7. Enggak

114 15 0
                                    

Earth Pirapat, pria tinggi dengan tubuh atletis, kulit eksotis dan wajah yang menawan. Siapa yang tak mau dengannya? Earth mendekati kata sempurna, tetapi manusia tidak ada yang sempurna bukan?

Tentu Earth memiliki kekurangan, dan itu adalah sifatnya. Earth itu licik, terkadang dia bisa sangat kasar dan emosinya benar-benar tidak terkontrol, tempramennya buruk sekali. Selain tidak ada yang tidak mengaguminya, tidak ada juga yang berani mengganggunya.

Tay tentu tahu siapa Earth, Mahasiswa jurusan Akuntansi semester 3.

Oke, cukup perkenalannya dan kembali ke situasi saat ini.

Sangat sangat dan sangat canggung.

Tay tak tahu harus berbuat apa, menghentikannya? Atau justru membiarkannya?

Akhirnya Tay memutuskan untuk pergi saja meninggalkan mereka dan menunggu di kantin.

***

4 menit Tay menunggu Jane dan akhirnya Jane datang ke kantin, Tay pun langsung menghentikannya.

"Jane, gue mau ngobrol sama lo sebentar boleh?"

"Eh..boleh kok Tay, ayo duduk dulu."

"Sorry ya Jane, gue gak ada maksud menginterupsi urusan pribadi lo, tapi karena ini ada sangkut pautnya sama temen gue, jadi gue harus bertindak."

"Soal gue ciuman sama cowo lain?"

"Iya, kenapa lo ciuman sama cowo lain? Kan lo pacarnya New."

"Gue tau ini ada hubungannya sama New, tapi gue rasa lo ga perlu kasih tau New, karena gue juga gak ada niat buat nyembunyiin ini dari New, gue bakal cerita kok ke New."

"Terus? Alesan lo nyium si Earth apa?"

"I don't think you should know Tay."

"Oke whatever, tapi janji sama gue lo bakal cerita ke New?"

"Ya gue janji, udah ya gue ada kelas, bye."

Setelah itu Jane meninggalkan kantin setelah menatap sinis wajah Tay.

"Ajig, sinting tu cewe."

Sedangkan di sisi lain..

"Pak Rob, New izin ke toilet ya Pak, udah kebelet nihh."

"Iya ndo, puas-puasin ke kamar mandinya ya.."

"Siap Pak!!" New berlari keluar kelas.

"Tayyyyy." Teriak New.

"Eh? Lo ngapain anjir? Madol yak?"

"Nggak kok, izin ke kamar mandi tadinya, cuma ngeliat lo di sini jadi gue samperin deh."

Tay mendorong badan New pelan. "Yaudah sana balik, ntar kalo tu dosen liat lo disini sama gue, dikiranya gue yang ngajak lo bolos nanti."

"Bentaran deh, gue kepengen banget mie ayam." New merengek.

"Yaudah sana pesen."

New berjingkrak-jingkrak kesenangan lalu memeluk Tay sebentar sebelum ngibrit buat beli mie ayam.

"PAK DODOOO MIE AYAM SATU SETENGAH GAPAKE SAYUR YANG BAYAR TAY YA PAKK," padahal belum sampai, tapi New sudah teriak. Memalukan.

"Sudah kudugong, gue yang bayar."

***

Setelah selesai makan mie ayam, New dengan santai memesan minum serta makanan manis lainnya. Traktiran Tay tentu saja.

"Tau diri dikit lo bagong," Tay menyindir New yang tengah bersendawa setelah selesai menghabiskan semua makanannya.

"Kamu kok gitu sih...iya besok-besok aku gak minta ke kamu deh, aku bakal beli sendiri, aku bakal beraniin minta uang lebih ke Mami walaupun nanti Mami pasti marah karena aku jajan mulu, terus nanti Mami nyuruh aku olahraga nanti aku jadi sakit kayak waktu itu, terus-"

MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang