15. Now What?

2.9K 201 4
                                    

Alex' POV

Setelah apa yang terjadi di gudang senjata tadi, aku dan Nala lebih berhati-hati karena kami takut jika mereka punya niat buruk terhadapku dan Nala.

Kami berjalan dengan keheningan yang menusuk, tak ada suara apapun kecuali langkah kaki dan barang-barang bawaan kami. Aku melihat ke arah Nala yang tangannya menggenggam tanganku dengan erat.

Tiba-tiba Johnny, anak laki-laki yang tadi memutuskan untuk tetap di gudang senjata bersama Sarah berlari kencang ke arah kami, dia terlihat panik.

"Johnny apa yang kau lakukan?!" Tegur gadis itu.

"Situasi disana gila, Sarah gila! Dia membuka pintu lebar-lebar dan mengundang mayat hidup untuk memakannya!!" Johnny menjelaskan dengan napas terengah-engah.

Aku dan Nala saling bertatapan bingung. Tiba-tiba Erik berlari kembali ke ruang loker.

"Erik!" Nala berlari mengikuti Erik. Entah apa yang ia pikirkan hingga ingin pergi menyusul Erik ketika ia bahkan tidak mengenalnya sama sekali.

"Nala!" Teriakku memanggilnya. Aku pun segera berlari tetapi gadis itu menahanku.

"Jangan kesana! Berbahaya!" Ucapnya dengan tampang panik.

"Aku tidak akan meninggalkannya disana sendirian!" Aku langsung menepis tangannya dan berlari menyusul Nala.

***

Keadaan disini sangat kacau! Saat aku sampai di depan pintu, terlihat Sarah yang berteriak kesakitan saat dirinya dicabik-cabik oleh para mayat hidup yang masuk melalui pintu besi yang sekarang terbuka. Erik berusaha menerobos segerombolan mayat hidup itu dan menolong Sarah, tetapi tidak bisa.

"Nala!" Teriakku lalu menarik pelatuk, menembak kepala dua mayat hidup yang menyerang Nala.

"Nala, kau tidak apa-apa?!" Tanyaku panik. Aku menarik lengan atasnya lembut untuk melihat keadaannya.

"Ya aku baik-baik saja," ucap Nala sambil mengangguk pelan.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, tidak akan," ucapku perlahan.

"Hei kalian! Ayo pergi!" Aku mendengar suara Johnny meneriaki kami. Aku dan Nala pun segera mengambil langkah seribu menjauh dari gudang senjata sejauh mungkin. Terlihat beberapa mayat hidup jelek mengikuti kami, untung saja mereka lambat, aku, Nala, Johnny, dan gadis itu menembaki kepala mayat hidup yang mengikuti kami.

Kami berhenti dan mengambil napas sejenak, aku bersandar di dinding.

Gadis itu terlihat syok mengetahui Erik dan Sarah mati, aku tak tahu ingin mengatakan apa kepadanya. Namun Nala berjalan mendekati gadis itu.

"Aku...turut berduka tentang Erik dan Sarah," ucap Nala.

Aku tersenyum melihatnya.

Gadis itu pun menatap Nala dan tersenyum, "Mungkin memang itu yang seharusnya terjadi."

Johnny hanya melihat kami dengan tatapan muak? Entah, sulit sekali membaca wajahnya, dari awal melihatnya saja aku sudah tidak suka dengannya.

"Sekarang apa?" Katanya tiba-tiba. Kami semua menatap Johnny. 

The Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang