6. Kipak Lo

137 16 1
                                    

"Anjrit anjrit anjritttt bisa-bisanya belom turun juga, lo songong banget si anjenggg." Tay ngedumel di kamar mandi.

"Mau gamau harus gue selesain sekarang...." Akhirnya Tay menyelesaikan urusannya itu lalu segera mandi.

Cklek

New menoleh ke arah suara berasal, ternyata Tay sudah selesai mandi dan sudah memakai bajunya juga.

"Sini Tay sarapan." Ajak New.

"E-eh? Iya sebentar."

Canggung. Banget. Canggung banget keadaan mereka sekarang, Tay sesekali menatap New, ketika New ikut menatap, Tay langsung pura-pura fokus sama makanannya.

"Oh iya Tay, nanti lo pulang duluan aja ya, gue diajak jalan sama Jane soalnya."

"Mau ngapain kalian?"

"Hangout aja."

"Hangout doang kan? Kenapa gak bareng aku aja?"

Wajah New memelas. "Sorry Tay, dia udah ngajak dari kemaren, gak enak kalo aku nolak."

"Yaudah, bawa kendaraan sendiri apa mau aku jemput kalo udah selesai?"

"Jemput aja deh kalo kamu gak sibuk, tapi kalo emang gabisa bilang ke aku ya, nanti aku pulang naik taksi aja."

"Oke nanti aku kabarin, kalo aku gabisa jangan naik taksi, ntar di culik, pulang sama Off aja."

"Mana ada sih yang mau nyulik gue? Makan gue banyak banget, yang ada penculiknya stress gara-gara gue."

"Lo tuh gemesin New, gue aja repot nahan rasa gemes gue, gimana orang lain?"

New muak banget kalo Tay udah manis kayak gini, masalahnya New gak kuat kalo Tay kayak gini, pengen gigit aja. "Kipak lo." Ucap new sambil meniupkan remahan roti di piringnya.

"KOTOR GOBLOK."

"Hahahaha, btw Tay..anu lo gimana turunnya?"

"Si anjing gue udah coba buat lupain terus lo malah ngebahas."

"Gue penasaran doang kali."

"Emang punya lo turunnya gimana New?"

New cuma bisa diem, mukanya merah sampe leher. Gila, Tay benar-benar gila.

"Ehh New tungguin gue hahahhaa." Tay berlari kecil mengikuti New yang tiba-tiba meninggalkannya keluar kamar.

Sekarang mereka sudah sampai di kantin kampus karena sudah janjian dengan Off dan Gun. Hanya untuk berbincang santai saja, karena suatu hari nanti masa ini hanya akan menjadi kenangan semata.

Kenangan yang bisa kita ceritakan kepada orang yang kita sayang, betapa indahnya masa-masa ini.

"Roman-romannya ada yang abis slebew slebew nih, ya gak?" Ejek Off yang baru datang bersama Gun.

"Iya nih xixixixixi."

New memutar matanya. "Ketawa lo alay Gun kayak bapack-bapack."

"Sirik aje lo pucuk teh." Balas Gun.

New mengangkat dagunya dengan sombong. "Ya baguslah gue pucuk teh, disukain orang-orang."

"Iya tapi sering dipake juga sama orang-orang." Sahut Gun.

New membulatkan matanya, kaget Gun bisa kasar juga. "Ya artinya gue laku! Gaada yang gamau sama gue."

"Gue juga laku, tapi ga murahan."

"Anjing udah deh emang mulut lo kaya cabe-cabean."

Gun hanya tertawa membalas New.

"Mulut lo ya New, kok jadi suka ngomong kotor sih? Gue gapernah ngajarin lo kayak gitu ya." Tay protes.

MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang