5

28 5 0
                                    

VOTE AND COMENT NYA JANGAN LUPA




















Hari ini Adsila di antar oleh Raska, menjadikan awal pagi nya cukup berwarna. Raska sekarang menjabat sebagai CEO perusahaan Ayahnya dulu. Usia Raska dan Adsila terpaut cukup jauh, Adsila sekarang 21 tahun dan Raska 27 tahun. Ayah mereka meninggal saat Adsila kelas 1 SD dan Raska kelas 7 SMP. Setelah itu Melinda mengambil alih perusahaan, tak lama setelah Raska memasuki sekolah menengah ia dikirim ke Inggris untuk sekolah nya, meninggalkan Adik kecil yang selama ini berusaha ia jaga. Raska pergi tanpa berpamitan kepada Adsila, karena ia tau itu hanya akan memberatkan usaha dan tujuan awalnya. Selama itu Raska tak pernah kembali sekalipun liburan, ia membangun berbagai cabang perusahaan di berbagai negara. Mereka hanya sesekali bertukar pesan dan video call.

"Hati-hati Adek Abang yang cantik! belajar yang rajin, semangat latihan nya" Ucap Raska menyemangati adik nya.

"Emang aku anak SD, hehehe. Abang juga hati-hati yaa, bye" Adsila turun dari mobil, ia berdiri menunggu mobil Raska pergi, setelah tidak terlihat dengan mata nya baru ia beranjak.

"Adsila!" Adsila membalikkan badan nya. Ia mendapati Alvez yang berlari ke arah nya dengan senyuman hangat nya.

"Huh, capek juga ya..." Alvez mengatur napas nya, lalu melanjutkan ucapan nya yang terpotong karena napas nya yang tidak teratur "Abis kelas ini Lo ada acara nggak?"

"Lo lari-lari kayak gini, cuman mau nanyain abis kelas Gue ada acara?" Tanya Adsila tak percaya.

"Waktu itu Lo pergi sama si Daniel, Gue mau ngajak Lo ke suatu tempat"

"Eum, hari ini Gue mau pergi sama Bunga" Jawab Adsila dengan perasaan bersalah. Alvez diam sejenak memikirkan sesuatu.

"Pulang nya kapan? Please tiga puluh menit doang" Alvez memohon kepada Adsila.

"Jam 5?" Alvez berseru keras.

"Ok, see you!" Setelah itu Alvez berlari lagi dengan meloncat-loncat, Adsila menggelengkan kepalanya.

"Aneh" Gumam nya.

_____

"Huah! Beberapa minggu ini tugas Gue nggak ngotak banget anjer" Bunga menepuk pinggang nya yang pegal.

"Semangat, mumpung masih muda" Ucap Adsila mengepalkan tangan nya ke atas.

"Ke SMA yuk Sil, udah lama nggak kesana. Gue mau temu kangen sama Pak Salim" Ajak Bunga. Pak Salim adalah guru kesayangan Bunga di saat semua orang membenci nya, alasan nya karena Pak Salim pernah memberikan nya uang 200 ribu karena Bunga mendapatkan nilai Matematika 100 di antara teman-teman nya.

"Boleh, sekalian nostalgia hehehe" Mereka berdua berjalan sambil bercengkrama, menceritakan kegiatan mereka beberapa hari belakangan, karena mereka jarang bertemu.

DesistirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang