Seungyoun ketuk-ketuk pintu sambil resah nunggu sambungan telfonnya diangkat. Si bapak ganti password apartemen dan dia nggak dikabarin lagi.
Hih saban-saban si bapak ini kaya abg mumet, kerjaannya gonta-ganti password mulu. Biar apa coba?
Kalo gini kan Seungyoun juga yang susah.
Empat bulan jadi asisten dan dia udah lima kali ngalami kejadian ini. Heran Seungyoun tuh. Udah dibangunin susah, suka gonta-ganti password nggak bilang lagi.
Sambungan telfon gagal lagi dan Seungyoun lihat layar ponsel, udah hampir jam 8 dan udah 127 panggilan tak terjawab. Ngehela keras banget trus Seungyoun mutusin buat duduk bersila didepan pintu apartemen sambil nyedot susu coklat kotak yang dia beli di jalan tadi.
Kalau yang udah-udah sih bakalan lama bangunnya kalo kaya begini. Jadi mending Seungyoun lesehan sambil nontonin rekaman cctv kantor.
Orang-orang selama ini selalu ngiranya si bapak sama orang-orang keamanan doang yang mantau cctv. Tapi terimakasih ke jabatan yang dia punya sekarang jadi Seungyoun punya akses ke cctv dan sering banget nemuin kejadian-kejadian tak terduga.
Contoh: si buaya buntung lagi goyang itik pas sendirian di dalem ruangan.
Atau pak Jeffrey yang bolak-balik ruang HRD nuruti ngidam tengah harinya bu Tiana.
Hahaha, bahagia Seungyoun tuh punya hiburan pribadi di tengah suntuknya kerja.
Tiba-tiba layar ponselnya berubah nampilin nama 'pak bos' memanggil.
Ditekannya ikon hijau dan Seungyoun langsung jauhin ponsel. Jaga-jaga ada ledakan nuklir.
"SEUNGYOUN! KAMU TAHU INI JAM BERAPA? KENAPA BELUM DATANG? SAYA JADI TELAT INI BANGUNNYA!"
Tuh kan, tenaga penuh lagi teriaknya. Untung udah Seungyoun jauhin dari telinga.
"HEH KAMU KOK MALAH DIEM AJA? SAYA NANYA INI!"
"Ehem bapak, saya udah di depan pintu apartemen bapak dari jam tujuh kurang sepuluh menit sampai sekarang..."
Seungyoun melihat jam di pergelangan tangannya dan melotot tak percaya.
".....jam sembilan lebih delapan belas menit. Bapak ganti password lagi ya?"
Nggak ada jawaban dari seberang. Cuma suara grasak-grusuk dan suara berdebum.
Seungyoun memandang ponselnya bingung. Trus nggak lama kemudian pintu yang dia senderi bergerak. Seungyoun langsung berdiri tegak sebelum jatuh kejengkang.
Muncul pak Seungwoo dengan muka bantal dan rambut mencuat bak sarang burung. Bajunya cuma kaos kumal dengan celana pendek setengah paha. Ilernya masih kelihatan dan matanya cuma setengah kebuka.
Seungyoun ngelus dada. Pantes mbak Tiana nggak doyan sama yang model beginian.
"Ngapain kamu bengong disitu? Masuk."
Seungyoun masuk langsung menuju pantry dapur. Ambil peralatan makan dan nata makanan punya bapak yang dia beli dari restoran langganan si bapak disitu.
Meskipun orangnya tepat waktu, tapi kalau udah terlanjur telat hampir setengah jam gini sih biasanya trus masuk jam sepuluh sekalian. Jadi Seungyoun agak santai.
Selesai sama makanan, giliran kamar diberesin.
Kamar sultan bujangan nih. Kamarnya penuh sama action figure dari ukuran paling mini sampai yang lebih besar dari Seungyoun.
Selimut dirapihin, bantal ditata, baju kotor masuk kotak laundry, pilihin outfit untuk kerja hari ini, vakum lantai, terakhir telfon petugas laundry gedung ini. Nanti petugasnya yang ambil ke atas cucian si bapak sekalian bawain cucian yang kemarin.
Kalau mau panggil cleaner udah nggak sempet. Keburu ngomel si bapak ntar.
Pas Seungyoun selesai kasih keranjang laundry ke petugas laundry, si bapak sudah keluar kamar dengan penampilan rapi. Rambutnya di pomade dengan setelan keren. mukanya fresh dan keliatan ganteng.
Eh apa? Ganteng??
Hmmm ya okelah, memang lebih ganteng dari pada tadi waktu buka pintu, masih ileran.
"Kenapa kamu nggak telfon saya?" Tanya si bapak begitu mulai makan.
Seungyoun masih sibuk ngitung jumlah pakaian yang dikasih orang laundry tadi. Sama nggak jumlahnya sama kemarin.
Dulu pernah ada yang ketinggalan dan Seungyoun langsung disuruh turun buat ambil lagi. Nggak lagi deh begitu.
"Saya sudah telfon sampai 127 panggilan tak terjawab. Tapi bapak nggak ada angkat satupun panggilan saya."
Pak Seungwoo langsung dehem-dehem. Ih kebiasaan. Pasti lagi cari alibi nih.
"Ya.....ya....saya kan nggak denger. Makanya nggak saya angkat. Iya nggak denger saya tuh."
Seungyoun cuma mencibir. Kebo mah kebo aja. Sok-sokan bilang nggak denger.
.
Masuk kantor Yeji langsung menghadang dengan setumpuk dokumen. Matanya memicing tajam.
"Kok telat sih Youn!" Hardiknya.
Seungyoun cuma jalan sambil diem aja. Narik kursi dan mulai hidupin komputer, "Noh salahin yang di akuarium." Tunjuknya dengan dagu ke ruangan si bapak.
Kebiasaannya dari dulu nyebut ruangan si bapak tuh akuarium. Dan kalo lagi jengkel si bapak diganti jadi 'si hiu'. Hahaha, ya abis ruangan bapak banyak kacanya. Mirip akuarium. Mana penghuninya juga ganas kaya hiu.
"Nih,...." Yeji letakin setumpuk dokumen ke meja Seungyon.
"....selesai hari ini ya."Seungyoun langsung ngomel-ngomel lihatnya," Lu nggak liat gue masih punya setumpuk? Enak aja lu minta hari ini selesai. First in first out baby. Jangan motong antrian lo!"
"Yaelah Youn, bagi dua sama pak Seungwoo ngapa."
"Eh pinter, yang bawahan disinituh gue. Kenapa pak Seungwoo yang bos jadi mesti ikut perintah gue?"
"Ya kan lo bininya. Istri kan biasanya lebih berkuasa diatas suami."
"HIH HWANG YEJIIIII SINI LO GUE BOTAKIN!!"
"SEUNGYOUN JANGAN TERIAK-TERIAK! INI KANTOR BUKAN LAPANGAN BOLA!!"
.
hopefully ini bukan update terakhir minggu ini😁 i'm so busy. Lembur menanti dan bos saya makin recok akhir-akhir ini. Pening ngurus manusia macam itu saya.
![](https://img.wattpad.com/cover/244621688-288-k907186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS-Ryeonseung
RandomPernah nggak sih kalian punya bos rese yang ngeselinnya level dewa? Tingkat telitinya ngalah-ngalahin dosen pembimbing, rewelnya ngalah-ngalahin bayi baru kelar imunisasi, dan rempongnya ituloh, lebih rempong dari ibu-ibu komplek yang suka galau mau...