12 Pulang

510 87 25
                                    

Sorry for typo!





**************







"A-aahh! Stop! Ahh!"

"Kenapa sayang~ bukankah kau yang menginginkan ini? Hmm~"

"Aah! aku lelahh~ "

"Ini bahkan baru ronde kedua kita."

"Tapi, ah! Daddy~ aku tidak bisa merasakan kakiku!"

"Ohh~ benarkah? Kau terlalu menikmati mainanmu Baby~ "

Pin meremas seprai yang sudah tak berbentuk di bawahnya, peluh membasahi tubuh serta wajahnya, bagian bawahnya sudah terasa kebas dan perih. Tapi sepertinya pria dewasa yang sedang menikmati surganya itu tidak ingin melepaskannya begitu saja, rengekan yang keluar dari mulut Pin, bak sebuah melodi yang membuat gairahnya semakin meningkat.

Salahkan Pin sendiri yang berhasil memancing emosi sang dominan, dengan tingkat menyebalkan dan juga kerlingan nakal matanya. Hampir 2 jam ia bermain sendiri dengan benda berbentuk p*nis di dalam holenya, juga beberapa benda laknat lainnya, yang membuatnya mengerang dan klimaks tanpa menyentuh dirinya sendiri. Kedua tangannya diikat, dengan posisi menungging hingga semua cairannya membasahi sprei di bawahnya.

Setelah puas menghukum Pin, Saint masuk kembali ke dalam kamarnya, dan melampiaskan birahinya yang sempat ia tahan beberapa saat yang lalu. Mendengar pengakuan siapa nama orang yang berani membuat masalah dengan kesayangannya, Saint turun untuk memerintah Title mengawasi guru baru di sekolah Pin, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan.

Memberikan pekerjaan pada Mean untuk menyelidiki siapa pria itu, dan latar belakangnya. Awalnya Mean terlihat biasa saja ketika Saint memintanya untuk menyelidiki seseorang, tapi setelah mendengar siapa nama yang Saint sebutkan. Mean tiba-tiba teringat dengan seseorang yang familiar di masa lalunya. Tapi dia tidak langsung mengatakannya pada Saint, dia hanya harus benar-benar menyelidiki pria itu, sampai dia yakin apakah itu orang yang sama.

Kembali pada remaja yang sudah menangis meminta agar sang dominan menghentikan hujamannya di bawah sana. Masih dengan posisi pantat sintal itu diangkat tinggi oleh sang dominan, hingga kaki sang submissive tertekuk ke depan, hampir menyentuh wajahnya.

"Akhh! Daddy~ hhh~ terlalu ah! No!"

Jeritan Pin tak lagi didengar oleh Saint, dia bersenang-senang dengan mainan yang kembali ia masukkan ke dalam hole yang masih terisi p*nis miliknya. Kepala Pin terbanting ke belakang, lelehan air matanya sudah membasahi bantal yang hampir menenggelamkan kepalanya.

Permainan brutal itu selesai ketika jam hampir menyentuh angka 2 pagi. Pin masih bisa membuka matanya setelah rasa sakit yang diterimanya, kemarahan Saint melebihi dari apa yang ia dapatkan tempo hari. Kini pinggangnya benar-benar tidak bisa digerakkan, ngilu, kebas dan juga panas mendominasi di bagian tubuh bawahnya.

"Tetap ingat batasanmu, kau mendapatkan apapun yang kau mau, begitu juga sebaliknya, berada di sini, itu artinya kau milikku! Dan jangan sekali-kali membantahku!"

Hanya anggukan kecil yang Pin berikan pada Saint berkata tepat di atas wajahnya. Pin menutup matanya, dia sudah sangat lelah dan tatapan tajam Saint membuatnya sedikit takut. Padahal selama ini dia tidak pernah merasa takut pada siapapun.

Mungkinkah Saint berhasil mendominasinya kali ini? Benar-benar mendominasinya, dalam hal apapun. Tapi tidak dengan hatinya, karena Pin sendiri tidak tahu apakah dia memang menyukai pria itu atau dia hanya ingin bermain-main saja?

Dan ingatkan pada remaja itu, jangan bermain-main dengan seorang mafia, jika dia tidak ingin berakhir dengan kehilangan nyawanya.

***********

Sugar Baby (SonPin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang