*toktoktok* pintu rumah Winwin digedor dengan paksa. Membuat Renjun yang sedang tertidur pun akhirnya terbangun dan menghampiri orang yang sudah membangunkan tidurnya.
"Kapan kau akan membayar sewa rumah?! Ini sudah 6 bulan dan kau masih belum membayar?!" Ucap penagih sewa rumah miliknya.
Winwin mendesah pasrah. "Maafkan aku, tapi aku belum mempunyai uang. Kasih waktu aku satu kal--"
"Jangan bercanda! Ini sudah 6 bulan Nyonya kami memberi kamu waktu!"
"Ta--" ucapan Winwin berhenti karena Renjun yang tiba-tiba datang lalu melemparkan segepok uang dihadapan kedua pria berbadan besar itu.
"Ambil! Itu uang sewa untuk satu tahun! Jangan kesini lagi dan membentak Eomma-ku!" Peringat Renjun sarkas menatap kedua pria itu.
Kedua pria itu mendecak, mengambil amplop coklat dan memeriksa uang itu. "Ck! Untung kau anak kecil! Kalau tidak--"
"Kalau tidak apa?! Aku tidak takut kepada kalian berdua. Kalian berdua hanyalah Ahjussi idiot dimata-ku!" Sarkas Renjun memotong kalimat pria itu.
"Apa?! Kau?!--"
"Ah maafkan anak-ku! Jangan kalian ambil hati perkataan anak-ku." Sesal Winwin meminta maaf dan membuat Renjun kesal.
Ibunya bodoh? Jawabannya Iya! Ia Selalu saja meminta maaf yang bukan kesalahannya bahkan selalu diam ketika sedang dihina atau diinjak oleh seseorang. Renjun tidak suka itu!
Kedua pria itu mendecak kesal lalu pergi dari hadapan Winwin dan Renjun.
"Kita bicara didalam Huang Renjun!" Ujar Winwin yang sudah memotong protesan Renjun.
Renjun mendesah pasrah lalu masuk kedalam menghampiri Eomma-nya. Ia tau kalau ini akan terjadi. Renjun duduk dihadapan Eomma-nya yang sedang memasang tatapan curiga.
"Aku bekerja part time disalah satu restaurant Eomma." Ujar Renjun pasrah.
Selama ini Renjun terus menyembunyikan dirinya yang berkerja dibeberapa restaurant yang menyediakan jasa part time.
"Kau?! Eomma-kan sudah bil--"
"Tapi Renjun tidak mau menyusahkan Eomma! Eomma terus bekerja hingga larut malam bahkan sampai Eomma sakit. Sedangkan Renjun? Renjun harus diam disini melihat Eomma?! Renjun sudah remaja Eomma! Ren--" ucapan Renjun terhenti karena tangisan Eommanya.
"Maafkan Renjun Eomma. Aturan Eomma memberikan fasilitas dan semua kebutuhan-mu dengan layak. tapi apa? Kau malah--" Racauan Winwin terhenti karena Renjun yang sudah memeluknya.
"Sstt. Eomma tidak boleh berbicara seperti itu. Bagi Renjun, Eomma adalah wanita hebat yang pernah ada. Jangan menyalahkan diri Eomma sendiri. Sudah seharusnya Renjun membantu Eomma." Ujar Renjun menenangkan ibunya yang menangis. Bukannya berhenti, Winwin malah semakin meraung karena ucapan anaknya.
***
*prank* suara piring jatuh memecah ruangan.
"Yak Na jaemin! Bisa kerja yang benar tidak sih?!" Pekik Jenna yang baru saja datang dari kamarnya kedapur.
Jaemin meringis dan menganggukan kepalanya. "Maafkan Nana. Nana tidak- aw!" Ringis Jaemin ketika Jenna menarik rambutnya.
"Kau ini benar-benar ya! Kau mau memecahkan seluruh piring ini?!" Teriak Jenna tepat didepan wajah Jaemin.
Jaemin meringis, memejamkan matanya menahan sakit yang Jenna berikan.
"Maafkan Nana, Nana janji tidak akan mengulanginya lagi." Rintih Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NA FAMILY - YUWIN, MARKMIN, NOREN (DONE)
Fiksi RemajaINI CERITA KHUSUS NA FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, NAKAMOTO YUTA, DONG SICHENG (WINWIN), HUANG RENJUN, DAN NA JAEMIN! ...