nine

1.2K 205 28
                                    

Orang kantor lagi pada sibuk sama pergantian posisi. 40 hari lagi HPL mbak Tiana dan lusa hari terakhir kerja. Iya mbak Tiana mengundurkan diri. Katanya mau jadi full time mom gitu. Sungguh mulia sekali dedikasinya.

Syukur deh, pak Jeffrey jadi jomblo lagi sekarang kalo dikantor.

Seungyoun ketawa-ketiwi bayangin bisa PDKT sama suami orang. Ya gimana ya, yang taken emang suka lebih menggoda. Apalagi yang modelannya kaya calon bapak satu ini.

Lagian Seungyoun ikhlas kok jadi selingkuhan. Capek berharap-harap doang. Dari jaman pak Jeffrey masih bujang - pacaran sama mbak Tiana - nikah - sampe sekarang mau jadi bapak satu anak, masa nggak pernah ada pergerakan dari Seungyoun.

Terlalu pasrah nunggu keajaiban. Saking pasrahnya sampe inceran udah mau jadi papah muda.

Tapi itu pikir belakangan aja gimana cara mensyaitoni si calon bapak yang bucin itu.

Sekarang Seungyoun pusing tujuh keliling. Gara-gara satu orang mengundurkan diri jadi ribet semua. 

Bu Inna; senior secretary urusan internal mengajukan diri jadi pengganti mbak Tiana. Enak aja kan itu posisi inceran Seungyoun.

Tapi bapak rese main iyain aja.

Trus nasib si Yeji nih yang nggak jelas. Antara bakal naik jabatan atau tetep stay di posisinya sekarang. Tinggal tunggu yang lamar ada yang high quality nggak.

Tapi Yeji mah doanya yang apply yg fresh graduate aja. Biar dia bisa naik trus bikin sirik si Lia. Edan emang otak bocah satu ini. Seungyoun sampai pusing ngehadapinya.

Waktu Seungyoun makan di kantin sambil dengerin voice note yang dikirim bapak buat revisi dokumen dari marketing tiba-tiba mbak Tiana naruh nampan dan ambil duduk di hadapan Seungyoun.

Perutnya yang ngebuncit bikin jarak sama meja dan kayanya lumayan susah buat makan. Seungyoun yang merhatiin jadi berhenti sejenak buat makan.

"Bisa mbak?" Mau mastiin aja kalau makanannya nggak bakal tercecer karena jarak piring dan mulut lumayan.

Mbak Tiananya ngangguk sambil senyum. "Bisa kok. Udah terlatih ini."

Seungyoun cuma senyum canggung. Belum pernah seumur-umur dia makan satu meja sama ini orang. Rasanya aneh walaupun sering minta diajarin kerjaan tapi kan beda, kalo pas kerja serius tapi kalo makan kan Seungyoun biasanya sambil ghibah. Apalagi kalau semeja sama Yeji. Wah bisa nggak kelar-kelar tuh sampai jam istirahat abis.

"Lagi dengerin voice note dari bapak ya?" Tunjuk mbak Tiana ke earphone di telinga Seungyoun.

"Hehe iya mbak."

"Aku juga dulu gitu. Sampai telinga berdengung saking seringnya pakai earphone tiap hari."

Seungyoun perhatiin mbak Tiana yang mulai nyuap. Oke seperti dia bilang, memang udah terlatih dan bisa. Jadi Seungyoun ikutan nyuap makanan ke mulutnya sendiri.

"Berat ya kerja sama bapak?"

Seungyoun mengangguk karena mulutnya masih penuh.

"Tapi udah nggak pengen resign lagi kaaan?" Goda mbak Tiana. Seungyoun malu sendiri kalau inget ini. Udah berapa kali ya kira-kira dia beneran bikin surat pengunduran diri? Tapi semuanya ditolak mbak Tiana tanpa dibaca sama sekali.

Katanya,"Bilang ke bapak dulu, kalau ok baru surat kamu ini saya proses."

