Seungyoun bangun dengan wajah segar Seungwoo sebagai pembuka hari yang indah.Memang nikmat Tuhan mana lagi yang mau di dustakan. Pagi-pagi bangun pemandangannya udah sebagus ini.
"Morning mas." Sapa Seungyoun cerah. Nggak tahu aja dahi suaminya udah mengkerut aneh. Morning katanya tadi?
"Hmm." Iyain ajadeh. Padahal mah matahari juga udah diatas kepala. Bisa-bisanya nih anak bilang selamat pagi. Gatel sebenernya Seungwoo pengen komentarin. Tapi ya udah karena baru bangun maklumin dikit.
"Jam berapa? Terang amat." Heran Seungyoun masih pagi udah terang banget di luar jendela.
"Setengah 2."
"Pagi?"
"Ya sianglah." Tuh kan emang minta dijulitin banget nih anak. Ya kali setengah dua pagi udaah terang. Eta tinggal dimana setengah 2 pagi matahari di atas kepala?
"Hah yang bener?" Seungyoun panik sendiri buru-buru bangun dari ranjang. Dia inget ada janji nganter mama mertuanya ke bandara. Bener-bener deh. Bisa-bisanya dia bangun udah mau lewat tengah hari.
"Kok nggak bangunin aku sih mas? Aku kan mau anter mama."
Seungwoo cengo. Ya emang sih komplain dan salahin orang lain itu emang paling enak. Tapi kan salah Seungyoun sendiri yang tidurnya setengah pingsan. Alarm bunyi enam kali jangankan bangun trus mandi , bangun buat matiin alarm aja nggak. Seungwoo speechless jadinya siang bolong tiba-tiba diomelin orang baru bangun tidur.
"Kamu kayanya capek banget. Saya kan nggak tega banguninnya."
Seungyoun yang masih sibuk bongkar-bongkar isi lemari balik badan dan lemparin gumpalan selimut ke Seungwoo.
'Tuhkan salah lagi.' Batin Seungwoo ngenes.
Kadang Seungwoo jadi mikir, apa ini karma ya gara-gara selama ini suka moody-an dan suruh Seungyoun ini itu. Tapikan waktu itu dia dibayar. Jadi sah-sah aja dong mau Seungwoo suruh-suruh kaya apa juga. Jadi harusnya bisa di cancel lah ya segala jenis karma yang mungkin datang kemudian.
Aneh.
Iya jalan pikiran Seungwoo yang aneh maksudnya.
"Emang gara-gara siapa aku capek?" Balas Seungyoun nggak terima. " Trus mama sekarang gimana?"
Seungwoo yang capek dari tadi liatin Seungyoun mondar-mandir sambil ngomel, inisiatif bangun dari kasur buat kasih pelukan.
"Marah-marah mulu kenapa sih? Saya mana tau kalo kamu ngomongnya nggak jelas gini." Dituntunlah Seungyoun biar duduk lagi di ranjang.
Seungyoun tersentuh banget tiap Seungwoo mulai ambil inisiatif jadi pendengar gini. Bener-bener nunjukin seberapa dewasanya dia. Ya walaupun kadang-kadang doang keliatan dewasanya. Tapi nggak papa. Masih ada yang patut disyukuri selain tampang, isi dompet, dan warisannya.
"Aku tuh janji anter mama ke bandara jam satu. Tapi akunya malah bangun kesiangan gini. Malu mas sama mama."
Haaah.... ini toh masalahnya.
"Mama udah saya anter." Udah gitu doang dan Seungyoun yang panik sejak bangun langsung diem.
"Yang bener?"
"Iya. Tanya aja mama kalo nggak percaya."
Seungyoun gelengin kepala ribut. "Nggak. Aku percaya kok sama kamu. Sini aku kasih reward."
Bibirnya udah maju mau kasih cium tapi suaminya langsung tahan pakai telapak tangan.
"Kebiasaan! Sikat gigi dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS-Ryeonseung
RandomPernah nggak sih kalian punya bos rese yang ngeselinnya level dewa? Tingkat telitinya ngalah-ngalahin dosen pembimbing, rewelnya ngalah-ngalahin bayi baru kelar imunisasi, dan rempongnya ituloh, lebih rempong dari ibu-ibu komplek yang suka galau mau...