"You say good morning but I answer night"
°°°
WILLIS OLIVER
Daun-daun kuning yang jatuh dari pohon, musim gugur telah tiba — namun guguran bunga yang kulihat hari ini bukan berasal dari negeriku. Satu purnama telah kulewati di barat Eropa tepatnya di negera beribukota Berlin, ya benar sekali — Jerman. Budaya yang berbeda mengubah sedikit kebiasaanku. Butuh adaptasi lebih untuk bisa berbaur dengan masyarakat di sini. Seperti nuansa pagi yang dengan roti panggang berlapis mentega dan kalt essen (makanan ready to eat seperti sosis, ham, schinken, salami, atau olahan daging lainnya).
Dan wanita yang menjadi alasan mengapa aku tinggal sementara di Hamburg, kota terpadat kedua di Jerman setelah Berlin. Peter Schöden kenalan Jacob ada di kota ini. Aku sudah bertemu dengannya, ibu rutin mendapat perawatan darinya segera setelah kami menginjakkan kaki di Jerman. "Roti dan salami?" Ibu melihat aku sudah menyakikan roti dan salami yang baru keluar dari wajan.
"Maaf, aku belum sempat membeli bahan makanan yang sesuai dengan lidah orang Asia."
Bukan kecewa, ibu tersenyum mencubit pipiku dengan mulut yang mengunyah sosis tebal bernama salami juga roti panggang berselai mentega. "Tak apa, lidahku mulai terbiasa dengan selera makan orang di sini." Sekalipun ibu kecewa, ia takkan menunjukkan kekecewaannya di depanku.
"Oh ya, ibu punya janji dengan dokter Schöden kan hari ini?"
Ibu mengangguk, tempo suapan ke mulutnya menjadi lebih cepat. "Hampir lupa, aku janji dengannya pagi ini." Aku khawatir ia akan tersedak, kuberikan segelas air ke sampingnya.
"Jangan terlalu buru-buru, dokter Schöden juga tidak mau pasiennya bertambah sakit karena tersedak potongan salami."
Ponsel yang baru kulihat lagi setelah aku sibuk dengan aktivitas pagi ternyata meninggalkan banyak notifikasi. Bahkan ada sepuluh panggilan telepon dan lima panggilan video yang tertera di layar ponselku. Anna, ternyata dia meneleponku delapan jam yang lalu. Perbedaan waktu dan kesibukan masing-masing membuatku jarang berkomunikasi dengannya. Tidak seperti saat awal aku menginjakkan kaki di Jerman.
Awalnya Anna dan aku masih sering berkomunikasi sampai terakhir dia berkata dia sibuk untuk membangun citra The Aphrodite kembali baik di masyarakat. Meski hanya secuil kesalahannya yang tersebar di publik, namun ibas terhadap kurva penjualannya tidak berbanding lurus. Setelah kemarahan Anna soal plagiat yang dilakukan Stephannie Young — wanita licik yang juga menggodaku supaya lepas dari pelukan Anna.
Persaingan dunia bisnis mereka memang tidak sehat dan cenderung kotor. Aku hanya bisa berdoa semoga Anna baik-baik saja dan selalu diberikan kesehatan juga kekuatan untuk menghadapi cobaan yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Tentu saja, sebenarnya aku ingin berada di sisinya — memeluknya saat ia ingin menangis. Mengiburnya dari belenggu kesedihan, atau cukup berada di sisinya memberi kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Sugar Mommy
FanficYoonHun 🔞MATURE CONTENT🔞 🐣OH SEHUN x LIM YOONA 🦌 [FOLLOW DULU SEBELUM BACA -- PRIVATE] Diambang putus asanya Willis terpaksa menjadikan dirinya baby boy yang tunduk patuh atas kuasa Madam Lim CEO cantik, kaya raya, dan berdarah dingin. #start...