Pagi ini Loey merasa tubuhnya tak bertulang dan lunglai. Ia merasa sangat bersalah kepada Wendy dan Sera. Semalaman ia diam-diam menangis dan memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.
Tentu yang harus ia lakukan pertama kali adalah meminta maaf kepada mereka berdua lalu bertanggungjawab atas semua yang telah terjadi.
Mata Loey membengkak dan sembab serta tidurnya tidak nyenyak. Bagai jatuh tertimpa tangga, ia baru putus dengan Rose sudah ditimpa fakta yang luar biasa mengejutkan.
Masalah yang terjadi di kehidupan Loey silih berganti datang. Loey harus bisa bersikap dewasa untuk menghadapi masalah ini. Bagaimanapun tidak hanya ada dirinya dan Wendy tetapi ada Sera juga.
Bayi itu tidak mengetahui apapun dan tidak berdosa untuk menanggung kesalahan Loey. Setelah dirinya sudah memantapkan hati untuk berbicara pada Wendy maka ia akan mengatakan pagi ini.
Untuk mendukung permintaan maafnya Loey bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk anaknya dan Wendy – siapa Wendy? Belum bisa disebut calon istri atau istri karena keduanya belum resmi menikah.
Loey mulai mengiris kentang dan daun bawang lalu memasukkannya ke dalam panci yang sudah terisi air mendidih. Pria itu memang bisa memasak karena sudah biasa hidup mandiri.
Wendy sudah terbangun beberapa waktu yang lalu dan ia sedang menyusui Sera sebentar setelahnya akan keluar dari kamar. Namun, indra penciumannya membau aroma masakan yang enak.
Dirasa Sera sudah cukup menerima nutrisinya untuk pagi ini. Wendy keluar kamar dengan menggendong Sera. Wajah bangun tidurnya sama sekali tidak berubah, meskipun natural ia tetap cantik.
Wendy duduk di salah satu kursi diruang makan "Kau menyiapkan semua ini?" dan memperbaiki posisi pangkuan Sera.
Loey berbalik dan mengangkat panci berisi sup kentang dari atas kompor "Hmm.. makanlah!" meletakkan panci itu di atas meja.
Wendy mengambil sendok dan mengambil sedikit kuah dari panci itu, meniup uap panas sebentar lalu memasukkan sendok ke dalam mulutnya.
"Woahhh.. ini lezat. Kau pintar memasak ternyata!" Wendy dengan semangat menyeruput kuah dari sup kentang.
Loey duduk di depan Wendy lalu menyodorkan semangkuk nasi "Makanlah.."
"Terima kasih."
Wendy makan dengan lahap sembari memangku Sera. Sedang Loey makan dalam keadaan diam tetapi matanya terus menatap ke arah Sera. Perasaan bersalah menggeroti hati dan pikirannya.
Bayi itu asyik bermain dengan jari-jari kecilnya. Bibir Sera yang mungil mirip Wendy dan mata itu.. benar kata Wendy, mirip dengan Loey.
Usai Wendy menyelesaikan makan dan meletakkan sendok, Loey mulai berbicara.
"Wendy, ada yang ingin aku bicarakan." Loey mengucapkan dengan penuh rasa takut.
"Eum? Paman, terima kasih atas sarapannya pagi ini." Wendy tersenyum dengan wajahnya yang ceria dan mengeluarkan suara layaknya balita yang baru belajar berbicara. Seolah-olah yang berbicara adalah Sera.
Tidak Wendy! Jangan tersenyum, kau membuat hati Loey semakin teriris.
"Wendy, tolong maafkan aku!" Loey tiba-tiba berlutut di hadapan Wendy dan menundukkan kepalanya.
Tentu saja hal itu membuat Wendy heran dan bingung.
"Ada apa? Jangan seperti ini, berdiri Loey." Wendy menatap ke arah Loey yang ada di bawahnya.
"Tolong maafkan aku. Maafkan aku telah begitu menyakitimu. Maafkan aku, karena pria bodoh ini sudah merenggut kebahagianmu. Maafkan aku Wendy.."
"Kau?" Wendy mulai paham kemana arah pembicaraan Loey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loey's Wife Struggles (Republish)
Humor🔞(18+) [COMPLETE] Kisah dibalik layar kehidupan penyanyi muda asal Korea Selatan bernama Park Loey. Siapa yang mengira pria itu memiliki kenangan abstrak yang selalu menghantuinya?