Hukuman

1.4K 144 119
                                    

Typo!!





















Mark sampai di kampus dengan mobilnya sendiri, dia masih kesal dengan kelakuan phinya. Plan memang terkesan galak, tapi dia sangat menyayangi adik-adiknya. Mungkin!


"Mark tunggu!!" teriak seseorang dari belakang Mark.

Bukannya berhenti, dia justru semakin mempercepat langkahnya. Mark tidak ingin bertemu dengan orang itu, hanya karena ia tidak ingin di putuskan.

Yaah~ yg mengejar Mark, tak lain adalah Gun. Wajah Gun sudah memerah, selain kesal dia juga sudah lelah mencari Mark bahkan beberapa hari ini dia tidak bisa tidur karena menunggu Mark keluar dari rumahnya.

Gun sudah mencoba masuk ke dalam rumah besar itu, tapi Plan mengusirnya dan mengatakan jika Mark tidak mau bertemu dengannya. Maka dari itu Gun memutuskan untuk menunggu Mark di dalam mobilnya yg terparkir agak jauh dari rumah itu. 

"Mark berhenti atau kita putus!" teriak Gun akhirnya, dia sudah lelah untuk main kejar-kejaran dengan Mark. 

Dan benar saja, Mark berhenti melangkah. Wajahnya sudah terlihat sendu, dan perasaannya terasa berkecamuk. Gun menghampiri Mark, dia melipat tangannya di depan dadanya. 

"Jelaskan kenapa kau menghindariku?!" 

"Aku tidak-" 

"Kau menghindariku!" bentak Gun.

Mark mermas tangannya sendiri melihat expresi marah Gun. Padahal biasanya Gun tidak pernah semarah itu padanya. Gun menggeleng pelan, lalu menarik Mark ke dalam pelukannya. 


"Seharusnya aku yg marah karena kau berani tidur dengan temanku, Ai Mark!" bisik Gun, tangannya meremas bahu Mark. 

Mark menegang dalam pelukan Gun, dan ternyata Gun sudah mengetahui apa alasan Mark menghindarinya.

Mark tidur dengan Blue, teman dekat Gun. Alasannya karena saat itu Mark sedang mabuk, dan Gun sedang tidak bersamanya. Yg paling mengejutkan Mark mengakui jika dia suka melihat Blue tersenyum, karena dia terlihat sangat tampan. Itu yg di katakan Mark sesaat sebelum malam panas itu terjadi. 


Dan tidak heran jika si lugu dan si polos Pin, bersikap terang-terangan dan tidak tahu malu. Karena kakaknya pun juga begitu. 

"P-phi Gun tidak marah?!" Mark memberanikan diri untuk bertanya.

Gun tak menjawab, dia melepaskan pelukannya lalu menggandeng tangan Mark. Gun sudah malas untuk berdebat, dan kali ini dia tidak bisa memaafkan Mark begitu saja. 

"Aku punya hadiah untukmu." ucap Gun, saat mereka sudah sampai di samping mobil Gun yg terparkir. 

Raut wajah Mark membaik dengan sekejap, mendengar kata 'Hadiah' entah dia terlalu naif atau memang bodoh, jika Gun justru ingin menghukumnya. 

Dalam 15 menit keduanya sampai di tempat tinggal Gun, sebuah gedung apartemen mewah dengan banyak lantai. Ini juga salah satu alasan Mark mau berkencan dengan Gun, karena pria itu kaya, dan juga Gun terlalu memanjakannya. 

Mark mengikuti Gun, tidak ada yg membuatnya sadar dan waspada jika dia sedang dalam masalah. Bahkan kali ini dia kembali membolos. 


"Uaahh~ aku merindukan tempat ini." Mark mendaratkan pantatnya di atas sofa milik Gun.

Dan sang pemilik kini masuk kedalam kamarnya, tak lama dia kembali keluar dengan satu set pakaian maid perempuan lengkap dengan penutup kepalanya. Dan sebuah box di tangan satunya. 

Sugar Baby (SonPin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang