Part 22

1.6K 199 14
                                    

Dikelilingi orang-orang Jepang begitupula bahasanya membuat Baekhyun merasa asing. Ini memang bukan pertama kali ia pergi ke Jepang, tapi entah mengapa Osaka terasa berbeda.

Tautan tangannya dengan Chanyeol semakin erat ia genggam, Baekhyun tidak ingin kehilangan dan berakhir tersesat di negri orang. Langkah kaki membawa mereka berdua memasuki salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa potong pakaian dan bahan makanan.

Baekhyun tengah fokus pada deretan baju yang tergantung rapi di rak-rak pakaian sedangkan Chanyeol sibuk memperhatikannya. Wajah cantik Baekhyun terlihat begitu serius memilih beberapa atasan dan Chanyeol tak bisa menahan tangannya untuk menyentuh pipi halus itu pelan.

"Kenapa serius sekali? Kau selalu bagus memakai apapun." Ujar Chanyeol karena ini sudah hampir setengah jam berlalu dan Baekhyun tak kunjung memilih satu potong pakaian pun.

"Aku harus lihat harga dan kualitasnya dulu, kita harus berhemat." usapan si tinggi terhenti, ada rasa bersalah yang perlahan memenuhi perasaannya setelah mendengar kalimat Baekhyun.

"Maafkan aku."

Nada bicara Chanyeol berubah sendu membuat Baekhyun meliriknya sekilas. Baekhyun tersenyum tipis mendapati wajah Chanyeol murung.

"Kau tidak melakukan kesalahan kenapa meminta maaf? Ini juga pilihanku, tak perlu merasa bersalah." Ucap Baekhyun mengambil kemeja panjang berwarna mint dan kaos putih untuk diletakkan dalam keranjang belanjaan.

"Andaikan saja aku memiliki persiapan yang cukup, mu-"

"Ssst, ada disini bersamamu sudah lebih dari cukup." Baekhyun meletakkan jari lentiknya menghentikan Chanyeol. Mata mereka saling bertukar pandang. Jari itu Chanyeol tangkap, beralih menggenggam tangan Baekhyun dan mengecupnya pelan "Terimakasih karena telah percaya padaku"

Baekhyun memberikan senyum manis sebagai balasan, kemudian melanjutkan acara belanjanya.

Selesai berkeliling dan mendapatkan seluruh keperluan yang mereka butuhkan keduanya bertolak untuk kembali ke flat, tapi sebelum itu Chanyeol memutuskan untuk mengajak Baekhyun mampir di sebuah kedai pinggir jalan. Salah satu kedai yang selalu ia kunjungi ketika pergi ke Osaka.

Kedainya cukup ramai, tak tahu kenapa itu membuat Baekhyun sedikit tidak nyaman.

Baekhyun reflek menahan tangan Chanyeol ketika pemuda itu tiba-tiba berdiri. "Aku hanya pergi ke toilet." jelas Chanyeol mengelus kepalanya sayang. "Hanya sebentar"

Seharian ini Chanyeol jelas menyadari jika kekasihnya terus-terusan menempel padanya, benar-benar tak ingin terpisahkan. Bukannya Chanyeol merasa risih, ia hanya heran karena tidak biasanya Baekhyun sangat clingy seperti ini.

"Cepat kembali" ujar si mungil melepaskan tangannya berat. Entahlah Baekhyun merasa resah, di dalam kepalanya itu tidak bisa berhenti membayangkan hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.

Sebuah Coffe Latte dan camilan berbahan strawberry telah tersaji di meja, Baekhyun menatapnya kosong. Belum berselera untuk memakannya.

Jeda lama hingga ia memutuskan untuk mencicipi sedikit minuman dalam cangkir. Gerakan tangan yang hendak meraih minuman terhenti begitu seseorang tiba-tiba menginterupsi.

"B-byun Baekhyun?" Baekhyun mengangkat pandangan dan ia tak bisa berkata-kata lagi saat melihat siapa pria yang barusan memanggilnya.

"Aku tidak percaya bahwa ini benar-benar kau"

Shim Changmin, cinta pertama sekaligus sosok yang begitu melekat dihatinya. Kenangannya takkan pernah Baekhyun lupakan, begitupula dengan caci makiannya dulu. Terlalu dalam membekas di hati, hingga Baekhyun sendiri tak tahu bagaimana caranya lupa.

Love Live London [Chanbaek END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang