à Ł T É Î R • 29

1.4K 94 6
                                    

- A l t e i r -

.

Guratan amarah tercetak dengan jelas dari wajah tegasnya, auranya menggelap disusul smirk ciri khas yang biasa ia pamerkan.

"Alson!"

Lelaki itu menoleh lalu meneyeringai, tidak ada senyum menakutkan selain senyum yang dimiliki oleh jiwa bernama Alson Evangelos. Salah satu kepribadian yang dimiliki oleh Alteir, bukan apa Alson memiliki watak yang kurang baik. Itupun karena Alson adalah penanggung segala rasa dan lara yang dialami oleh Alteir.
Tak jarang lelaki itu akan membawa tubuh Alteir menuju bar ataupun melakuakan hal buruk demi menyalurkan beban yang ada dipundaknya.

Lain halnya dengan Jeremy yang muncul ketika Alteir merasa aman dan nyaman, Dave ketika merasa sedih dan merindukan sosok bunda, ataupun Griss yang muncul ketika Alteir marah. Tetapi Alson bisa muncul kapan saja bagaimanapun situasinya karena Alson adalah titik utama dari beberapa jiwa yang Alteir miliki, bahkan Alson bisa datang untuk mengendalikan beberapa sisi yang dimiliki oleh Alteir.

"Lo denger gue kan?" Mars berseru

Alson tak berkutik namun ia menunggu kelanjutan dari kalimat yang akan Mars katakan.

"Bagus," Batinnya ketika melihat Alson berusaha mengendalikan diri

"Dengerin gue baik-baik," Menghela nafasnya berat karena jantungnya berdegup tidak tenang di dalam sana."Kita cari kebenerannya, kita cari faktanya,"

Rautnya tidak bereaksi apa-apa, datar. Tapi yang jelas lelaki itu masih setia menunggu kalimat yang rampung.
Mars memberanikan dirinya dengan mendekat pada Alson yang hampir keluar dari rooftof.

"Let's go to Holland and find out the truth,"

Selanjutnya? Are you ready?

.

- A l t e i r -

.

Berlin. Lamgit bergurat putiih bercampur dengan gumpalan awan dengan sinar mentari yang tidak terlalu menyorot, pemandangan kota ramai nan padat menyambut indera penglihatannya. Namun sayang ini bukan waktu yang tepat untuk menikmati pemandangan betapa indahnya kota Berlin dari penjuru sisi. Melainkan ini adalah awal mula dari perjalanan keduanya.

Setelah Mars mengatakan jika dirinya akan membawa Alteir bertemu dengan kedua orang tuanya. Terjadi perdebatan kecil antara Mars dan Alson.

Awalnya Alson tidak percaya jika Mars benar-benar akan membawanya pergi. Namun setelah Mars memamerkan tiket peswat dan juga pasport atas nama Alteir barulah dia percaya meskipun ada sedikit ancaman di dalamnya.

"Kalo sampe lo bohong, nyawa lo abis ditangan gue," Begitu katanya

Sebisa mungkin Mars meyakinkan lelaki itu sampai akhirnya ia yakin dan percaya.

"Gue malu,"

Mars menoleh lalu terkekeh geli melihat wajah kakaknya yang bersemu merah. Pasalnya ketika lelaki itu sadar ia hanya menggunakan seragam sekolah beserta menyampirkan sebelah tasnya dipundak. Berbeda dengan Mars yang sudah berganti pakaian dan menarik dua buah koper di tangan kanan dan kirinya entah sejak kapan.
Memang tidak ada yang memprhatikan Alteir dengan jelas hanya saja terasa aneh bagi Alteir ketika lelaki itu sadar jika dirinya berada di negara lain namun masih menggunakan seragam sekolahnya.

Alteir Darkside [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang