CHAPTER 4 - PERDAMAIAN

432 42 3
                                    

Hari ini pagi yang indah karena ada suatu keajaiban yang langka. Lyra bangun lebih pagi dari biasanya. Rena juga tidak membangunkannya karena Rena dan Aira sedang tidak berada dirumah sejak semalam. Rena pergi untuk urusan bisnis dan akan pulang sangat malam. Kalau Aira sedang berada di rumah neneknya.

Saat ini Lyra sedang memakan sarapannya dengan santai. Masih pukul 6 pagi dan Lyra sudah memakai seragam dengan rapi. Entah kenapa Lyra sangat susah untuk tertidur lagi saat terbangun di jam 3 pagi. Bukannya begadang tapi Lyra sudah mulai tidur dari jam 9 tapi malah pulas di jam 11. Semalam Lyra hanya tertidur selama 4 jam. Lyra juga sudah tidak memikirkan masalah yang kemarin, perasaannya sudah membaik.

Tiba-tiba ada suara klakson mobil di depan rumah Lyra. Mendengar itu Lyra buru-buru keluar rumah dan mengecek siapa yang datang sepagi ini. Lyra melongo melihat Haru yang ternyata datang ke rumahnya.

"Lho, Kak Haru? Ngapain dateng kesini pagi-pagi?"

Haru keluar dari mobilnya dan menghampiri Lyra. "Jemput Lyra lah, emang mau ngapain lagi kalau bukan itu?"

"Sepagi ini? Mau jagain sekolah nemenin Pak Yanto?"

Haru tertawa kecil lalu mengacak rambut Lyra dengan gemas. "Kan gue biasa berangkat jam segini, lo sarapan aja dulu ditungguin kok. Biasanya belum mandi jam segini kok tiba-tiba bangun pagi?"

Lyra tidak menjawab, wajahnya malah ditekuk. Melihat itu Haru merasa bingung karena dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun. "Ada apa? Kok cemberut?"

"Kok ngomongnya lo-gue lagi? Kemarin kan udah janji." ketus Lyra.

"Maaf, lupa."

"Dih, dasar pikun! Cepetan masuk!" Lyra menarik Haru masuk ke dalam rumahnya.

"Sendirinya juga pikun." lirih Haru sangat pelan agar tidak didengar Lyra.

Lyra kembali duduk, Haru juga ikut duduk disamping Lyra menemani gadis itu menghabiskan sarapannya yaitu dua lembar roti yang ditumpuk dengan selai cokelat. Namun Lyra memakan sarapannya yang tinggal setengah itu dengan tidak selera. Haru yang gemas melihat itu langsung mengambil alih roti yang Lyra makan lalu berusaha menyuapi Lyra.

"Nggak mau, maunya makan sendiri!"

Lyra mencoba merebut rotinya kembali tapi tidak bisa karena Haru mengangkat roti itu setinggi-tingginya. Lyra berdiri namun lagi-lagi tidak sampai karena Haru ikut berdiri, berjinjit pun tetap tidak bisa. Lyra masih tidak menyerah, kini gadis itu naik ke atas kursi dan sampai. Tapi Haru langsung kabur menjauhi Lyra, karena Lyra berada di atas kursi jadi tidak bisa langsung mengejar Haru.

"Kak Haru nyebelin banget, sih! Malesin banget!" Mendengar itu Haru tertawa kencang.

Lyra semakin kesal dirinya ditertawakan sekencang itu.

"Ngambek!" hanya satu kata itu berhasil membuat Haru langsung mengalah.

"Nih rotinya tapi makan yang cepet." titah Haru dan Lyra hanya mengangguk menurut saja.

"Ayo berangkat, lanjut makan dimobil aja." Lyra mengangguk sekali lagi.

Lyra berjalan menuju rak sepatu lalu memakai sepatunya di depan pintu. Haru memegang roti Lyra dan mengambil tas Lyra di kursi.

Tiba-tiba terlintas sebuah ide jahil di kepala Lyra. "Abang ketos..." panggil Lyra dengan nada yang dibuat-buat. "Boleh pake sepatu warna ijo nggak?" tanya Lyra meledek, tangannya sudah mengeluarkan sepatu berwarna hijau. Melihat itu Haru langsung membulatkan matanya, Lyra hanya terkikik geli melihat reaksi Haru.

"Bercanda kok abang ketos, jangan marah..." Lyra sudah tidak bisa menahan tawanya, gadis itu tertawa terbahak-bahak sampai memukul lantai berkali-kali.

Haru menyumpal mulut yang puas menertawakan dirinya itu dengan roti lalu memakaikan sepatu Lyra. Sedangkan Lyra sedang fokus menghabiskan rotinya karena takut Haru akan menyumpal mulutnya lagi.

ChronovisorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang