eight

1.2K 199 23
                                    

Seungyoun kira habis dibawa kerumah bapak kemarin trus diajak lari-lari dan dapet senyum gratis bakal ada yang berubah dari sikap bapak ke dia. Ternyata sama aja. Dasar otak halu nggak guna. Ngapain juga mikir aneh-aneh. Kek bapak bakal ada something aja.

Jadi Seungyoun gondok parah pas hari selanjutnya dia dimaki-maki gara-gara proposal dari Lia ambis belum dikoreksi typo nya.

Sebel. Kerja jadi sekertaris tapi rasa mahasiswa semester akhir. Yang bolak-balik suruh revisi gara-gara mata dosen cepet iritasi lihat typo. Kalau ada yang pernah rasain sensasi jengkelnya, ya sama rasanya kaya Seungyoun sekarang.

Harusnya dia udah turun buat makan di kantin dari tadi jadi nggak bisa kemana-mana gara-gara koreksi proposal Lia masih tambah semua dokumen di meja bapak mendadak suruh di review ulang. Barangkali ada yang typo juga lainnya. Gila! Kalau kaya gini mau marah-marah sama siapa coba? Pak Seungwoo yang terlalu teliti? Lia yang tolol banget, kerja udah level junior secretary tapi nulis proposal kaya bocah baru belajar merangkai kata? Atau Seungyoun sendiri yang main taruh dokumen cuma di cek kelengkapan dan inti permasalahan aja?

Huft.....

Seungyoun tiup-tiup ujung poninya yang mulai nutupin mata. Kayanya libur besok harus potong poni biar nggak makin panjang dan nusuk mata.

"Saya suruh kamu koreksi typo ya bukan mainin rambut!"

Nggak tau datengnya kapan tiba-tiba bapak udah nongol di depan meja dengan dua tangan berkacak pinggang.

"Ya sabar pak. Ini juga masih di koreksi." Jawab Seungyoun setengah kesal.

"Kenapa nada bicara kamu begitu? Nggak terima saya tegur? Sana jadi sekertaris Seojun aja kalo udah bosen sama saya."

Seojun Park Seojun? Idih amit-amit. Mending Seungyoun jadi budaknya Lia yang lolanya kebangetan deh dari pada sama Pak Seojun. Belum sehari kerja bareng udah ilang perawan Seungyoun ntar.

"Bapak tega umpanin saya ke buaya?"

"Ya kalo kamu mau nggak papa. Saya telfonin Tiana sekarang juga nih."

"Ya jangan lah pak. Saya mau resign aja dari pada suruh kerja sama Pak Seojun."

"Nah itu paham. Kerja yang bener sana. Jangan mainin rambut aja."

Kalau tatapan itu ibarat tembakan, udah bolong-bolong kali badan bapak saking lamanya dipelototin Seungyoun. Bahkan sampai orangnya hilang di balik pintu Seungyoun masih belum selesai melototinya.

Kriiiing

Telfon di meja bunyi dan Seungyoun buru-buru angkat, "Halo sekertaris Cho Seung-"

"Biasa aja liatin saya. Keluar mata kamu kalo melotot terus nanti!"

"-youn..."

Seungyoun buru--buru tutup telfon dan mendelik tak suka ke arah pintu ruangan bapak. Ngata-ngatain bos halal kan ya? Dasar pak tua gila.

Udah ke halang pintu sama tembok masih bisa-bisanya tau. Padahal nggak tau aja Seungyoun kalau bapak liat dia dari cctv di layar komputernya sambil senyum-senyum aneh.

.

Seungyoun keluar dari ruangan dengan bahu melorot turun. Dia cuma sempet makan rice bowl hasil grabfood di restoran dekat kantor tadi. Udah harganya mahal, porsinya sedikit, jauh dari kata kenyang pokoknya. Baru beberapa jam makan rasanya udah laper lagi. Mana tenaganya habis terkuras buat dokumen-dokumen yang numpuk.

Jadi Seungyoun sekarang cuma bisa gelendotan dan nempel kaya slime ke Yeji yang katanya mau pulang bareng sama dia.

"Udah Youn nggak papa. Besok kita sambit komputer tuh kepala si Lia. Penampilan doang upgrade tapi otak nggak pernah ikut di upgrade."

Yeji nepuk-nepuk kepala Seungyoun prihatin. Temennya satu ini habis naik jabatan bukannya tambah bahagia malah tambah ngenes. Kurang istirahat iya, kurang makan iya, kurang piknik iya, kurang bahagia juga iya. Yeji jadi nggak tega rasanya.

"Berat banget ya Youn kerja jadi sekertaris utama?"

Seungyoun ngangguk-angguk lemes.

"Resign aja apa? Kantor tempat sodara gue kerja katanya lagi buka lowongan. Apa lo mau kesana?"

"Gajinya berapa ji? Gue kan lagi nabung buat beli pajero."

Yeji langsung tegakin badan Seungyoun dan tabok lengannya habis-habisan.

"Aduh apasih sakit goblok!"

"Elu yang goblok! Dasar masokis! Diperbudak malah seneng. Tiap-tiap kali ngeluh giliran mau diselametin malah nggak mau. Mau lo apa sih njir?" Omel Yeji berapi-api. Jengkel juga dia lama-lama sama kelakuan Seungyoun.

Tiap hari ngeluh capek. Tiap weekend ngerengek pengen ikut jalan tapi nggak bisa terus gara-gara dikasih kerjaan tambahan sama si bapak. Tidur nggak teratur ngejar deadline sampai kantung mata wajib di concealer tiap pagi. Makan nggak teratur.

Orang lain kerja kerja kerja kaya. Khusus Seungyoun Yeji yakin kerja kerja kerja tipes. Tinggal tunggu waktu aja sampai itu anak masuk UGD.

"Ambil istirahat aja napa? Sesekali biarin badan lo bisa tidur nyenyak. Kalo lo mati juga pak Seungwoo bakal cari sekertaris baru. Loyal tuh boleh Youn, tapi pikirin juga badan lo! Semua itu harus seimbang. Kerjaan selalu bisa dicari. Tapi kalo lo sampai sakit yang parah, sparepart badan lo tuh mahal harganya. Gue ngomong gini tuh karena peduli sama lo. Jangan masukin kuping kanan keluar kuping kiri."

Seungyoun terharu sampai nggak sadar peluk Yeji di tengah-tengah loby kantor. Nggak peduli sama tatapan kaget orang-orang. Yang dia tahu dia bener-bener bertrimakasih punya temen sebaik Yeji di hidupnya.

"Seungyoun kalau mesum jangan di kantor. Kamu mau saya SP 3?"

Oh Shit! Pak Seungwoo ganggu aja elah.









.

BOSS-RyeonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang