Triiinngggg....
Bel istirahat yang berbunyi berhasil membangunkan rasa lapar. Lyra tersadar dari lamunannya karena bisingnya suara bel dan juga perutnya yang sedari tadi minta diisi.
Tamara menepuk pelan pundak Lyra. "Ra, ke kantin yuk! Katanya disini makanannya enak-enak, yah tapi agak mahal dikit sih." ajak Tamara.
Lyra mengiyakan ajakan Tamara walaupun masih terkejut dengan pertemuan mereka yang tidak diduga.
Saat beranjak dari kursinya, Lyra reflek melihat ke belakang. Ternyata Zafran sudah tidak ada disana. Padahal tadi lelaki itu masih ada di tempat duduknya tapi sekarang dia hilang tiba-tiba tanpa disadari. Seperti makhluk gaib saja atau Zafran sedang melakukan mimikri seperti bunglon?
"Nyariin gue ya??" tanya Zafran atau lebih tepatnya berteriak tepat di telinga Lyra.
Lyra terkejut karena tiba-tiba dikagetkan oleh Zafran. "Kak Zaf! Ngagetin aja sih tiba-tiba muncul dibelakang kayak setan aja!" omel Lyra sambil memukul Zafran tapi tidak kena.
"Ngapain nyariin gue? Kangen?" ledek Zafran.
Lyra mendengus kesal, tidak bisa sabar menghadapi manusia satu itu. "Hah? Kangen? Nggak lah! Ngapain gue kangen sama orang nyebelin kayak Kak Zaf!"
Zafran hanya tertawa terbahak-bahak. Sudah lama dia tidak meledeki gadis itu.
"Tau ah! Ayo Mar, kita ke kantin." Lyra menarik tangan Tamara agar cepat-cepat keluar dari kelas sedangkan Zafran masih terkekeh.
"Tapi gue yang kangen sama lo, Ra." lirih Zafran sambil tersenyum lembut.
Lyra masih setia menarik tangan Tamara dari kelas sampai ke kantin. Sedangkan Tamara hanya pasrah melihat tangannya terus ditarik oleh Lyra.
Suasana kantin sangat riuh. Seluruh murid sibuk mendapatkan tempat dan mengantri di setiap stan. Tamara mengusulkan agar dirinya yang memesan makanan sedangkan Lyra yang memilih tempat duduk. Lyra mengiyakan saja, yang penting perutnya harus segera diisi.
Setelah mendengar jawaban Lyra, Tamara langsung segera mengantri di salah satu stan. Tanpa diberi tahu, Tamara sudah tahu apa yang akan Lyra pesan.
Lyra memilih tempat yang berada dipojok dekat jendela. Disana terlihat lingkungan sekolah yang sangat ramai. Sambil memandang ke luar jendela Lyra memikirkan banyak hal. Banyak kejadian tak terduga yang terjadi hari ini, padahal ini baru hari pertama Lyra masuk SMA. Dimulai dari Haru yang tiba-tiba muncul begitu saja tanpa memberi kabar, Tamara yang berbohong tiba-tiba malah bersekolah di tempat yang sama dengan Lyra, kalau Zafran memang dari awal sudah berniat bersekolah disini. Sepertinya akan banyak hal-hal lainnya yang terjadi lebih dari ini, mungkin.
"Puyeng!" rengek Lyra.
Mendadak rasa lapar yang sejak pagi mengganggu lenyap begitu saja karena Lyra terlalu larut dengan pikirannya. Namun itu hanya sementara. Beberapa menit kemudian Tamara membawa nampan yang berisi semangkuk bakso untuk Lyra, sepiring batagor untuk Tamara, dan dua gelas minuman yang sama yaitu es teh manis.
Melihat itu mampu membuat rasa lapar Lyra bangkit kembali. Lyra langsung merebut mangkuk yang berisi bakso dari nampan. Tamara terkejut karena nampan yang ia bawa hampir terjatuh. Tamara terkejut untuk yang kedua kalinya, kali ini karena Lyra melahap bakso dengan cepat seperti orang yang tidak makan selama berbulan-bulan.
"P-pelan-pelan makannya, Ra." ucap Tamara khawatir Lyra akan tersedak.
Mendengar itu Lyra memelankan ritme makannya namun masih agak cepat. Tamara menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Lyra. Untung saja mereka duduk di pojok jadi tidak ada yang melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chronovisor
RomanceAda lima orang yang menyukai Allysia Nara: Zafran Afif Putra, suka bolos dan malas membuatnya tidak naik kelas dua kali, meskipun begitu ia sangat jenius melebihi siapapun. Sifatnya yang jahil dan suka seenaknya itu membuatnya dibenci meskipun wajah...