" jatuh cinta, berjuta rasanya..."
.
.
.Bug!
"aduh...!!!"
Aku mengeluh, kepalaku rasanya terbentur sesuatu.
"masih mau sekolah gak?!"
"cepet bangun, liat tuh udah jam berapa!"
"malem ngapain aja sih nyampe susah mulu bangunnya"Ibuku sudah mengomel panjang lebar, sedangkan aku masih mengumpulkan nyawa sembari mungusap kepalaku.
Kuliahat ibuku memegang timba air berwarna Pink.
Astaga jangan-jangan..."bu, ngapain bawa-bawa timba?"
"tunggu, jangan bilang ibu ya yang getok kepala aku? Pake tuh timba?""masih bagus cuman timbanya, belum ibu isi air nih!"
"bikin kesel aja pagi-pagi, sana mandi!, kesekolah!"Ibuku berlalu meninggalkan aku yang masih melongo tak percaya, waahh bisa-bisa besok lusa aku disiram air beneran. Ckck
Aku segera melompat dari kasur, lalu turun ke bawah rumah menuju kamar mandi.
Pagiku diawali omelan ibu tapi hatiku tak masalah. Aku malah merasa senang hari ini. Terlampau senang dan bahagia hingga aku tak berhenti bernyanyi sejak tadi.
Jika mengingat surat biru itu...
Ah, aku kembali tersenyum.
Duh senangnya."Eh tapi, aku masih belum menulis surat balasan, gimana ini?"
Gumanku pelan,
"hm... nanti ajalah"***
Lagi aku berangkat sendiri, teman-temanku mungkin sudah jalan duluan.
Seperti dejavu, saat aku turun dari angkot bertepatan dengan bel berbunyi.
Kulihat Angga ada di pos jaga sekolah, tapi kali ini ia tak ditemani oleh Afdal dan Hikman.
Ia tersenyum melihatku berjalan melewati pagar sekolah.Kubalas senyum lalu menunduk, tak bisa menatap lama-lama.
Aku tak mau mati muda karena jantungan.
Aku yakin sekarang wajahku memerah lagi."yok, masuknya barengan aja"
Ajaknya ketika aku sudah berdiri dihadapannya.Aku mendongak, ini kali pertama kami sedekat ini.
Aku tersenyum, mengangguk dan kamipun mulai berjalan bersisian.Rasanya tanganku berkeringat dingin,
Kerongkonganku mendadak kering,
Jantungku seolah hendak meloncat keluar.
Entah ini hanya perasaanku atau bagaimana, seolah kelasku menjadi sangat jauh."kamu udah baca suratnya?"
Tanyanya memecah keheningan.Aku mengangguk tanpa menoleh,
Tapi senyum tak pernah lenyap dari bibirku.
Persis orang gila!Kami kembali berjalan dalam diam.
Entah Sibuk dengan pikiran atau sibuk menenangkan jantung masing-masing."um.. Jadi gimana?"
Tanyanya lagi sesaat sebelum aku mendekati kelasku.
Kami berhenti sejenak.Kulihat didepan pintu kelasku ada Edwin dan trio kupret juga Chandra dan beberapa teman lainnya. Mereka sedang bercengkrama seperti biasa.
Hanya Edwin yang tengah memerhatikanku.aku memberanikan diri menatap Angga sejenak, kemudian menoleh ke sembarang arah.
Demi apapun aku tak bisa lama-lama menatapnya, entahlah aku merasa tiba-tiba jadi lemah jantung."emm... aku..."
"Aku gak pintar nulis surat 'ngga,
Jadi tentang pertanyaanmu disurat itu... akan aku jaw...""eh ngapain masih diluar kalian!" "masuk kelas!"
" bubar-bubar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My First Love... (On Going)
Short StoryAwalnya aku tak mengenalnya, meski berada di sekolah yang sama sejak setahun lalu. Namun yang pasti, semenjak ia muncul dipintu kelasku hari itu, menatap kearah ku lalu tersenyum, setelahnya dan seterusnya aku merasakan hal yang berbeda. Hal yang m...