Mate Project by San_21_Arts
.
.
.
"Huh? Nikah? Tapi aku baru lulus SMA om."
"Ngapapa kan udah legal."
Iya... Yaudah, tapi sama siapa?"
"Sama om dong~"
"Kalau itu sih enggak mau, kita beda sepuluh tahun om."
.
.
.
Start: 20 Januari 2021
End : 14 Mei...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
..
.
"Satoru-san kau mau kemana?"
Gadis itu mengernyit melihat Gojou yang sudah rapi dipagi hari. Pasalnya hari ini adalah hari minggu, semua orang berlibur dan beristirahat hari ini.
Gojou berjalan mendekati (y/n) dan memeluk gadis itu erat. Bibirnya mengecup pelan kening (y/n) yang tertutupi poni.
"Apa kau lupa anak buah wanita itu ada yang berhasil lolos?" tanya Gojou. Bibirnya mengulas senyum tipis. "Aku haru menangkap laki-laki itu agar semuanya benar-benar aman."
(Y/n) merasakan puncak kepalanya diusap lembut oleh Gojou, "begitu, ya? Aku kira semuanya sudah selesai."
Gojou menahan tengkuk (y/n) dan mengecup pelan bibir merah muda (y/n). "Ayah dan ibumu juga belum kutemukan. Ada baiknya kau tetap dirumah, ada banyak penjaga dirumah ini, mengerti?"
(Y/n) mengangguk pelan dan membiarkan Gojou berjalan keluar dari dapur. Laki-laki itu pergi setelah melambaikan tangannya keudara.
(Y/n) kembali menyelesaikan masakannya. Meski makan sendirian dia tidak merasa kesepian.
Sesekali gadis itu melirik kearah ponselnya. Menunggu dengan tenang dikediaman Gojou.
. . .
Matahari tampak menggantung di angkasa, sesekali (y/n) menulis sambungan dari novel yang dia buat di laptop yang berada di atas meja.
"Nona," panggil seseorang dengan topi caping yang menutupi setengah wajahnya pada (y/n).
(Y/n) yang sedang mengambil buah jeruk berhenti sejenak mendengar ucapan orang itu. "Ya? Apa ada masalah dikebun?"
Orang itu menggelengkan kepalanya pelan, "tidak nona, hanya..."
Alis (y/n) mengernyit pelan mendengar jawaban menggantung itu, "hanya kenapa?"
"Ada dua orang yang berdiri didepan gerbang mengaku sebagai ayah dan ibu anda." jawabnya menjelaskan.
(Y/n) duduk tegap dan langsung menyerahkan piring berisi jeruk pada laki-laki itu. "Tolong simpankan."
Kaki (y/n) melangkah kearah gerbang kediaman Gojou. Sepasang pria dan wanita berdiri disamping sebuah mobil menunggu (y/n).
Keduanya terlihat berbicara dalam suara kecil, membuat (y/n) berhati-hati. "Otou-san, Okaa-san?" panggil (y/n).
Kedua orang itu menatap (y/n) senang seolah wajah khawatir yang tadi mereka perlihatkan hanyalah angin lalu saja.
"Nak!"
Ayah (y/n)lah yang terlebih dahulu menyambut (y/n) kedalam pelukan. Pria itu memeluk (y/n) dengan erat dan menambah kecurigaan didalam diri (y/n).
Ibunya juga ikut memeluk (y/n), mengatakan kalimat-kalimat kekhawatiran.
(Y/n) seketika merinding. Tangannya melepaskan pelukan kedua orang tuanya dan berjalan mundur, "apa yang membuat kalian berada disini?" tanya (y/n) penuh curiga.
Ibu (y/n) memegangi pundaknya dengan lembut. Kedua pasang mata (e/c) yang sama itu saling bertukar pandang, "nak, kami mengkhawatirkanmu!"
(Y/n) semakin memundurkan tubuhnya merasakan perasaan asing. Tapi ayahnya malah berbalik menahan punggung gadis itu.
"Nak..." panggil ayahnya. "Kau mau berkorban demi adikmu yang barus aja lahirkan?"
"...ha?"
. . .
(Y/n) menatap tajam punggung ayah dan ibunya yang ada dikursi depan.
"Adik laki-laki mu baru saja lahir setahun yang lalu," ucap ibunya. "Kau sudah hidup delapan belas tahun, tolong berkorbanlah untuk adikmu yang baru lahir itu."
Mata (y/n) memanas, ibu dan ayahnya adalah orang gila yang membuatnya mendapat kelainan claustropobhia. Mendengar dia memiliki adik dengan perbedaan usia belasan cukup membuatnya terkejut.
"Adikmu dibawa oleh wanita gila itu sebagai sandera." ayahnya ikut menimbrung.
"Kalian juga sama gilanya!" pekik gadis itu dalam hati.
"Orang itu, dia berkata jika ingin adikmu kembali kami harus membunuhmu." isak ibunya. "Kau sudah hidup cukup lama, tolong biarkan adikmu menyambung hidupnya, nak."
Ibu (y/n) mengusap kening (y/n) lembut. Tapi (y/n) memilih memundurkan kepalanya agar sang ibu tidak bisa menyentuhnya.
Ibu (y/n) mengerti dan menarik kembali uluran tangannya, "maaf... Maaf nak, adikmu adalah hal yang kami tunggu-tunggu sejak lama."
"Ya! Sampai kalian mengurungku didalam peti kayu karena kalian kesal aku adalah seorang perempuan!" jerit batin (y/n).
Enam jam lebih perjalanan, ketiganya sampai pada satu tempat. Hanya kegelapan yang bisa (y/n) lihat diluar mobil sana. Ayah dan ibu (y/n) menarik (y/n) keluar dari mobil.
Tubuh (y/n) yang diseret di atas tanah berbatu terasa panas dan lecet. Ayahnya menarik tubuh (y/n) dengan mudah ketempat yang cukup jauh didalam hutan.
Sebuah danau besar terlihat dimata ketiganya. Ibu (y/n) langsung mengambil ponselnya untuk merekam swbagai bukti keduanya melenyapkan nyawa (y/n), sedangkan ayah (y/n) meletakkan tangannya dileher (y/n).
Mata tajam (y/n) menyendu, seolah bertanya kenapa mereka tega melakukan hal jahat ini padanya.
Ayah (y/n) menunduk, (y/n) bisa melihat ayahnya terlihat sangat putus asa hanya karena menginginkan anak laki-laki.
"Maaf," ucap ayah (y/n). "Matilah untuk adikmu."
Cekikan keras pada leher (y/n), membuat gadis itu terperanjat kaget karena jalur nafas yang terputus begitu saja. Kaki gadis itu menendang pinggang ayahnya agar berhenti mencekiknya.
Ayah (y/n) terus mengeratkan cekikannya. Sesekali menatap kearah lain karena melihat putrinya itu menangis dan tercekat.
Penutup mulut (y/n) terbuka, gadis itu kesulitan meraup oksigen. Matanya menatap sang ayah sayu, "kenapa... Kenapa harus aku yang mati? Otou-san..."
Pria itu sejenak tertegun, tapi secepat itu juga rawut wajahnya berubah datar. Bibirnya menunduk dan berbisik tepat ditelinga (y/n). Sebuah pisau lipat dia arahkan pada dada (y/n). Pisau menancap kuat ke dada (y/n). Gadis itu seketika muntah darah karena pisau tepat menusuk jantungnya. (Y/n) menatap tanah pasrah.
. . .
"Karena kau hanya anak angkat."
. . .
. . .
. . .
. . .
T B C
. . .
. . .
San: penyebab claustrophobianya plus kenapa kedua ortu yeen benci dan keras ke yeen udah terungkap nih :3
Satoru bakalan join megumi sama toge nih kayaknya hehehe 🏃🏻♀💨💨💨