9. Choice

112 12 0
                                    

New sekarang sedang menikmati ranjangnya yang empuk serta sejuknya pendingin ruangan di kamarnya. Ia hanya menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir tentang kejadian tadi. Laki-laki tadi pacarnya Jane? Lalu New siapa?
Tapi anehnya New tidak merasa sakit hati atau merasa di bohongi, New penasaran aja.

New jadi membayangkan, kalau ternyata lelaki itu adalah selingkuhan Jane, New harus apa? Atau ternyata justru New yang selingkuhannya Jane? Ah..masalah kayak gini enaknya diomongin bareng Tay.

New terseyum mengingat betapa seringnya dia curhat dengan Tay, rasanya kalau cerita dengan Tay itu lega sekali. Walau kadang saran yang diberikan tidak bermanfaat, tapi kalau cerita dengan Tay tidak ada yang perlu di tutupi karena rasa malu atau takut, Tay selalu memberikan respon yang baik.

Tay, Tay, dan Tay. Kalau di pikir-pikir, hidup New dipenuhi oleh Tay, namun kenyataannya memang seperti itu.

'Tay sekarang dimana ya? Gue gak tau tadi dia pergi kemana, dia udah di kamar belom ya? Apa gue telfon aja?' Pikir New.

Akhirnya New memberanikan diri untuk menelfon Tay.

"Halo, kenapa New?"

"Tay, lo udah di kamar?"

"Udah, kenapa?"

Jutek banget anjir, pikir New.

"Gue..mau minta maaf soal tadi."

"Gak perlu lah, itu hak lo kok-"

"Gue gak akan ngelarang lo suka sama gue, tapi udah gue tegasin berkali-kali kalo gue gak mau hubungan kita lebih dari temen. Konsekuensinya lo tanggung sendiri ya Tay."

Sempat hening sebentar sampai akhirnya Tay berbicara.

"New, being your friend is my choice, but loving you is God choice. Gue juga gak nyangka kalo yang gue sukain adalah buntelan babi macam lo. Sekarang tugas gue adalah find out a way to make you mine, jadi yaa tunggu aja, gue juga gak tau kapan itu terjadi haha. Udah ya New gue mau istirahat, night Hin."

Tanpa menunggu jawaban dari New, Tay menutup telfonnya meninggalkan New yang tercengang. Jantungnya berdetak tak karuan.

"Mending gue tidur deh anjing, pusing banget hari ini."

***

Pagi telah tiba, Tay sudah bangun dari subuh namun ia tak bergerak mandi dan hanya melamun di ranjangnya. Dia masih kepikiran yang semalam rupanya.

"Gue semalem mabok ciu apa ya? Bisa-bisanya berani ngomong begitu. Nanti ketemu New harus gimana anjeeerrr," Tay mengacak rambutnya.

Tiba-tiba Tay menyibak selimutnya dan berdiri di atas ranjangnya. "Udah lah Tay, kayak lo punya malu aja. HARUS BISA DAPETIN NEW POKOKNYA!"

Setelah itu Tay melompat dari ranjangnya untuk pergi mandi dan menata dirinya serapi juga setampan mungkin.

Di sisi lain...

New mengunyah roti secepat mungkin sambil menggunakan sepatu, ia ingin menghindari Tay sebisa mungkin hari ini.

Saat New mengunci pintu kamarnya, seorang perempuan menghampirinya.

"New."

"Jane? Ada apa? Aku buru-buru nih."

"Aku mau bahas tentang semalem bisa nggak?"

New langsung menghentikan kegiatannya dan memindahkan fokusnya kepada wanita cantik yang berstatus pacarnya ini.

"Oke," ucap New.

"Cowo yang semalem itu namanya Earth, dia kating jurusan akuntansi. Dia mantan pacar aku."

"Kok Earth bilangnya kamu pacar dia?"

MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang