Part 3

2.4K 312 35
                                    


***

Chanyeol memasuki apartemen yang akan ia tempati. Tidak terlalu besar tapi cukup terawat dan nyaman. Terdapat dua kamar sama besar yang saling bersebelahan, ruang menonton tv, dapur, ruang makan, serta sebuah kamar mandi. Perabotan dapurnya cukup lengkap, chanyeol bisa menggunakannya jika ingin. Tapi sayangnya tidak ada apapun untuk saat ini. Semuanya terlihat bagus, hanya saja sedikit berdebu. Seperti yang baekhyun katakan.

Chanyeol memilih satu kamar untuk ia tempati. Meletakkan gitar kesayangannya di ujung ruangan. Selanjutnya mengambil tas untuk mengeluarkan satu-satunya baju yang masih bersih dari sana. Chanyeol hanya punya 3 baju ganti termasuk yang ia pakai, itu saja baru ia beli ketika di London.

Setelah siap dengan baju ganti, ia bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sudah seharian ini ia tidak menyentuh air samasekali. Tubuhnya terasa lengket, tidak nyaman. Sebelum benar-benar menginjakkan kakinya ke kamar mandi tiba-tiba ia berhenti. sebentar, chanyeol jadi kepikiran sesuatu. Ia mengendusi sebagian anggota tubuhnya, mengecek sebau apa aromanya. Setelah itu menghela nafas lega sambil sedikit menganggukan kepalanya. Chanyeol bersyukur karena tubuh atletisnya tidak sebau yang dipikirkan. 'Semoga Brian tidak mencium bau apa-apa saat aku menggendongnya tadi' monolognya dalam hati.

...


Matahari sudah terbit berjam-jam lalu. Tapi seseorang masih bergelung nyaman dengan selimutnya. Suara bel pintu sedari tadi terus berteriak minta agar pintu segera dibuka. Mulai terusik. Chanyeol, sosok dibalik selimut itu menggeliat, meregangkan tubuhnya kemudian membuka mata. Menengok kearah jam diatas meja. Terdengar suara decakan keras keluar dari belah bibirnya. Bagus sudah jam satu siang. Padahal rencananya dia akan mencari kerja hari ini. Tapi jam segini ia malah baru bangun, dasar payah. Chanyeol beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintu. Berjalan dengan sedikit sempoyongan.

CKLEK

Disana berdiri pria pendek dengan sebuah piring ditangannya.

"kau baru bangun?" tanya pria itu, chanyeol hanya menganggukan kepala. Nyawanya masih belum terkumpul dengan sempurna.

"Masuklah" ucap chanyeol sambil membukakan pintu lebih lebar.

"tidak perlu, aku hanya mau memberikan ini" ucap baekhyun, sang pelaku yang telah mengganggu tidur nyenyak chanyeol.

"letakkan saja didapur, aku mau mencuci muka" suaranya semakin mengecil diakhir kalimat. Bersamaan dengan sosoknya yang menghilang dibalik pintu kamar mandi. Meninggalkan baekhyun yang masih berdiri didepan pintu.

Tak ada pilihan lain selain masuk kedalam sana. Baekhyun meletakkan piring berisi spaghetti itu di meja makan. Setelahnya ia melihat-lihat keadaan apartemen yang chanyeol tempati. Cukup lama ia tidak berkunjung kemari. Terakhir kali sepertinya saat Alice mengundangnya makan malam. Kurang lebih 1 bulan lalu, sebelum wanita itu pergi mengunjungi putrinya.

Chanyeol muncul dengan wajah yang lebih segar. "apa yang kau bawa?" tanyanya.

"spaghetti" jawab baekhyun sambil menolehkan kepalanya kearah chanyeol.

"kau memasaknya sendiri?" yang lebih tinggi sambil mendudukkan diri dikursi depan baekhyun.

"tidak, itu dari temanku. Dia membawa terlalu banyak jadi aku memberikan sebagian untukmu" Temannya datang pagi tadi. Mendengar Baekhyun sakit mereka berkunjung dengan membawakan makanan serta obat.

"temanmu baik sekali " ucapnya sambil mulai mencicipi makanan yang baekhyun bawa. "bagaimana kakimu?" tanya chanyeol disela-sela mengunyah makanannya.

"lebih baik"

"bagus, jangan lupa mengompresnya dan jangan lupakan obatmu" lanjutnya
.
.
.
Suasana menjadi sedikit hening.
Hanya ada suara dentingan garpu, yang beradu dengan piring. Chanyeol sibuk dengan acara makannya. Melupakan sosok yang sedari tadi tengah memperhatikannya.

Love Live London [Chanbaek END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang