SURAT BIRU

5 2 0
                                    

"4 x 4 = 16,
Sempat tak sempat harus dibalas"
.
.
.

Hari-hari kulalui penuh warna.
Terhitung sejak kemunculan Angga dipintu kelas waktu itu, aku jadi semangat bersekolah.
Aku tak lagi mengeluhkan ingin pulang cepat, atau mengecek tanggal untuk menghitung berapa tanggal merah bulan ini, hanya demi untuk bisa libur sekolah.

Aku menjadi suka berada di sekolah.
Tepatnya aku suka -bertemu dia- di sekolah.

Benar kata orang, jatuh cinta itu indah.

"Dian, kamu dapat PR bahasa inggris gak dari ibu Mia?"
Tanya Mirna saat aku ikut bergabung menunggu angkot yang akan membawa kami kesekolah pagi ini.

"ia, ada. Terjemahan itu kan?"
Jawabku.

"he'eh bener. Udah belom?"

"hehe udah dong..."
Jawabku sambil menjentikkan kuku, sok.

"dih tumben ngerjain, kena angin apaan?"
Mirna berujar tak percaya.

"angin kasmaran...!"
Jawabku cepat sambil tersenyum.
Kurasa pipiku memanas.

"what?!"

"hahaha Chandraaa... Eh canda maksudnya"

Tak lama angkot yang kami tunggupun singgah.

"eh Dian, denger-denger kamu lagi ada yang deketin ya?, cowo anak kelas sebelahmu itu loh katanya, emm... Ah lupa aku namanya"

Pertanyaan Ocha saat kami tengah duduk didalam angkot mengundang tatapan penghuni angkot, tak terkecuali sopir pun ikut melirikku lewat spion.

Astaga, gini nih kalo toa' masjid dikasi nyawa.

Aku menyikut lengan Ocha yang memang duduk tepat diseblahku.

"gak sekalian umumin di masjid?"

Ocha nyengir sambil mengangkat jari tengah dan telunjuk tanda damai.

"Paling Edwin, kan satu sekolah juga dah tau dia nempelin Dian mulu dari dulu"
Tita yang duduk diseberangku menyahut.

"bukan kok, namanya lain. Kemarin anak-anak pada cerita dikelas, iya kan Nur?"

"iya, temen kelas yang cerita itu katanya pacarnya temen cowo yang lagi deketin kamu, makanya dia tau"
Nur menambahi.

Mereka bertempat melihatku seolah menanti klarifikasi, haha dah kek seleb aja.

Aku menautkan jari telunjuk dan jempol membentuk 'ok' tapi kemudian menyeretnya dari sudut bibir kiri ke kanan yang berarti 'no comment' .

" yeee...."
Mereka serempak menyorakiku.
***

Lagi,
Saat aku turun dari angkot kulihat ia ada disana, di pos jaga sekolah tengah berkumpul bersama sekelompok anak-anak cowok lainnya yang entah anak kelas mana.

Aku jadi merasa seperti 'dia memang menungguku',
Bukannya GR yah, tapi setiap aku udah nyampe sekolah, gak lama aku ngerasa dia akan ikut masuk dan berjalan dibelakangku.

"Dian..."

Aku dan teman-temanku berhenti, lalu menoleh.
Dibelakangku kudapati Angga bersama dua orang temannya yang belakangan kuketahui bernama Afdal dan Hikman.

Rupanya si Afdal yang memanggilku.
Tatapan mataku dan Angga bertemu.
Lagi, jantungku menghilang dan kurasa hawa pagi ini menjadi begitu panas.
Kueratkan genggamanku pada tali tas punggungku, berusaha terlihat tenang.

Aku segera beralih menatap Afdal yang berjalan mendekat kearahku.

"ini, bacanya dirumah aja, trus kalau bisa dibalas"

Oh My First Love... (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang