USIL

9 2 0
                                    

"sahabat yang baik dan benar adalah mereka yang selalu ada dan memberikan dukungan kepada sesama sahabat mereka, termasuk menjadi tim paduan suara untuk merebut hati Dian! Eaaaaa.."

-trio kupret
.
.
.
Saat ini aku tengah bersantai dibale-bale bawah rumah sambil membaca salah satu komik shincan yang kupinjam dari teman kelasku Ayu. Bale-bale adalah tempat bersantai tradisional yang selebar tempat tidur dan terbuat dari bambu. Biasanya ditiap kolong rumah disini masing-masing punya bale-bale.

Rumah disini rata-rata adalah rumah kayu yang tinggi, biasa disebut rumah panggung, jadi dibawah rumah yang kosong dan luas dimanfaatkan untuk tempat jemuran, tempat menyimpan stok kayu bakar, dan juga kamar mandi maupun gudang.

Suasana terasa sunyi saat siang begini, itu karena sebagian besar warga sedang berada dikebun ataupun sawah mereka. Tak terkecuali Mirna si tomboy. Selepas pulang sekolah dia pasti menyusul kedua orang tuanya di kebun. Kebunnya lumayan jauh dengan jalan yang mendaki dan kesananya tentu saja dengan berjalan kaki. Aku sudah beberapa kali kesana. Begitu juga dengan Ocha. Bahkan ladang mereka berdekatan.

Bapakku juga seorang petani, hanya saja berbeda dengan Mirna dan Ocha yang menggarap Kebun orang tuanya sendiri, kebun yang digarap bapakku bukanlah miliknya, melainkan menyewa. Dan akan berbagi hasil nantinya dengan si pemilik lahan.

Kalau Tita lain lagi, orang tuanya punya bisnis otomotif. Sedangkan Nur, ayahnya seorang guru dan ibunya pedagang besar di pasar.

.
"diaaann..."

Terdengar suara ibuku memanggil dari atas rumah. Beliau tengah membuat kue di dapur, ibuku memang berjualan kue-kue kering dipasar.

"ya buu, tungguuuu... "
Aku menyahut dan langsung naik keatas rumah, sepertinya ibu butuh bantuan.

"kenapa bu?" tanyaku begitu ada didekatnya.

"ini, yang sudah dingin kamu pilihin trus susun diplastik gula, nanti tinggal di lem pake lilin. Isinya 10 biji ya"
Ibuku menunjuk nampan berisi kue yang telah matang.
Tak banyak bicara langsung kukerja kan.

"ada sayur kelor sama telur dadar di lemari makan kalau kamu mau makan," ibuku bertkata sambil terus mencetak kue

"sudah kok tadi sama Inu ma Wandi juga, pas ibu lagi dikamar" Jawabku.
Inu dan Wandi adalah ke dua adik laki-lakiku.

"oh, trus sekarang mereka mana?"

"ya paling main ma teman-temannya"
Jawabku acuh sambil terus menyusun kue kedalam plastik.

Ya jam segini mereka mana ada dirumah, pasti lagi main. Pulang sekolah, makan trus ngilang ampe sore. Tadi kulihat mereka sibuk menyiapkan layangan. Mungkin sekarang lagi musim layangan.
Biasanya saat musim kemarau begini memang paling pas main layangan. Cuaca cerah dan berangin.

Usiaku berjarak 4 tahun dengan Inu, lalu ada Wandi yang 1 tahun dibawah Inu. Mereka masih SD.
Aku perempuan sendiri dan anak pertama.
Ya beginilah aku menghabiskan siang dirumah.
Aku jarang keluar kalau siang begini, biasanya aku akan ke rumah Mirna habis magrib. Ngumpul bareng Ocha, Tita juga Nur. Itupun ada jadwalnya, misalnya kalau lagi mau nonton F4 bareng. Haha

Ngomong-ngomong soal F4 aku jadi ingat si bossy Edwin. Ihhh! aku menggeleng cepat, semoga aku tak berurusan dengannya. Itu pasti gak akan bagus. Ck

***

Jam 7 pagi lewat sedikit saat aku turun dari angkot biru tepat didepan gerbang sekolah.
Bagus hari ini aku gak telat, dan yang paling penting aku mandi sebelum berangkat tadi, haha.
Jangan kaget, aku emang ratunya telat bangun. Tiap pagi pasti heboh suara ibuku yang membangunkan aku tidur. Disaat Mirna sudah rapi, aku baru bersiap mandi. Ckck
Kadang kalau sudah kepepet yaa aku gak mandi, sekadar cuci muka ma gosok gigi aja, sisanya balur badan pake eskuline, itu loh parfum gel yang lagi hits. Haha

Oh My First Love... (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang