Charlotte memeluk kedua lututnya sendiri di kamar. Hari ini secara tak langsung ia telah membunuh seseorang lagi. Mengingat emosinya yang keluar secara berlebihan sepertinya membuatnya harus mengendalikan emosi lebih dari itu atau seseorang akan berakhir di hadapannya.
"Charlotte?" panggil ibunya, muncul dari balik pintu.
"Pergilah!" usir Charlotte dingin.
"Sampai kapan kau akan terus di dalam sana?"
"Aku tak membutuhkanmu! Jadi pergilah!"
Ibu Charlotte menunduk dalam, melangkah pergi meninggalkan Charlotte yang semakin terlihat suram. Gadis itu mengambil boneka kelinci soaknya, dan meremasnya kuat-kuat. Beberapa potongan dari bagian boneka-boneka itu tercecer di lantai kamarnya, membuatnya terlihat semakin suram.
Tanpa ia sadari, layar komputer di kamarnya menyala dengan. Pada layar itu diperlihatkan sebuah video boneka gadis kecil yang tengah menyanyikan alunan musik klasik pengantar tidur. Charlotte menatap layar komputernya, mengernyit heran. Ia lantas mencabut kabel komputernya hingga komputer itu mati kemudian menendang meja komputernya kasar, dan akhirnya kembali berbaring di kasurnya.
"Jika mendengar lagu itu..."
Charlotte terbelalak kaget, mencari asal suara yang baru saja berbicara padanya. Layar komputer Charlotte lagi-lagi menyala, memperlihatkan sebuah video sesosok boneka berwajah hancur yang dipenuhi darah tengah menyanyikan alunan lagu klasik pengantar tidur. Ingin sekali Charlotte berteriak keras memanggil ibunya. Sayangnya suaranya sendiri terasa tercekat di tenggorokannya seolah-olah seseorang tengah mencekiknya. Lagipula ia sendiri yang mengatakan pada ibunya bahwa ia tak membutuhkannya.
"Jangan...jangan...jika mendengar lagu itu...." larang sebuah suara di dekatnya.
Penuh perasaan takut, Charlotte memandang boneka kelinci soak di hadapannya. Asal suara barusan. Mata boneka kelinci itu berputar ke segala arah, lalu memandang Charlotte dengan tatapan jahat. Mulut boneka kelinci itu tersenyum lebar, membuatnya terlihat seperti boneka yang begitu mengerikan.
"Jika mendengar lagu itu....hihihi..." ujarnya tertawa jahat.
Video lagu yang diputar di komputernya semakin bertambah keras, memaksa Charlotte menutup kedua telinganya rapat. Boneka kelinci soaknya berjalan tertatih ke arahnya, lalu menyentuh pergelangan tangan Charlotte. Bulu-bulu kasar dan kusamnya entah mengapa terasa seperti tusukkan duri di tangannya. Meskipun Charlotte telah berusaha keras melepas boneka itu dari tangannya, boneka itu justru menusuknya semakin keras.
"Jika mendengar lagu itu....lagu itu..."
Sambaran cahaya kilat menerangi kamar Charlotte yang selalu gelap karena lampu di kamarnya yang telah lama padam. Seekor kelabang merayap keluar dari dalam tubuh boneka kelinci Charlotte, menuju ke jendela kamarnya, melompat turun dari sana. Tangan boneka kelincinya bergerak, meminta perhatian kepada Charlotte agar ia menatapnya.
"Jika kau mendengar suara itu...argh! Hentikan! Tolong aku! Lepaskan aku dari sini!" erang suara dari dalam boneka Charlotte, terdengar seperti teriakan menyedihkan dari orang-orang yang tersiksa, bercampur menjadi satu di dalam tubuh boneka itu.
Dari sela-sela jahitan boneka Charlotte, beberapa kali kelabang keluar sampai boneka itu terjatuh dengan sendirinya tanpa kapas isian di dalamnya-hanya menyisakan baju luar boneka itu seolah-olah para kelabang itulah isian dari si boneka-. Kini boneka itu hanya dapat diam. Tak lagi berbicara ataupun bergerak seperti sebelumnya.
"Aku lelah dengan sikapmu..." celetuk seseorang yang tak lain lagi adalah Elf, seorang gadis berpakaian gothic lolita yang membawa nampan penuh kelabang di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rhythm of Lullaby(END)
Horror"Lagi-lagi alunan musik klasik itu!" Charlotte Clauss, kehidupan gadis itu terasa kacau setelah kematian ibunya. Dan sekarang ia harus tinggal bersama ibu tirinya yang tak bisa diandalkan selama ayahnya pergi. Sementara itu, Roy Ishmburg, seorang la...