kecil terbungkus kertas mendarat tepat disamping kakinya.
Alis Baekhyun terangkat membaca tulisan yang tertera di sana. Mengikuti isi dalam kertas, tubuhnya ia bawa mendekati pagar pembatas. Menjatuhkan pandangan kearah halaman belakang. Dan kontan mata sipit itu membeliak terkejut.
Siapa yang menyangka Chanyeol bernyali besar datang menemuinya. Berdiri menjulang dengan tangan melambai dan senyum manis tersemat disana.
Baekhyun yang belum kembali dari terkejut kelabakan ketika pemuda itu tiba-tiba menghilang dari pandangan. Ia bawa tubuhnya semakin merapat kearah pagar balkon. Melihat lebih jauh apa yang coba pria itu lakukan.
Mata tak henti melirik kesana kemari memastikan tak ada orang lain selain mereka berdua. Baekhyun buru-buru menyembunyikan pria tinggi itu. Menariknya masuk kedalam kamarnya. Tak lupa mengunci pintu dan menyembunyikan tangga yang digunakan si jangkung untuk memanjat.
"Kau pasti sudah benar-benar gila!" Baekhyun mengutuk, organ jantungnya hampir jatuh ke lantai. Ia tak mengerti apa yang dipikirkan Chanyeol hingga nekat datang.
"Aku merindukanmu"
Dua kata singkat dan Baekhyun tercenung. Memandang Chanyeol lamat sedang sosok itu tersenyum teduh.
Yang sipit memutus kontak, nafasnya ia buang kasar, wajah kusutnya diusap asal "Bagaimana jika Ayahku menangkap basahmu?"
"Maka aku akan menyapanya dengan sopan"
"Chanyeol!" Baekhyun berubah semakin kesal tapi tak bohong ia juga merasa senang pemuda itu datang. Chanyeol begitu ceroboh dan terlalu bernyali, bukankah seharusnya ia tahu bagaimana resikonya.
"Kau tidak merindukanku?" tanya Chanyeol menariknya dalam sebuah pelukan.
Sepersekian detik tubuhnya kaku, terkejut dengan perlakuan si tinggi yang tiba-tiba. Dadanya kembali berdesir. Merasakan hangat dan nyaman yang teramat dalam. Hingga terhanyut dalam luapan rindu pada dekap itu.
Mendadak otaknya memberikan alarm peringatan, perasaan takut berangsur-angsur melingkupinya. Semakin gila saat Chanyeol semakin erat mendekapnya yang berusaha berontak.
"Jangan seperti ini, bagaimana jika ada yang melihat"
Yang jangkung membalas sebuah gelengan, kembali menyamankan diri. Menyerukkan kepala semakin dalam pada leher si mungil. "Kau sudah mengunci pintu, lagipula ini tengah malam. Semua orang sudah tidur"
Baekhyun brakhir pasrah, menikmati degupan jantung yang seirama dengan milik pria yang berhasil mengambil hatinya. Tangannya balas merengkuh pinggang Chanyeol. Menghirup aroma tubuh yang entah selalu membuatnya lebih tenang. Ikut menyalurkan rindu yang beberapa hari tak tersampaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Live London [Chanbaek END]
FanfictionTentang Chanyeol, Baekhyun, dan London. Baku First work, semoga suka. Start : 7 Oktober 2020 End: 8 Oktober 2021