(Y/n) memeluk erat tasnya, kepergian (y/n) menuju Seika akan menjadi perjalan terberat baginya karena pergi diam-diam tanpa memberitahu Gojou. (Y/n) mengeratkan mantelnya, kakinya melangkah menuju masa depan yang pasti.
Kakinya berjalan menyeret koper dengan tas di punggungnya menuju halte bus. Ada baiknya menghemat uang meski mendapat beasiswa sekalipun.
Ponsel (y/n) bergetar pelan, panggilan masuk dari Gojou. Gadis itu menghela nafas pelan dan mengangkatnya.
"(Y/n), kau dimana?"
Bibir (y/n) bergetar pelan dan bersiap menjawab. "Aku ada didalam bus, Gojou-san."
"Bus? Kau mau kemana?"
(Y/n) diam sejenak lalu menjawab, "aku akan pergi ke flat kantor penerbit dekat universitas yang sudah menerimaku. Maaf kalau aku pergi secara mendadak--"
Bus yang ditumpangi (y/n) mengerem mendadak. Membuat gadis itu sedikit terlonjak kaget dan hampir menghantam bangku didepannya.
"Keluar dari bus itu sekarang."
Manik (e/c) (y/n) mengerjap pelan, "eh?"
Didepan bus, terlihat tubuh jakung Gojou yang menatap tajam kedalam bus. Ditangannya, ponselnya terlihat berkedip pelan.
(Y/n) keluar bersama barang-barangnya dan berjalan ketempat Gojou berdiri, "Gojou-san, apa maksudnya ini?"
Tubuh Gojou yang jauh lebih tinggi dari pada (y/n) sedikit menunduk untuk menatap langsung mata (e/c) yang memandangnya bingung. "Seharusnya aku yang bertanya begitu, mau kemana kau?"
"Aku mau ke universitasku, surat edaran panggilan untuk tahun pertama masuk sudah keluar bersamaan dengan masa orientasi-"
"Kapan suratnya keluar?" tanya Gojou memotong ucapan (y/n).
Tatapan tajam Gojou yang menuntut jawaban membuat (y/n) tanpa sadar menunduk takut dan khawatir, "sebulan lalu..." cicitnya diakhir.
Gojou tersenyum sinis, "sebulan lalu dan kau tidak memberitahu ku?"
(Y/n) sedikit salah tingkah dibuat Gojou karena ini pertama kalinya (y/n) mendengar nada suara sinis Gojou. "Karena aku pikir kau sibuk jadi sebaiknya tidak aku beritahu..."
"Sibuk? Sejak kapan aku sibuk? Aku sudah bilang kan? Aku bisa meluangkan waktuku untukmu, jadi kapan tepatnya kau melihatku sibuk didepanmu?"
Gojou menatap tajam puncak kepala (y/n), manik blue ocean nya menatap bahu (y/n) yang turun. "Maaf... Aku..." gugup (y/n).
Kaki Gojou melangkah mendekat pada (y/n). Jari panjang Gojou meraih dagu (y/n), membuat gadis itu mendongak menatap mata Gojou, "dan siapa yang mengizinkanmu pergi?"
.
.
.
Kaki (y/n) sedikit terseret dijalanan, Gojou menariknya cepat menuju rumahnya. Kaki Gojou yang panjang membuat (y/n) kesulitan mengikuti langkah kaki panjangnya itu.
"Gojou-san! Tolong pelan-pelan sedikit!" pekik (y/n).
Gojou menghiraukan pekikan (y/n) dan membanting pagar lalu mengunci pagar itu kembali. Gojou kembali menarik (y/n) memasuki kediamannya dan membanting pintu sama seperti pagar tadi.
Gojou mendorong (y/n) hingga jatuh ke atas sofa. Tangannya menekan kedua tangan (y/n) di atas kepala. "Katakan." ucap Gojou menatap (y/n) yang meringis pelan. "Apa kau membenciku?"
(Y/n) mengerjap pelan, "tidak aku--"
"Lalu kenapa kau meninggalkanku?"
"A-aku..."
Gojou menunduk mendekatkan wajahnya pada wajah (y/n). Membuat (y/n) bisa mencium dengan jelas aroma parfum maskulin milik Gojou. Gojou tidak memberikan sedikitpun luang, membuat (y/n) mendesis pelan karena kesulitan bergerak.
Tangan Gojou yang lain mengelus pipi dan telinga (y/n). Membuat tubuh gadis itu merinding seketika, "Gojou-san!" pekik (y/n) pelan.
Gojou bukannya berhenti malah semakin menurunkan tangannya dan mengusap halus selangka (y/n).
Isakan pelan terdengar, membuat Gojou menghentikan aktivitasnya dan menatap mata (e/c) yang berair, "tolong...hentikan, Gojou-san."
Gojou mengusap air mata yang mengalir, "kenapa aku harus berhenti?"
"Aku...aku tidak mau..."
Gojou melepaskan cengkeramannya pada kedua pergelangan (y/n), "kenapa tidak mau?"
"Gojou-san sendiri kenapa melakukan ini padaku?" tanya (y/n) balik.
Jari Gojou mengusap telapak tangan (y/n) dan membawa jari manis (y/n) ke depan bibirnya. "Apa kau terlahir menjadi wanita tidak peka, hm?"
(Y/n) sedikit linglung terutama ketika Gojou menggigit pelan jari manis kirinya. Matanya memanas melihat untai merah yang mengambang diudara, "tapi... Aku melihat kau bersama seorang wanita cantik di cafe itu."
"Wanita?" alis Gojou bertautan. "Ah! Itu temannya Ieiri. Aku tidak tahu kau ada di sekitar situ."
Alis Gojou terangkat, bibirnya tersenyum menyeringai, "kenapa? Kau cemburu?"
"Aku... Tidak tahu..." lirih (y/n).
Gojou menunduk dan membenamkan wajahnya diceruk leher (y/n), "akan lebih bagus kalau kau cemburu." bibirnya mengecup pelan leher (y/n) lalu kembali menatap manik (e/c) itu.
"Jangan mencoba pergi lagi dariku." Gojou mengecup pipi (y/n). "Kau sudah melihat kita terikat bukan? Jadi jangan berpikir kau bisa lepas dariku."
"Tapi bagaimana dengan kuliahku?" tanya (y/n).
"Persetan dengan kuliah," Gojou terlihat kembali berang. Mata birunya tajam menatap (y/n) yang ada didalam kurungannya. "Jangan mmbuatku mengulangi perkataanku lagi, kau tidak bisa lari dariku, (y/n)."
"Tapi aku--?!" (Y/n) hendak berbicara tapi bibir Gojou sudah lebih dulu menyambar bibirnya. Gojou menyesap bibir merah muda (y/n), lidahnya menguasai bibir dan mulut (y/n).
Jari (y/n) mencengkram erat pakaian yang digunakan Gojou. Mencoba untuk memberitahu bahwa dia mulai kehabisan nafas karena Gojou.
Gojou melepas ciumannya, ibu jarinya mengusap bibir (y/n) yang sedikit membengkak dan basah, "aku masih menahan diri untuk tidak menerkammu saat ini (y/n)." ucap Gojou. "Jadi jangan memancing amarahku."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.
.
.
.
.
San: si kang posesif ganas ya bund🏃🏻♀💨💨💨
.
.
.
.
.
.
.
.
.
See you next chapter 🏃🏻♀💨💨💨
16 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ꒦ ͝ Proposal (G.Satoru x Reader)
FanfictionMate Project by San_21_Arts . . . "Huh? Nikah? Tapi aku baru lulus SMA om." "Ngapapa kan udah legal." Iya... Yaudah, tapi sama siapa?" "Sama om dong~" "Kalau itu sih enggak mau, kita beda sepuluh tahun om." . . . Start: 20 Januari 2021 End : 14 Mei...
