.
.
.
Duduk berdua ditemani beberapa cemilan, Gojou membuat mini teater diloteng. Tangan Gojou sibuk menggenggam erat jemari (y/n), membuat gadis itu mengernyit karena kesulitan bergerak.
(Y/n) memilih menyenderkan kepalanya dibahu Gojou karena kesal. Film terus berputar. Film bertema sihir dengan gedung sekolah berbata hitam dan berbentuk seperti kastil kerajaan.
Pemeran utama dengan ciri khas luka berbentuk petir di dahinya, membuat (y/n) sesekali mengulas senyum. Terlebih karakter favoritnya dari asrama berlambang musang mulai terlihat.
Gojou mencebik kesal melihat (y/n) yang tersipu melihat karakter laki-laki yang jelas mati di turnamen tiga sekolah.
"Aku masih lebih tampan dari orang itu." cebik Gojou kesal.
Alis (y/n) bertaut, "serius?! Kau membandingkan dirimu dengan artis?" (y/n) tertawa kecil melihat Gojou yang cemberut dan memajukan bibir bawahnya.
Gojou memangku dagunya dengan sebelah tangan lain yang tidak memegang tangan (y/n). Semakin kesal karena (y/n) mulai memanas-manasinya dan membandingkannya dengan laki-laki didalam film itu.
Gojou kesal dan melepas tautan tangannya lalu berjalan keluar dari loteng. (Y/n) yang melihat itu sedikit panik karena Gojou meninggalkannya sendiri di loteng.
(Y/n) semakin panik karena pintu yang ditutup kasar oleh Gojou tadi macet dan tidak bisa dibuka. (Y/n) menarik nafas dalam karena keringat dinginnya mulai menetes di dahi dan di punggung gadis itu.
(Y/n) terduduk menyadari loteng yang terasa semakin sempit. Nafasnya semakin sesak, dan tak. Lampu mati.
Bahu (y/n) bergetar perlahan, tangannya memeluk lutut dan mulai terisak. Serangan panik membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya membeku begitu saja. Semua benda yang tadinya berukuran biasa mendadak menjadi besar karena bayangan mereka, ditambah kilatan yang perlahan muncul semakin membuat gadis itu memundurkan tubuhnya ke pojokan ruangan.
Hujan semakin kencang, (y/n) menyembunyikan wajahnya diantara sela kaki. Gojou belum kembali sejak lima belas menit yang lalu dan (y/n) semakin bergetar takut karena kepalanya mulai pusing.
Tok tok tok.
Pintu loteng diketok cepat, suara Gojou yang memanggil (y/n) terdengar. (Y/n) merangkak pelan dan menggaruk pintu dengan kukunya.
"Go-Gojou-san!" pekiknya tercekat.
"(Y/n)?! Menjauh dari pintu! Aku akan mendobrak masuk!" teriak Gojou dari luar.
(Y/n) kembali mundur dan membiarkan Gojou menghancurkan pintu yang macet itu.
Wajah Gojou terlihat panik dan langsung membawanya ke pelukan erat. Gojou mengusap punggung (y/n) yang bergetar sedangkan (y/n) mencengkram erat baju yang dikenakan Gojou.
"Hiks... Hueee...."
Gojou menggendong (y/n) didepan tubuhnya dan turun ke ruang keluarga. Di sana gojou duduk di atas sofa masih dengan memeluk (y/n) didepan tubuhnya.
"Ssst..." bisik Gojou. "Aku di sini, jangan menangis lagi."
(Y/n) menenggelamkan wajahnya di ceruk leher putih Gojou. Menghirup aroma menenangkan yang menguar dari kulit Gojou.
"Tadi kau meninggalkan ku." isak (y/n).
Gojou menggigit daging dalam mulutnya, "maafkan aku, aku--"
"Jangan meninggalkan ku!" potong (y/n) cepat. "Jangan meninggalkan ku seperti mereka! Kumohon!"
Gojou diam dan kembali mengusap punggung (y/n), "aku tidak mungkin meninggalkan takdirku sendiri, (y/n)." ucapnya mengecup pelan rambut (y/n).
(Y/n) menangis dan tertidur di pelukan Gojou. Gojou membawanya ke kamar Gojou dan membaringkan gadis itu di kasur lalu ikut berbaring di samping (y/n).
Tangan Gojou menarik tubuh (y/n) mendekat dan memeluknya erat, lalu mengecup pelan kedua kelopak mata (y/n) yang sembab.
Gojou memeluk tubuh (y/n) dan ikut masuk kedalam mimpi.
"Oyasumi." bisiknya pelan.
.
.
.
Goyangan di bahunya membuat laki-laki berambut putih platina itu mengerjap pelan menyesuaikan penglihatan dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar.
Tangannya menangkap tangan kecil yang memintanya bangun dari tidur.
"Gojou-san," panggil (y/n) lembut. "Ayo bangun. Fushiguro-kun dan yang lainnya sudah menunggumu diruang tamu."
Gojou mengerjap dan menarik tubuh (y/n) hingga jatuh ke atas tubuhnya. "Nanti dulu," ucap gojou serak. "Aku masih mengantuk."
Tangan Gojou melingkar memeluk gadis itu erat. (Y/n) kembali merasakan nafas Gojou yang teratur sementara detak jantung laki-laki itu perlahan-lahan menjadi cepat.
Mata (y/n) mengerjap memperhatikan rahang kokoh Gojou dari bawah. Tangannya tersampir dan menyentuh pelan rahang halus tanpa jambang itu.
"Halus," bisik (y/n) pelan.
Getaran halus (y/n) rasakan, Gojou menatapnya dengan senyum lebar, "menikmati wajahku, hm?"
Wajah (y/n) diterpa panas, tangan gadis itu langsung mengambil bantal yang ada di samping keduanya dan memukul bantal itu ke wajah Gojou.
"Sialan! Ayo bangun!" pekik (y/n) malu.
Gojou tertawa keras dan menahan kedua tangan gadis itu di samping kepalanya. "Iya iya, dasar malu-malu kucing."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.
.
San: ada yg tau apa penyakit yeen? 😗
.
.
.
.
.
.
See you next chapter 😗
13 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ꒦ ͝ Proposal (G.Satoru x Reader)
ФанфикшнMate Project by San_21_Arts . . . "Huh? Nikah? Tapi aku baru lulus SMA om." "Ngapapa kan udah legal." Iya... Yaudah, tapi sama siapa?" "Sama om dong~" "Kalau itu sih enggak mau, kita beda sepuluh tahun om." . . . Start: 20 Januari 2021 End : 14 Mei...
