3. Student Exchange

3.4K 436 6
                                    

Jaemin membaringkan tubuhnya diatas kasur. Meratapi dinding kamarnya dalam hening, pikirannya entah kemana.

"Eomma, Eomma kemana? Kenapa tidak membawa Nana kalau Eomma pergi. Apa Eomma tidak sayang Nana? Nana rindu Eomma." Gumam Jaemin yang saat ini memejamkan matanya.

Ya, Jaemin rindu ibunya sejak kecil. Walaupun ia tidak pernah bertemu dengan ibunya sejak kecil, tapi Jaemin yakin kalau ibunya masih ada diluar sana. Jaemin terus menunggu agar ibunya kembali dan mengambil Jaemin dari sini.

Ayahnya bilang kalau Jaemin ditinggalkan ibunya sejak ia lahir. Tapi Jaemin tidak mempercayai omongan Ayahnya. Jaemin yakin kalau Ibunya pasti mempunyai alasan tersendiri kenapa ia meninggalkan Jaemin.

Sudah 15 tahun Jaemin bertahan hanya untuk melihat ibunya. Menahan berbagai siksaan dari Jenna selaku sepupu yang dibanggakan kakeknya. Jenna akan memperlakukan Jaemin dengan baik kalau Kakeknya dan ayahnya sedang berada dirumah. Kalau mereka berangkat kekantor, Jadilah Jaemin si Cinderella.

*toktoktok* ketukan pintu membuyarkan lamunan Jaemin. Dengan langkah malas, Jaemin membuka pintunya. Terdapat Chulso yang sedang membawa makanan serta susu putih hangat untuk Jaemin. Jaemin mempersilahkan Chulso masuk kedalam kamarnya, mereka duduk disofa kamar Jaemin.

"Noona makan ya. Noona kan belum makan sejak sore." Bujuk Chulso.

Jaemin mendengus pasrah lalu mengangguk menerima suapan dari Chulso. Chulso tersenyum ketika Jaemin memakan suapannya.

Setelah makan, Jaemin meminum susu hangat yang dibuatkan Chulso.

"Nah, sekarang Noona istirahat. Besokkan sudah mulai sekolah lagi." Ujar Chulso seraya membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan Jaemin.

Jaemin mengangguk patuh lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur, Jaemin menarik selimutnya hingga menutupi lehernya, memejamkan matanya untuk menuju kealam mimpi.

---

Pagi tiba, Jaemin sudah siap dengan segala keperluannya untuk berangkat sekolah. Ia menaruh tasnya dikedua pundak Jaemin. Melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dengan malas. Menuruni anak tangga dan menuju ruang makan. Disana sudah terdapat Kakeknya yang sedang bersiap untuk sarapan serta Jenna yang berpura-pura menyiapkan sarapan mereka.

"Pagi Haraboji!" Sapa Jaemin dengan senyum tipisnya lalu duduk disamping kakeknya.

Kakek Na membalas senyum tipis Jaemin dengan senyum merekah miliknya. "Pagi Na." Sapa balik kakeknya.

Mereka bertiga makan dengan hikmat. sesekali Jaemin menyahuti pertanyaan kakeknya. Setelah selesai makan, Jaemin pun pamit untuk ke sekolah.

Sampai disekolah, Jaemin melakukan kegiatan biasa setiap hari yang ia kerjakan. Merapihkan lokernya dari sampah, dan berlenggang pergi menuju kelas. memperhatikan guru yang sedang menjelaskan seraya mencatat materi penting yang guru terangkan hingga istirahat.

Ketika istirahat pun Jaemin memilih menyendiri. mengambil makanan yang telah tersedia dikantinnya lalu beranjak menuju halaman belakang yang jarang dikunjungi. Entahlah, katanya halaman belakang ada hantu, makanya jarang ada orang yang pergi kesini.

Berbeda dengan Jaemin yang memilih menyendiri dihalaman belakang. Saat ini Renjun sedang mengedarkan pandangan menelusuri kantin dengan membawa makanan yang ia pegang bersama Mark yang ada dibelakangnya.

"Tidak ada tempat lagi Njun." Gumam Mark tepat disamping Renjun.

Renjun menggeleng lalu menggebrak salah satu meja. "Pindah!" Titah Renjun kepada keempat murid yang sedang menyantap makananya.

Keempat murid itu hanya mendesah pasrah lalu pergi dari hadapan Renjun.

"See? Pasti selalu ada tempat kosong kalau kau memintanya Mark." Ujar Renjun lalu duduk dibangku yang telah kosong.

Mark hanya meringis melihat kelakuan Renjun. 'Meminta' katanya? Itu lebih tepat dengan merebut menurut Mark.

Renjun menyantap makanannya dengan lahap hingga tak tersedia. "Mark, bolehkah aku menambah? Aku masih lapar." Pinta Renjun diirngi puppy eyes miliknya.

Mark menoleh menatap Renjun, menganggukan kepalanya lalu mengeluarkan uang beberapa won dan memberikannya kepada Renjun. "Beli-lah yang kau inginkan." Ujar Mark yang membuat Renjun senyum merekah.

"Terima kasih Mark!" Ujar Renjun lalu memesan makanannya lagi dengan uang yang diberikan Mark.

Eits! Kalian jangan salah sangka! Renjun tak memalak ataupun meminta  Mark! Mark mengajaknya dan berjanji mentraktir dirinya.

Setelah membayar makanannya, Renjun kembali ke kursinya dan mulai memakan Ramyeonnya lagi.

"Apakah kau akan memberitahu kepada Eomma-mu tentang program pertukaran pelajar?" Tanya Mark yang membuat Renjun menghentikan makannya.

Renjun menghela nafasnya kasar lalu mengedihkan bahunya menghadap Mark. "Tidak tahu." Jawab Renjun.

Ya, tadi gurunya memberitahu bahwa sekolahnya mengadakan pertukaran pelajar ke Seoul dan dari Seoul akan ada di Busan. Renjun adalah salah satu pelajar yang akan dikirim kesana dikelasnya.

"Nanti Eomma-ku bagaimana? Ia akan sendiri dirumah. Aku tidak tega meninggalkan Eomma-ku." Gumam Renjun.

Mark terkekeh melihat Renjun mengembungkan pipinya. 'Menggemaskan'hal yang terlintas dipikiran Mark saat ini. "Coba saja kau beritahu dulu. Tenang saja, ada aku yang akan menjenguk Eomma-mu." Jelas Mark kepada Renjun yang saat ini dilema.

---

Saat dirumah, Renjun meletakkan tasnya disamping dirinya. Memejamkan matanya untuk mengistirahatkan pikirannya yang terus bersarang mengenai pertukaran siswa.

"Renjun. Kau sudah pulang?" Tanya Winwin yang menghampiri Renjun dari arah dapur seraya membawa kue ditangannya.

Renjun yang tadinya memejamkan mata, ia menegakkan tubuhnya. "Eoh, Eomma kenapa ada disini? Tidak bekerja?" Tanya Renjun.

Winwin menggeleng lalu duduk disamping Renjun. "Seluruh karyawan dipulangkan lebih awal karena restaurant sedang dihias untuk pembokingan party ulang tahun." Jelas Winwin yang dibalas anggukan oleh Renjun.

"Ada apa Renjuniee?" Tanya Winwin seraya mengusap rambut belakang Renjun.

Renjun menghela nafasnya panjang. Ibunya selalu tau kalau dirinya sedang berfikir, sakit ataupun terkena masalah. "Sekolahku mengadakan pertukaran pelajar ke Seoul, dan aku menjadi salah satunya." Jawab Renjun ragu.

Winwin tersenyum senang. "Bagus kalau seperti itu. Kau akan menambah pengetahuan serta pengalaman baru disana." Ujar Winwin.

"Tapi, Eomma--"

"Eomma tidak apa-apa Renjuniee. Kau harus pergi agar wawasanmu luas. Eomma akan menelepon-mu ketika waktu senggang." Ujar Winwin.

Dengan langkah berat, Renjunie menganggukan kepalanya setuju akan nasihat Winwin.

"Kapan kau akan berangkat?" Tanya Winwin.

"Lusa." Jawab Renjun.

***

"Apakah kau sudah memesan tiket serta penginapan disana?" Tanya Yuta kepada Jaemin yang tengah menunduk.

Jaemin menggeleng sedangkan Yuta menghelas nafasnya menghampiri putrinya dan mengusap rambut belakang Jaemin. "Appa izinkan. Appa akan mengurus segala sesuatu untukmu mulai dari tiket kesana serta penginapan." Ujar Yuta.

Jaemin tersenyum lalu memeluk Yuta. "Makasih Appa." Ujar Jaemin.

Yuta yang masih membelai kepala Jaemin, mengangguk dan tersenyum seraya membalas pelukan putrinya. "Kapan perginya?" Tanya Yuta.

"Lusa." Jawab Jaemin.

"Oke. Besok kita pergi ke mall, beli segala keperluan untukmu disana." Saran Yuta.

Jaemin mengangguk. Ia mengucap rasa syukur ketika mengetahui ayahnya telah pulang ketika ia pulang sekolah dari rumahnya.

Kalau Ayahnya tidak pulang, pasti akan susah mendapat ijin dari kakeknya karena sudah dikontaminasi dengan bisikkan Jenna.

NA FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang