Han Jisung kaget tentu saja, ia menatap Hyunjin sebentar, namun yang ditatap belum mengetahui keberadaannya. Matanya yang kosong seolah hampa tak ada harapan. Han Jisung masih menunduk ketika Hyunjin duduk disebelah Chenle.
" Nah Seulgi, Sehun, Jisung ini putraku Hwang Hyunjin kembaran Hwang Yeji ", kata Irene. Hyunjin yang sudah duduk tidak mendengarkan ucapan Maminya dengan baik.
" Han Jisung dan Hyunjin itu satu kelas Mih ", kata Yeji sambil tersenyum. Han tersedak, dan itu membuat atensi Hyunjin sukses menatap kearah Han. Pandangan marah dan benci Hyunjin pancarkan pada Han. Han gugup memilih meminum air yang disediakan namun ucapan Yeji membuatnya tersedak.
" Kau ini kenapa Han, kenapa tersedak ", ucap Mama Seulgi namun pandangannya tak luput pada Hyunjin yg tengah menatap anaknya penuh dendam, marah dan benci.
" Kau tak apa Han ", ucap Yeji. Han hanya menggeleng dan melirik Hyunjin sekilas.
" Ku fikir dia wanita, cantik begitu ", ucapan Sehun membuat semua orang yang ada di meja itu kecuali Han dan Hyunjin menatap Sehun.
" Iya kan, Seulgi ", ucap Sehun meyakinkan istrinya.
" Y-ya kufikir juga begitu ", ucap Seulgi terbata.
" Aku tidak berselara Mih Pih, aku pusing ", kata Hyunjin lirih.
Irene dan Chenle menatap khawatir Hyunjin.
" Kalo begitu istirahat saja sayang, " ucap Irene lembut.
" Yah kau terlihat pucat Hyunjin ", kata Suho.
" Istirahatlah Nak ", kata Sehun.
" Kak aku anterin yah ", ucap Chenle.
" Tidak usah Chenle aku bisa sendiri ", ucap Hyunjin namun pandangannya tak luput menatap Han yg terus menunduk.
" Maafkan saya Om Tante atas ketidaksopanan saya tidak ikut makan malam bersama kalian. " kata Hyunjin sambil berdiri dan kemudian membungkuk.
" Tak apa Nak, istirahatlah lagipula jamuan makan malam itu tidak terlalu penting untuk kesehatanmu ", ucap Sehun sambil terkekeh. Hyunjin pun langsung naik ke atas. Seulgi masih setia menatap punggung Hyunjin, ada apa antara dia dan anakku, kenapa dia seperti membenci Han.- inner Seulgi.
" Ayo dimakan nanti keburu dingin ", ucap Irene.
Chenle tak henti menatap Han, pasalnya semenjak ada Kak Hyunjin duduk Han terus menunduk. Ada yang aneh-inner Chenle.
Han bernafas lega kala Hyunjin naik ke kamarnya. Han melihatnya tatapan marah dan benci yang diarahkan kepadanya. Ia tau betul kini Hyunjin sangat membencinya, dari awal mereka tidak akur dan Han memperburuk itu semua.Lia dibuat khawatir karena Hyunjin sudah lama tak ada kabar, lelaki itu juga tak masuk ke sekolah. Lia sangat khawatir ada apa dengan kekasihnya.
" Lia ", teriak sahabatnya.
" Yakk! Kau itu kenapa ", gemas sahabatnya.
" Hyunjin sudah satu minggu tak berangkat sekolah dan ia juga tak ada kabar sama sekali " ucap Lia lesu.
" Lalu ", tanya Sahabatnya.
" Yakk!!! Aku khawatirlah Yuna bodoh ", teriak Lia kesal.
" Kenapa tak kerumahnya, menghampirinya dan menanyakannya sendiri pada dia ", usul Yuna.
" Ya juga ya ",
" Lia bodoh! ", ejek Yuna.
" ishh kau ini ",
" Kalo begitu besok aku akan kesana dan menanyakan semuanya padanya langsung ", sambung Lia.Setelah makan malam selesai, Keluarga Han dan Hwang duduk di ruang tamu Keluarga Hwang.
" Langsung saja yah ", senyum Irene yg dibalas senyum Seulgi.
Han meremas tangannya sendiri, jangan-jangan ia akan dijodohkan dengan Yeji. Han pun melirik Yeji yang tersenyum hangat padanya. Dan Chenle yg kepo dengan apa yang akan dikatakan Maminya itu.
Sehun tersenyum ketika melihat Han gugup, kasihan sekali kamu Nak-inner Sehun sambil terkekeh.
" Dulu kami pernah berjanji, Apapun kelamin anak kami, Aku dan Seulgi berjanji akan menjodohkan anakku dan anak Seulgi. ", ucap Irene.
Deg
Han ingin melebur saja rasanya.
" Beruntung aku punya anak perempuan satu-satunya dikeargaku ", kata Irene.
" Dan aku juga senang ternyata gadis itu adalah gadis yg menolongku ", senyum Seulgi sambil mengelus sayang kepala Yeji.
Chenle tentu terkejut tapi ia bahagia kakak sulungnya bersama orang yg tepat, meski baru pertama kali bertemu dengan Han. Ia yakin Han adalah lelaki yang baik.
Han berdehem, sebelum ia mendengar keputusan selanjutnya ia lebih memilih menghindar.
" Ekhem, s-saya permisi ke kamar mandi boleh tidak ", ucap Han sesopan mungkin.
" Kau ini! Orang tua sedang membahas hal penting kau malah- ", ucapan Seulgi terpotong oleh Irene.
" Tentu silahkan anak muda ada disebelah tangga sana ", kata Irene.
Han pun bangkit, membungkuk dan berlalu.
" Kita tunggu Han saja dan mari berbincang yg lain ".
Yang disana pun mengangguk setuju, sembari menunggu Han kembali dari urusannya.
Dikamar mandi itu Han bernafas lega, namun pendengarannya menangkap benda pecah dari ruangan diatasnya. Han kepo tentu saja. Ia keluar dengan mengendap-endap agar tak ketahuan. Namun sayangnya seseorang menangkap pergerakannya.
Han sampai didepan pintu bertuliskan " Hwang Hyunjin ".
Arah bunyi pecahan itu dari kamar ini, kebetulan kamar itu tak terkunci Han mengintip dari celah yang ia buat. Han bisa melihat Hyunjin yg menangis tersedu-sedu sambil mengumpatinya dan menyayat tangannya sendiri. Han terkejut buru-buru ia masuk dan menutup pintunya.
" Apa yg kau lakukan Hyunjin ",
Mendengar sebuah suara yg ia benci ia menoleh dan..
" siapa yg mengizinkanmu masuk kekamarku ", bangkit Hyunjin dan menunjuk Han dengan pecahan kaca yg ada darahnya pada Han.
" Aku tau aku salah Hyunjin, aku minta maaf tapi tolong jangan seperti itu ", ucap Han lirih.
" Karna kau hidupku hancur bajingan!!! Aku membencimu ", Hyunjin menerjang Han dan memukulnya brutal, pecahan kaca yang ia bawa pun menggores sebelah kanan pipi Han. Han meringis ia berusaha mencekal kedua tangan Hyunjin dan Gotchaaa!!
" Tenang Hyunjin tenang ",
" Dasar keparat! Kubunuh kau mati kau mati!!! ", kata Hyunjin penuh penekanan. Entah mengapa dimata Han, Hyunjin yg ia lihat sekarang adalah seseorang yang rapuh dan membutuhkan perlindungannya. Han terus mencekal tangan Hyunjin yg brutal ia berada dibawah Hyunjin sekarang.
Han kewalahan dengan sikap Hyunjin sekarang, entah kekuatan darimana ia berhasil membalikkan posisi Hyunjin menjadi dibawah dan diatas, Hyunjin yg awalnya bringas kini menjadi ketakutan, bayang-bayang Han memperkosanya berputar dikepalanya.
" Jangan! T-tidak! L-lepaskan! ", ucap Hyunjin sambil menangis. Han tentu saja kaget dengan perubahan Hyunjin ia buru-buru menenangkannya, karena ia takut orang-orang yang berada diluar akan mengetahui keberadaannya disini.
" Ssssttt tenanglah Hyunjin aku tak akan bertindak apa-apa ", ucap Han sambil membawa Hyunjin kepelukannya.
" J-jangan, a-aku m-membencimu bajingan ", racau Hyunjin dipelukan Han.
" Ya aku tau Hyunjin aku tau aku minta maaf ", ucap Han sambil mengelus punggung Hyunjin.
Seseorang itu masih setia menatap dua orang yg tengah berpelukan diatas kasur itu.
Orang itu melihatnya dari awal, ia mengepalkan tangannya.Di ruang tamu keluarga Hwang.
" Kenapa Han lama sekali, " kesal Seulgi.
" Mungkin perutnya sakit sayang sabarlah ", ucap Sehun menenangkan.
" Kau ini apa-apaan Seulgi seperti anak kecil saja masih suka merajuk karena lelah menunggu ", ucap Irene.
" Sayang apa kau melihat Han ", tanya Irene pada Chenle yang baru kembali dari kamarnya.
" Tidak Mi ", datar Chenle.
Han pun datang dan membungkuk mengatakan maaf karna terlalu lama.
" Lama sekal-, ada apa dengan wajahmu Han, dan- ", Seulgi mengendus bau pada tubuh anaknya. Mampus-inner Han.
" Bau anyir darah! Apa yg kau lakukan ", Seulgi membolak-balikkan anaknya.
" Maaf M-ma sebenernya tadi aku jatuh dan pipiku tak sengaja tergires seutu terlalu banyak hingga aku mengelapnya dengan jaz ", ucap Han setenang mungkin.
Seseorang diantara mereka membatin, bohong.
" Oh ya ampun kau tak apa Han ", ucap Irene khawatir,
" Bagaimana jika kau ganti baju dengan baju Hyunjin, biar Mami ambilkan ", kata Irene dan akan bangkit berdiri.
" Gk usah tante, lebih baik kita pulang sudah malam juga ya kan Mah Yah ", kata Han meyakinkan. Ayah Sehun hanya tersenyum, ia tau anakanya tengah menghindar sekarang.
" Kita belum membahas intinya- ",
" Sudah larut, besok anak-anak juga sekolah Seulgi, kasihan Han masa harus disini dengan bau darah dimana-mana ", ucap Sehun. Seulgi mendengus, suaminya selalu ada dipihak anaknya.
" A-ah y-ya benar, kalian harus pulang ini sudah sangat malam ", ucapan Suho membuat Irene dan Seulgi kecewa.
Han tersenyum lega, akhirnyaaaa ia bisa pergi sekarang.
Keluarga Han pun berpamitan dan berlalu meninggalkan kediaman Hwang .
Seulgi menatap anaknya yg tak henti senyum setelah masuk mobil itu.
" Kau bahagia karna tak jadi dijodohkan, iya kan! " sinis Seulgi pada Jisung.
Han tersentak dan,
" Apa sih Ma, gk kasihan sama aku- ",
" Diam kamu ", semprot Seulgi.
Sehun hanya tersenyum melihat adegan itu. Ia juga khawatir mengapa anaknya tersenyum terus semenjak masuk mobil.
Han terus tersenyum karena....Flashback
" Aku benci kamu Han ",
" Aku tau Hyunjin, aku minta maaf, mari perbaiki semuanya. ", kata Han tulus, namun ia tak mendapat jawaban hanya pelukan erat yang ia dapatkan dan tak lama dengkuran halus menyusul dikeheningan.
Han membaringkan Hyunjin hati-hati dan mengobati luka-luka itu. Karena menmeluk Hyunjin jaz nya jadi terkena darah yg Hyunjin buat melalui sayatan itu. Han mengobatinya dengan pelan takut Hyunjin terbangun. Setelah selesai ia berbari disamping Hyunjin sebentar dan menatap Hyunjin sebentar sebelum ia tersadar harus kembali kebawah agar orang-orang tak curiga.Flashback off
" Aku tak menyangka ia sangat cantik ketika diam ", - inner Han sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] My Favorite Bastard••||HYUNSUNG||••JisungXHyunjin😘√
De TodoMaaf Klo banyak Typo hehehehe😳😳 Ff ini terinspirasi dari booknya @yoguSam yang berjudul Zwanger😍😍 bxb Jisung Dom! Hyunjin Sub! Gk suka gk usah mampir😋😋