bagian sembilan

390 57 31
                                    

Part ini bakal banyak part henxiao nya. Selamat membaca~



























Tok tok tok.

"BANG! ANJIR CEPETAN BUKA PINTUNYA!"

Hendery sebenarnya sedang tidur, tapi mendengar Haechan berteriak dari bawah itu sangat mengganggunya. Kemana bibi? Ia pergi keluar sebentar.

Hendery bangun dari tempat tidurnya dalam keadaan setengah sadar, ia berjalan membuka pintu dengan tangannya yang menggosok matanya.

"Ck, ganggu lu-Dejun?!"

Mata Hendery langsung melotot melihat Dejun yang sedang Haechan gendong. Ia khawatir setengah mati. Haechan masuk dan menidurkan Dejun di sofa ruang tamu.

"Dejun kenapa?" Tanya Hendery. Raut mukanya menunjukkan kalau ia khawatir.

"Gue gatau, tadi ada orang yang samperin dia waktu gue beli eskrim. Pas dimobil dia tidur, gue bangunin ga bangun bangun"

"Tunggu, kenapa lu tinggalin dia?"

"Ya kan gue mau beli eskrim. Lagian tempatnya ga jauh dari tempat dia duduk"

Hendery menghela nafasnya, ia hanya bisa berharap supaya Dejun cepat bangun.

Oh ya, Ten dan Johnny pergi ke Amerika kemarin karena Johnny harus menyelesaikan tugasnya disana. Sekitar beberapa bulan kedepan, mereka akan menetap di Amerika.

"Yaudah bang, gue mau mandi" Haechan berdiri lalu berjalan ke pergi meninggalkan mereka bedua.

Hendery melihat Dejun lalu mendekat, ia merapihkan rambut Dejun yang menghalangi wajahnya. Ia pergi ke dapur mengambil minum, jaga jaga kalau Dejun sadar.

Ia kembali lalu duduk di depan Dejun dan memperhatikan wajah pria manis dihadapannya itu. Wajah Dejun sangat indah menurutnya. Dari alis sampai rahangnya, sangat sempurna.
Jujur, ia sangat mencintai pria dihadapannya.

"Bisa bisanya ya, saya jatuh cinta sama kamu dari pertama kali kita ketemu" ucap Hendery. Tangan kanannya mengelus wajah Dejun sedangkan tangan kirinya memegang tangan Dejun. Ia tersenyum tipis.

"Saya gabisa liat kamu gini. Saya mohon, ayo bangun" lirih Hendery.

Beberapa menit setelahnya, Hendery merasa ada pergerakan dari tangan Dejun. Senyumnya melebar melihat mata Dejun yang mulai terbuka. Ia beranjak duduk namun kepalanya sangat sakit.

"Pelan pelan" Hendery membantu Dejun duduk.

"Ini, minum dulu" Hendery memberikan minum yang tadi ia ambil untuk Dejun. Ia mengelus punggung Dejun agar ia bisa lebih tenang.

Hendery memilih diam sementara, tidak berani membuka suara. Ia menunggu Dejun sendiri yang menceritakan apa yang terjadi.

"Kak, Dejun takut" lirih Dejun, ia menundukkan kepalanya.

"Kenapa hm? Sini ceritain semua ke saya" Hendery mengangkat kepalanya agar bisa melihat Dejun lebih jelas.

"Dia beneran dateng kak"

"Siapa?"

Dejun menceritakan semua yang terjadi hari ini dan siapa orang yang tadi ia temui. Mendengar itu raut wajah Hendery berubah total. Rahangnya mengeras, ia menghembuskan nafas kasar. Marah, ia sangat marah.

***

Jam 21.00.

"Lu tau siapa orang itu?" Tanya Haechan. Sekarang Hendery dan Haechan berada di balkon kamar Hendery.

my everything ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang