"Maksud kamu?" Tanya Yuta bingung dengan pernyataan Jaemin.
"Apa tanggapan Appa kalau misalkan Eomma meninggalkan kita bukan karena Eomma tidak sayang dengan kita atau Eomma memilih Huang Hendery dibanding Appa, melainkan ancaman dari Haraboji?" Tanya Jaemin.
"Untuk apa Haraboji mengancam Eomma-mu? Eomma-mu yang memang memilih itu semua, kau tidak baca surat yang Eomma-mu tulis? Eomma-mu bilang ia ingin ke Hendery." Kekeh Yuta.
"Bagaimana kalau Eomma menulis itu karena ancaman Haraboji?" Tanya Jaemin lagi.
Baru saja Yuta ingin membalas perkataan Jaemin, ponselnya bergetar. "Jaemin, Appa angkat telepon dahulu." Ujar Yuta lalu mulai mengangkat telepon.
Jaemin tetap menunggu Yuta, ia ingin masalah dalam keluarganya selesai supaya tidak ada kesalahpahaman antara Appanya dan Eommanya. Jaemin juga sangat ingin Eomma dan Appanya kembali, ia mau keluarganya utuh dan tinggal bersama. Appa, Eomma, dirinya dan juga kakak kembarannya Renjun.
"Jaemin-ah, kita teruskan nanti. Appa harus ke perusahaan sekarang, perusahaan Appa ada masalah penting." Ujar Yuta yang baru kembali lalu langsung pergi tanpa menunggu balasan dari Jaemin.
Jaemin yang melihat itu langsung mengejar Appa-nya. Memegang pergelangan tangan Appa-nya. "Appa, aku mohon. Aku minta waktu 5 menit saja un--"
"Jaemin sayang. Appa janji akan pulang cepat setelah masalah perusahaan selesai." Balas Yuta.
Dengan helaan nafas pasrah, Jaemin melepaskan cekalan tangannya. Yuta pun langsung pergi setelah cekalan tangan Jaemin terlepas.
Dengan gontaian malas, Jaemin masuk kedalam rumahnya dan langsung masuk kedalam kamarnya. Ia rebahkan tubuhnya diatas kasur berukuran Queen Size, membuka ponselnya hanya untuk melihat hasil jepretan foto diary Winwin dan juga foto Winwin bersama Renjun.
"Tenang saja, aku akan membawa kalian kembali." Gumam Jaemin yang terus memandangi foto itu sampai dirinya terlelap kealam tidur.
***
Pagi harinya Jaemin melakukan aktivitas seperti biasanya. Tidak seperti dirumah Renjun, Winwin selalu datang kekamar Renjun untuk membangunkannya, ah ralat hanya untuk melihat apakah dia sudah bangun atau belum. Berbeda jika dirumahnya, bibi Chulso yang selalu melihatnya.
Setelah rapih dengan seragam serta pesiapan dan perlengkapan sekolahnya, Jaemin langkahkan kakinya menuju ruang makan.
Menuruni untaian tangga sampai pada akhirnya ia sampai diruang makan. Diruang makan sudah ada haraboji dan Jenna.
"Pagi Haraboji." Sapa Jaemin lalu mendudukkan bokongnya dibangku berhadapan dengan Haraboji serta Jenna.
Mereka makan dengan hikmat. "Appa dimana?" Tanya Jaemin.
"Appa-mu sedang mengurusi perusahaan, ia berangkat pagi sekali." Jawab Jenna yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Jaemin.
Setelah makan, mereka mulai meninggalkan ruang makan, Jaemin langsung meninggalkan rumahnya dan bergegas kesekolah diantar supir pribadinya.
Disekolah, Jaemin mulai membuka tasnya, mengambil plastik untuk memunguti sampah yang akan keluar dari dalam lokernya. Setelah mengambil, Jaemin membuka lokernya dan terkejut bahwa tidak ada sampah yang keluar dari dalam loker.
'Apakah temannya sudah pada bosan mengerjainya?' Pikir Jaemin tapi ia tidak ambil pusing. Jaemin lebih memilih mengambil bukunya yang ia taruh loker lalu masuk kedalam kelas. Kembali menjadi Jaemin sang penyendiri.
Biasanya, Jaemin ditemani Mark ketika ia bersekolah disekolah Renjun. Namun kali ini Jaemin harus kembali menjadi Jaemin sipenyendiri, tidak ada Mark yang menemaninya, mengajaknya ngobrol, mengajaknya kekantin bahkan mengajaknya keluar hanya sekedar makan atau bermain ditaman dekat rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NA FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN (DONE)
Teen FictionINI CERITA KHUSUS NA FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, NAKAMOTO YUTA, DONG SICHENG (WINWIN), HUANG RENJUN, DAN NA JAEMIN! ...