Q: Halo, pertama kami ucapkan selamat sudah terpilih dalam WIA Featured Story! Sebelum tanya-tanya boleh perkenalkan diri dan ceritakan sedikit tentangmu?
A: Hai! Terima kasih atas kesempatan yang diberikan pada Senandung Jazirah! Aku Dyah, tinggal di Bali, nama pena yang sering dipakai adalah Pencil Patronus. Hobi menulis sejak SD, awal mulanya, sih, dengan menulis ulang cerita lalu belajar improvisasi sendiri dan jadinya keterusan deh hobi sampai sekarang. Di masa pandemi gini lagi terjebak WFH. Aku lulusan Psikologi, sekarang bekerja sebagai freelance translator sekaligus pengembang kurikulum, hehe.Q: Bagaimana sih awal mula kamu menulis dan terjun ke dunia jingga ini?
A: Waduh, hubunganku dengan dunia jingga ini putus nyambung sebenarnya, haha! Kenal dunia jingga sejak SMA, tapi nggak terlalu aktif. Baru balik pas jaman kuliah, itu awalnya sebagai pembaca dulu dan menulis cerpen. Terus aku hiatus, lupa password dan e-mail, (YEA, I HAVE A LAME MEMORY). Sekarang bikin akun baru dan balik lagi nulis fantasi! Eheheh.Q: Ceritakan secara singkat dong tentang karyamu yang masuk ke dalam Featured Story periode 2 ini!
A: Well, ini cerita tentang Ava yang ingin menyelamatkan diri dari kejaran Ilmu Hitam karena dia terlahir sebagi Penyingak. Namun, kitab yang bisa menyelamatkannya justru dibentengi oleh status kasta yang berlaku. Ava dihadapkan pada dua pilihan: menyerahkan diri sebagai abdi bangsawan, dengan risiko tubuhnya digunakan sebagai medium belajar Ilmu Hitam oleh puri, atau menentang tradisi sekaligus dan menggugat aturan kasta yang berlaku. Di Shangkara, tradisi berakar dari Hukum Ilahi dan mengikat mereka turun-temurun. Semakin jauh Ava berjuang, dia semakin takut bahwa untuk menyelamatkan dirinya, dia harus menghadapi kemurkaan Ilahi.
Cerita ini berasal dari konflik politik-tradisi yang sempat terjadi, juga dengan sedikit retelling dongeng Bali di bagian magic system dan Hukum Ilahi-nya, ehehe.Q: Apa sih hal yang ingin kamu sampaikan kepada para pembaca melalui ceritamu?
A: Sebenarnya ini menurutku tergantung pada pembaca, ya, also because i never thought i would get this far, i didnt really think about it, HAHAHA. Tapi ketika aku menulis Senandung Jazirah, aku berangkat dari insiden sejarah. Rasanya, jika bicara sejarah, akan selalu ada banyak versi, pihak yang berbeda bisa jadi punya persepsi soal sejarah yang berbeda. Sejarah bisa jadi dasar perilaku dan keputusan-keputusan, sejarah juga bisa dijadikan senjata untuk terus bertahan hidup, mengendalikan massa dan hal-hal lain. Hanya saja pertanyaannya sekarang adalah, kehidupan macam apa yang tumbuh dan yang dipertahankan dari catatan sejarah tersebut.Q: Apa yang membuatmu tertarik untuk menulis cerita dengan genre ini?
A: Karena aku bisa lebih banyak bereksperimen dalam menulis sejarah ketika aku menuliskannya sebagai Historical-Fantasy. Juga, karena aku bisa menginterpretasikan dengan lebih bebas kejadian-kejadian tertentu, alih-alih menunjukkan nama insiden atau nama pelaku, aku bisa mereka-reka kenapa hal-hal itu bisa jadi terjadi. Dalam proses menulis Senandung Jazirah, aku jadi belajar ulang soal sejarah aku sendiri, dan rasanya menuliskannya dalam Historical-Fantasy adalah salah satu cara untuk menceritakan suatu kejadian dengan mirroring atau mungkin alternate kejadian tersebut. Karena bagiku, secara tidak langsung fantasy protect people that went through the actual history.Q: Dari mana kamu mendapatkan inspirasi untuk menulis cerita ini?
A: Dari lingkungan sekitar dan buku-buku sejarah, juga dari buku fiksi. Saya ingin menulis cerita yang bicara soal sejarah suatu tempat, dampaknya tapi juga fun dengan elemen fantasi. But yeah, tentu penting diingat bahwa ini fiksi, jadi ya bukan buku sejarah asli. Yang jadi poin utama dari cerita ini adalah dampak dari satu kejadian dalam sejarah pada lingkungan dan individu.Q: Bagaimana kebiasaanmu dalam publish cerita; apakah kamu tipe yang nabung chapter lalu publish rutin atau tipe deadliner? Biasanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menulis satu bab?
A: Kayaknya aku nabung chapter dulu deh. Karena aku harus baca lagi, untuk cek vibes dan proses perkembangan plot dan karakternya, soalnya aku tuh orangnya gampang nervous. Kalau aku deadliner, nanti kepikiran setelah tekan publish "aduh ini udah bener belom ya, koheren nggak, ya". Biasanya aku nulis satu bab bisa berhari-hari. Tapi, kalau udah jelas banget dan vivid banget adegannya, bisa jadi sehari. Ooh, tapi aku juga kadang deadliner, kok. HAHA.Q: Bagaimana kebiasaanmu dalam menulis? Apakah kamu menyiapkan outline cerita secara menyeluruh atau sambil jalan mengembangkan ceritanya?
A: YESSS, i have outline. Soalnya aku tuh pelupa, sumpah. Kalau nggak, bisa lupa kayaknya deh sama worldbuilding sendiri. Tapi tentu aku improvisasi juga, tidak kaku menurut outline. Aku kan plantser, ehehe.Q: Ketika kamu mengalami writer's block, apa yang kamu lakukan untuk menanganinya?
A: Biasanya, aku menjauhi naskah. Aku dinginkan dulu. Sambil aku menelaah lagi tokoh-tokohku untuk tahu subplot atau adegan apa yang harus aku ciptakan. Aku pakai scene card, biasanya, kadang juga bikin character's interview. Kalau nggak gitu, ya aku nonton drama, pokoknya lepasin naskah dulu dah. Writer's Block-ku cenderung berasal dari ketakutan, And yeah, kadang aku merasa aku menuliskannya dengan salah atau belum cukup baik, mungkin aku memulai bab pertama salah dan blablabla, jadi salah satu solusinya adalah menjauhkan diri dari naskah dan lihat garis besarnya.Q: Siapa author favorit kamu di Wattpad? Kenapa?
A: Wuah, ada beberapa. AntheaFeather: dia nulis fiksi yang juga bahas hal-hal Kejawen dan kerajaan fiktif Jawa. Nellaneva dan E-Jazzy, well, mereka kesukaan saya dalam fantasi indonesia. Chantabiles: karena menuliskan cerita yang hangat tapi tidak membosankan dan rasanya dekat banget dengan karakternya.Q: Apa pesan yang ingin kamu sampaikan kepada para pengguna Wattpad khususnya bagi mereka yang menulis dan menikmati genre-genre dalam campaign WIA ini?
Aku sadar, kadang banyak yang bilang bahwa fantasi susah menembus pasar di Indonesia. Jadi aku hanya mau bilang, terima kasih karena penulis-penulis fantasi di platform online tetap ada dan selalu punya cerita. Terima kasih karena sudah terus bercerita. You inspired me <3Q: Last but least, pertanyaan / saran yang ingin kamu sampaikan kepada kami?
A: Aku nggak punya saran atau pertanyaan. Cuma mau bilang terima kasih banyak karena sudah jadi wadah untuk genre-genre ini dan terima kasih sudah mempertemukan kami semua <3Q: Drop quotes inspiratif / favorit kamu di sini!
"Cerita yang baik adalah cerita yang tamat" -Dee LestariTerima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Featured Story WIA Indonesia [DITUTUP]
Non-FictionSemua orang dapat mengikuti kampanye Written In Action. Kini, tim Written In Action Indonesia mempersembahkan program baru: Reading List & Featured Story! Wah, penasaran, kan? Bagaimana cara untuk berpartisipasinya? Baca buku ini untuk informasi leb...