Lah gimana mau bilang wong mau minggatnya aja diem-diem. Tapi sampai setengah tahun kemudian nyatanya Seungyoun masih kuat menjalani semua kegilaan ini.

"Mbak kok bisa lama banget kerja sama bapak? Nggak cinlok lagi." Heran Seungyoun. Udah lama gibahin ini sama Yeji, tapi baru kesampaian sekarang nanya sama orangnya langsung.

Tiba-tiba mbak Tiana taruh alat makannya di piring dan numpuin tangan di meja. Duh Seungyoun ngeri liat itu perutnya yang gede kalau-kalau kegencet.

"Mbak itu perutnya kegencet!" Peringatnya.

"Nggak. Emang gede ini anaknya si jupri."

Hah siapa?

"Mbak selingkuh?"

"Hah?"

"Itu jupri!"

"Ribet manggil nama lengkapnya Jeffrey tuh. Udah jupri aja biar enak."

Sialan mentang-mentang udah bini enak bener manggil nama orang. Nama bagus itu! Bisa-bisanya jadi jupri. Untung istri sah kalo nggak Seungyoun ajak gelud nih.

"Kalo dibilang nggak cinlok nggak juga. Saya pernah suka sama bapak....." Seungyoun melotot.

".....sssst tapi jangan bilang-bilang, ngambek nanti suami kalo ini diungkit-ungkit. Dulu waktu awal-awal aku jadi asisten pribadi sempet naksir Youn sama bapak. Tapi cuma cinta sepihak. Bapak udah punya pacar dulu."

Hahahaha, ternyata yang ngenes ngalami cinta bertepuk sebelah tangan nggak cuma Seungyoun doang.

"Bapak punya track record macarin asisten-asistennya loh Youn."

Wah kemana aja Seungyoun sampe ketinggalan berita sepenting ini?

"Oh ya mbak?"

"Iya. Dulu bapak pacaran sama asisten pribadinya yang sebelum saya. Lumayan lama. Sampai kamu pindah dari marketing jadi junior secretary itu mereka masih pacaran. Berapa lama berarti? satu....dua....tiga... ya hampir empat tahunan lah. Trus waktu itu juga bapak nggak rese kaya sekarang. Ya maklum ada pawangnya."

Ya ampun seandainya bapak sekarang masih ada pawangnya. Mungkin nggak bakal sengenes ini kali ya hidup Seungyoun.

"Asisten juga masuk kantor jam 9. Nggak ada dateng ke apartemen, bangunin apalagi nyiapin ini itu. Udah beres semua di handle sama pacarnya. Habis putus aja jadi kolokan. Minta diurus sampe segitunya. Makanya dulu aku betah banget kerja sama bapak. Ya walaupun sakit hati gara-gara cinta tak sampai. Untunglah Jupri dateng dan ngajak nikah. Jadi aku bisa lepas dari bapak hehe."

Anjir niat bener pamernya.

"Tapi kata Jupri kamu diajak makan kerumah orang tuanya itu bener?" Ya ampun bocor juga itu mulut papah muda.

"Iya mbak."

"Wah jangan-jangan bapak naksir kamu lagi."

Seungyoun melotot sampai matanya kaya mau keluar. Enak aja naksir-naksir.

"Aku enam tahun loh Youn jadi asisten. Belum pernah tau rumah orangtua bapak dimana. Belum pernah makan bareng bapak diluar urusan bisnis. Apalagi diajak ambil rendang dirumah." Mbak Tiana ketawa-ketawa aneh yang bikin Seungyoun nggak tenang jadinya.

"Semoga langgeng sama bapak ya Youn."

"Aaaaaaaargh mbak Tiana!"

"HAHAHAHAHA....."

Setan emang bininya Jupri ini.











.
Seungwoo dibikin bucin ke Seungyoun lucu juga kayanya😆😆😆 tapi bucin yang jual mahal😅😅

BOSS-RyeonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang