11. Little Bitch

3.3K 410 55
                                    

HAPPY BIRTHDAY TO ME! THAT'S MY BIRTHDAY🎂🥂 20th years old to me🤗

****

"Winwinie, Kau tidak apa-apa?" Tanya Jungwoo selaku teman kerja Winwin.

Winwin mengerjap. "Aniya, aku tidak apa-apa." Ujar Winwin.

Ya, Winwin sedaritadi melamun. Memikirkan tingkah laku anaknya yang berubah drastis. Winwin sempat berfikir kalau itu bukan anaknya, Huang Renjun. Melainkan Na Jaemin, anaknya yang berada ditangan Yuta.

Tapi mana mungkin?! Yuta tinggal di Jepang! Tidak mungkin ia ke-Korea! Untuk apa?!

Sudah puluhan tahun Winwin menghindari Yuta, ia bahkan tidak pernah mengunjungi kota kelahirannya di China. Jadi, tidak mungkin Yuta ada disini.

Namun rasa rindu Winwin kepada anaknya Na Jaemin dan Yuta tak pernah luntur. Ia sangat merindukan mereka berdua. Terlebih Na Jaemin yang tidak pernah merasakan kasih sayang dirinya. Bahkan Jaemin tidak pernah melihat rupa dirinya yang melahirkan Jaemin.

Setiap malam Winwin selalu dihantui rasa bersalah. Ia selalu memimpikan Yuta dan anaknya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Perjanjian itu! Winwin tidak mau mengambil resikonya. Keluarga Yuta benar-benar bahaya. Ia tidak mau kehilangan putrinya lagi. Cukup Jaemin yang berada diluar jangkauannya. Tidak dengan Huang Renjun.

"Winwinie! Kau mendengarkanku?!" Tegur Jungwoo.

"Ah?! Ne?! Apa yang kau katakan?" Tanya Winwin sekali lagi.

Jungwo menghela nafasnya kasar. "Kalau kau sedang tidak enak badan atau ada masalah yang mengganggu? Sebaiknya kau izin pulang." Peringat Jungwoo.

Winwin menggeleng seraya tersenyum. "Aniya. Aku tidak apa-apa. Jadi, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Winwin.

"Tolong antarkan pesanan ini ke meja 31. Aku akan mengantarkan ke meja yang lain." Pinta Jungwoo.

Winwin mengangguk mengerti dan mulai mengantarkan pesanan ke meja yang telah Jungwoo sebutkan.

"Selamat menikmati." Ujar Winwin.

"Kau rupanya!" Ujar seorang laki-laki dengan menahan pergelangan tangan Winwin yang ingin pergi.

Winwin membelalakan matanya ketika melihat siapa yang ada dihadapannya. Apakah ini nyata? Atau ia hanya berhalusinasi?

"Na--Na--Na Yuta?" Seru Winwin dengan terbata ketika melihat suaminya--ralat! Mantan suaminya yang ada dihadapannya.

Seakan sadar bahwa tindakannnya salah, Winwin langsung berusaha melepaskan genggaman tangan Yuta.

"Yuta! Lepaskan!" Berontak Winwin.

Yuta menyeringai lalu menggeleng. "Kau pikir aku akan melepaskanmu setelah aku mencarimu selama puluhan tahun?! Tidak akan, jalang kecil!" Tolak Yuta.

"Ta--"

"Oh Yuta-ssi. Sudah lama kau menunggu? Maafkan aku, aku harus menghadiri orang tuaku--"

"Kau lihat? Kau sedang ada klien. Sebaiknya aku pergi!" Ujar Winwin yang masih berusaha melepaskannya.

"Kita batalkan pertemuannya saat ini! Kau bisa minta atur ulang jadwal meetingnya pada sekertarisku. Aku ada urusan!" Titah Yuta, langsung membawa Winwin keluar dari restoran dan memasukkan Winwin kedalam mobilnya. Setelah itu, Yuta mengendarai Mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Bagi Yuta, ini hari keberuntungan serta kesialan dalam hidupnya. Awalnya ia sangat malas bertemu dengan klien diluar dan memakan waktu kurang lebih 4 jam. Udah gitu ia harus menunggu direstaurant kumuh, bukan restaurant bintang 5 yang biasa ia kunjungi.

Kesialannnya harus bertambah ketika ia harus menunggu kliennya datang. Sampai akhirnya matanya menangkap seseorang yang telah ia rindukan, yang telah meninggalkan dirinya serta Jaemin. Awalnya Yuta kira kalau dirinya berhalusinasi. Namun lama-kelamaan perkiraannya salah, itu benar-benar Winwin. Orang yang selama ini ia cari.

Sampai dibasement apartemen miliknya, Yuta segera menarik Winwin menuju kamarnya, melewati sapaan  orang.

Yuta segera memeluk Winwin dan mencium bibirnya yang sangat candu untuk Yuta walaupun Winwin menolak dan memberontak akan ciuman dan kungkungan Yuta.

"Yutaaa! Lepas!" Titah Winwin seraya mendorong Yuta menjauh dari dirinya.

Yuta terkekeh seraya smirk. "Kenapa? Apakah kau tidak merindukanku, sayang?" Ujar Yuta yang saat ini sedang merapihkan bajunya dan duduk dihadapan Winwin.

"Tidak. Untuk apa?" Sarkas Winwin, berbeda dengan hatinya yang sudah berteriak rindu akan sosok laki-laki yang selalu ia rindukan.

"Kenapa? Apa karena Huang Hendery kau menjadi seperti ini?!" Tanya Yuta memandang remeh Winwin.

Hati Winwin sangat sakit ketika mendengar penuturan Yuta. Bagaimana bisa dirinya berpindah hati kalau hatinya sudah stuck di laki-laki yang ada dihadapannya. Tapi Winwin tidak boleh menunjukkan itu semua demi Renjun, anaknya. "Iya! Jadi, lepaskan aku!" Pinta Winwin.

Yuta tertawa dengan keras. "Apakah aku orang yang bodoh dimatamu? Kenapa sangat sulit sekali melupakanmu dari kehidupanku sedangkan kau sangat mudah melupakanku dikehidupanmu." Lirih Yuta, mengusap wajahnya.

Yuta sangat kecewa ketika mendengar penuturan Winwin kalau Winwin sudah melupakan dirinya dan berpindah kelain hati, sedangkan dirinya masih sangat amat mencintai, merindukan, dan menunggu Winwin kembali.

"Apa salahku? Apa kekuranganku hingga kau dengan mudahnya pindah kelain hati? Aku kaya, memperlakukanmu dengan baik walaupun aku sempat menghamilimu dan tidak mengakui itu dan memperlakukanmu dengan tidak baik, aku tetap bertanggung jawab dengan mencari serta menikahimu lalu aku bela kau didepan seluruh keluargaku, aku perlakukan dirimu layaknya ratu. Namun apa balasanku? Kau membuangku dan membuang anak kita yang baru saja kau lahirkan hanya untuk seorang laki-laki lain?!"

"Apa salahku Win!" Tanya Yuta frustasi yang saat ini sedang menggoyangkan bahu Winwin, menatap Winwin dengan sorot mata yang sedih, rindu, kecewa, serta amarah menjadi satu. Namun Yuta tidak bisa melampiaskan semua itu ke Winwin. Ia sangat mencintai wanita yang ada dihadapannya dan tidak mau menyakiti serta merusaknya yang kedua kali.

"Maafkan aku. Kita memang tidak ditakdirkan bersama Yuta. Aku dan kamu seharusnya tidak bersama. Kita memulai semuanya karena kesalahan." Penjelasan Winwin membuat Yuta tertawa.

"Kesalahan kau bilang?! Aku mencintaimu dan kau mencintaiku! Kau bilang kesalahan?! Kita tidak memulai semuanya dengan kesalahan! Kita memulainya dengan cinta walaupun aku sempat memperlakukanmu dengan tidak baik sewaktu kau meminta pertanggung jawabanmu dan setelah menikah. Kita tetap saling mencintai!"

"Aku tidak mencintaimu!" Sangkal Winwin yang sangat berbeda dengan hatinya.

"Kau mencintaiku! Aku melihatnya! Aku melihat semuanya melalui buku diarymu!" Teriak Yuta frustasi.

"Maaf. Aku sudah tidak mencintaimu. Aku sudah mempunyai kehidupan lain bersama suamiku." Ujar Winwin dengan tatapan tajam dan tegas.

Yuta tertawa keras ketika mendengar penuturan Winwin. "Suami?! Jangan bergurau! Candaanmu ti--"

"AKU TIDAK BERCANDA NAKAMOTO YUTA!" Teriak Winwin tepat dihadapannya.

Yuta menyeringai, menatap Winwin dengan tatapan seolah ingin memakannya. "Kalau itu perkataanmu? Sebaiknya kita buktikan." Ujar Yuta lalu menghampiri Winwin yang menjauh.

"Yut--ta--mau apa kau?!" Tanya Winwin panik disaat Yuta mulqi membuka kemejanya.

Yuta menaikan kedua alisnya, menyeringai menatap Winwin. "Untuk apalagi? Tentu saja membuktikan perkataanmu." Ujar Yuta yang mulai menyudutkan Winwin dan membuat Winwin jatuh tepat diatas ranjang.

'Renjun.' Gumam Winwin.

NA FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang