🍒25

6.9K 277 13
                                    

80+ vote lanjut

Source: squashdelightt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Source: squashdelightt

🔞MATURE CONTENT🔞

"Heal your pain"

°°°

WILLIS OLIVER

Apa yang kulihat saat mataku terbuka adalah hamparan luas halaman istana marmer, kediaman Anna Lim. Semalaman aku tertidur di sini hanya untuk menunggu Anna yang tak kunjung kembali. Kulihat sebuah sedan hitam berhenti ketika aku mencoba membuat tubuhku tegak berdiri setelah semalaman teringkuk duduk di sudut dalam lelap tidur. Pekerja keamanan membukakan pintu di mana wanita bergaun hitam dengan corak totol merah berlari cepat masuk ke dalam rumah. Aku tahu itu Anna — namun Anna seolah tak mengindahkan kehadiranku di sini.

"Anna tunggu..."

Langkah kakinya berlari menghindar dari orang lain. Anna nampak gelisah dalam masalah, dia jelas menghindari siapapun yang bertanya padanya. Kemana pun Anna berlari, aku mengikutinya dari belakang — berharap ia bisa kugapai. "Anna tunggu... Anna... hei..." Namanya yang kusebut keras bagai tak terdengar di telinganya. Bahkan Anna cepat-cepat menutup pintu lift agar aku tak bisa masuk dalam bilik pemindah tempat tersebut.

"Aish..."

Setelah aku mendesah frustasi, kuputuskan untuk menyusulnya lewat tangga. Meskipun kaki ini akan lelah melangkah menaiki tangga sambil berlari. "Aaahh siaall..." Sadar jika area hitam di rumah ini tak bisa terbuka — pintu dari tangga darurat dikunci dari dalam. Aku hanya bisa memukul pintu besi itu. Terpaksa menuruni anak tangga, menunggu lift kembali di lantai yang sama untuk sampai di ruang bernuansa hitam — area pribadi di istana milik Anna Lim.

"Anna..."

"Anna..."

"Anna Lim..."

"Bee..."

Di setiap sudut kamarnya ia tak nampak, sampai kudengar suara rintik deras air dari kamar mandi. "Anna..." Pintu kamar mandi terketuk keras, telingaku pun menempel berharap Anna menjawab panggilanku. Namun yang kudengar malah suara pecahan kaca diikuti guyuran shower dengan rintih tangisan yang bersembunyi di dalam gemericik air. "Anna... buka pintunya!" Aku sangat yakin Anna dalam masalah, sialnya ia mengunci pintu kamar mandi.

Namun, sebelum semua terlambat - aku berjalan mundur dengan ancang-ancang untuk berlari kencang ke depan. "Aarrgghh!!!" Kakiku menendangnya, memaksa pintu terbuka dari kunci yang menghalangiku masuk ke sana. Siapa yang tak terbelalak melihat seorang wanita terduduk sendirian di bawah guyuran pancuran air dengan darah yang menetes dari buku-buku jarinya — darah yang mengalir masuk ke saluran pembuangan dengan air yang ikut terhisap bersamanya.

[M] Sugar Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang