bagian empat belas

668 57 37
                                    

Drrtt.

Drrtt.

Drrtt.

"Ck, siapa sih pagi pagi gini" Ucap si manis sambil mengambil ponselnya.

Mas jelek! 😠

|Sayang

|Dek, ayo bangun
|Mas udah ada dibawah

Matanya membesar ketika membaca pesan dari Hendery.

Mas mau ngapain pagi pagi gini?|

|Udah pokoknya sekarang adek mandi ya
|Gausah lama lama, adek udah cantik kok

Mas ini masih pagi|
Iya iya, bentar|

Dejun dengan sedikit terburu buru mengambil handuknya lalu bergegas menuju kamar mandi.

Ia mengenakan pakaian yang bisa dibilang sangat simpel tapi menggemaskan. Sweater biru oversize dan celana panjang putih, tidak lupa ia memakai lipbalm.

Dejun membuka kenop pintu kamarnya, ia terkejut melihat sosok depan pintunya itu.

Hendery, dari tadi ia diam sambil memasukkan dua tangannya ke saku celananya.

BRAK!

Hendery kaget sekaligus kesakitan. Dejun membanting pintu dan mengenai wajahnya.

Untung sayang, untung sayang. Batin Hendery.

"Dek ayo keluar, jangan kayak tadi dong. Sakit nih muka mas"

Dejun mendengar itu langsung panik membuka pintu.

"Kena mas? Astaga maaf. Sakit bagian mana mas? Hidung ga patah kan? Aduh ini merah lagi" Ucap Dejun panik sambil memegang wajah Hendery.

Hendery diam sebentar, tangannya bergerak memegang tangan si manis yang daritadi mengusap wajahnya, "nggak sayang, gapapa"

"Gapapa gimana, itu merah git—"

Matanya membulat kaget, jantungnya berdegup kencang, dan mukanya memerah. Tangannya meremas pakaian yang Hendery kenakan.

Iya, Hendery menciumnya, pertama kali. 

Hendery sedikit melumat bibir manis itu dengan lembut, lalu menjauhkan lagi wajahnya.

"Nah udah diem, saya gapapa. Mending ayo kita berangkat. Oh ya, bibir kamu manis, saya suka" Ucap Hendery sambil mengusap bibir si manis.

Dejun diam, otaknya masih mencerna kejadian barusan, sedikit terkejut karena Hendery menggunakan kata 'saya'. Akhirnya Hendery menarik pelan tangan Dejun, dibawanya turun tangga.

"Tante om, anaknya Dery pinjem dulu ya" Pamit Hendery.

"Iya Der bawa aja, sebelum jam 10 malem harus udah dirumah ya. Kalo Dejun nyusahin turunin aja dipinggir jalan" Ucap Yuta.

"Papa kok gitu" Dejun memajukan bibirnya, kesal.

Satu ruangan tertawa.

Oh ya, Renjun juga lagi pergi, sama Guanlin.

"Aduh ini anak anak udah gede ya, sekarang jalan jalannya sama pacarnya" Ucap Winwin.

"Udah ah ma, kita pergi dulu dadah" Sekarang gantian Dejun yang menarik tangan Hendery.

Sampai di mobil Hendery, mereka langsung pergi.

"Kita mau kemana mas?" Tanya Dejun sambil melihat sang kekasih yang sibuk menyetir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my everything ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang