𖣂 05

5.2K 835 163
                                        

Siapa yg sejak seminggu lalu sampe sekarang minta proposal up? Nih ku up :(

Ada juga yg teror di dm aku astaga :''')

.
..
.

Gojou menatap gadis yang cemberut padanya seharian ini. Wajah ditekuk dan terlihat enggan menjawab panggilannya. Sesekali Gojou mencoba menggoda gadis itu dengan beberapa makanan manis, tapi sayang, laki-laki itu menemui jalan buntu ketika (y/n) memilih menjauhinya ketika Gojou baru akan mendekati gadis itu.

"Jaga jarak!"

Teriakan (y/n) membuat Gojou meringis pelan. Dia ketahuan oleh (y/n) hendak memeluk gadis itu dari belakang.

"Kau kenapa sih?" tanya Gojou kesal. Tangannya mengguyar rambut putih platina nya. "Kenapa kau terus mendorongku menjauh?"

"Pokoknya jaga jarak!"

Gojou merasa ingin menangis sekarang, sangat sakit ketika (y/n) menyuruhnya menjauh. Dadanya sesak, "(y/n), apa kau membenciku?" tanya Gojou sesak.

(Y/n) tidak menjawab ucapan Gojou dan malah berbalik meninggalkan Gojou yang membeku dan jatuh terduduk dilantai.

Gojou mencengkram erat baju yang dia kenakan. Berjalan cepat dan menyudutkan (y/n) ke tembok. Matanya tajam menatap (y/n) yang meringis merasakan cengkeramannya yang menguat seiring rasa sakit hati yang Gojou rasakan.

"Kenapa kau menyuruhku menjaga jarak?!" tanya Gojou penuh tekanan.

(Y/n) sedikit bergidik merasakan terpaan panas disisi wajahnya. Matanya menatap manik ocean Gojou yang siap menumpahkan liquid beningnya.

(Y/n) dibuat kelabakan karena Gojou berperilaku seperti itu. Tak biasanya laki-laki jakung itu menunjukkan air matanya.

"Bu-bukan begitu! Aku sedang demam!"

Gojou mengerjapkan matanya pelan, "demam?"

(Y/n) mengangguk kecil saat merasakan tangannya tak lagi dicekal erat. Sebuah telapak tangan mendarat didahinya, Gojou memperlihatkan wajah bersalahnya karena sudah kasar pada gadis itu.

"Maafkan aku," ucap Gojou lirih. Bibirnya mengecup pelan pergelangan tangan (y/n) yang berjejak merah berkatnya. "Aku terlalu panik karena kau menjauhiku."

Gojou meletakkan kepalanya diceruk leher (y/n), "seharusnya kalau kau sakit, tetaplah berbaring di atas kasur."

Tangan Gojou melingkari pinggang ramping (y/n), membawa gadis itu kedalam gendongan dan berjalan menuju kamar (y/n) tidak mempedulikan ocehan (y/n) yang meminta Gojou menuruninya.

Gojou menurunkan (y/n) yang terlihat kesal dan mendorong Gojou keluar kamar, "jangan memasuki kamarku!"

Pekikan tajam yang dilontarkan (y/n) membuat Gojou mengerjap pelan.

"Sepertinya... Aku benar-benar dibenci, sekarang."

.
.
.

Gojou tak tahu alasan (y/n) tiba-tiba saja membencinya. Keningnya tak berhenti-henti berkerut memikirkan segala kemungkinan yang membuat (y/n) membencinya.

Masalah tempo hari, mengenai phobia (y/n) pada ruangan sempit dan gelap sudah tidak lagi dipikirkan gadis itu ketika makan pagi dihari berikutnya.

Gojou mengusap kasar wajahnya, wanita didepannya terlihat mengerutkan kening, kesal karena teman kencan dadakannya terlihat tidak menaruh minat padanya.

Tangan wanita itu meletakkan pisau dan garpu steik ke atas piring, "Satoru," panggilnya manja. Bibir dengan gincu merah darah mencoba menggoda pasangannya. "Kau memikirkan apa sayang?"

Gojou mengulas senyum manis dan menatap wanita kenalan Ieiri yang tadi tiba-tiba saja kegatelan mengajaknya makan berdua. Dan kini wanita didepannya seenak hati memanggilnya sayang.

"Aku hanya memikirkan calon istriku saja nona Sheiya."

Ucapan Gojou membuat wajah Sheiya merah padam dan mendecih kesal mengetahui laki-laki incarannya sudah punya calon istri.

Tangan Sheiya merayap menggapai jemari lentik Gojou. Mengusap punggung tangan Gojou perlahan dan mencoba menggoda laki-laki itu.

"Lalu kenapa kau mengerutkan keningmu?" tanya Sheiya tak menyerah dan kini mencoba mengetahui alasan Gojou terlihat tidak tenang.

"Dia... Menjauhiku beberapa hari belakangan ini," ucap Gojou. "Dia mendorongku pergi."

Seulas senyum tipis terpampang, Sheiya mendapatkan jawaban dan cara mengatasi masalahnya, "apa dia berselingkuh?"

Gojou menarik tangannya kasar dan menatap Sheiya tajam, "tutup mulutmu jalang." jarinya mencengkram rahang Sheiya. "(Y/n) tak mungkin menduakan aku meski belum tahu aku takdirnya."

Sheiya sedikit panik, "bu-bukannya itu bisa jadi alasan dia mencari laki-laki lain karena tidak tahu dia takdirmu?" bibir Sheiya bergetar pelan. Matanya memandang takut wajah Gojou yang seolah siap mematahkan lehernya kapan saja.

Gojou melepas cengkramannya, "kalau (y/n) melakukannya, akan aku pastikan dia tidak keluar dari rumah kami lagi. Kalau bisa akan aku buat dia tidak bisa berjalan lagi."

Gojou meninggalkan Sheiya yang meringis sakit merasakan rahangnya yang sedikit mengeluarkan darah karena cengkraman Gojou membuat kuku-kuku Gojou tertanam di kulitnya.

Sheiya terkekeh pelan, mengetahui incarannya adalah tipe dominasi yang buas membuat Sheiya semakin menginginkan Gojou menjadi miliknya, "(y/n), ya."

.
.
.

(Y/n) berjalan menuju taman kota setelah melihat apa yang dia lihat disebuah restoran tempat reservasi mengenai manganya yang akan diterbitkan beberapa bulan lagi.

Tangannya mencengkram erat bajunya. Merasakan sesak yang datang tiba-tiba melihat Gojou bersama seorang wanita, duduk dan makan berdua.

Rasanya memalukan, (y/n) dan Gojou hanya sebatas teman serumah. Dia bahkan yakin Gojou hanya menganggapnya sebagai anak kecil atau seorang adik mengingat sikap Gojou selama beberapa tahun ini padanya.

(Y/n) duduk menyenderkan tubuhnya ke batang pohon. Menonton anak-anak yang lari ke sana kemari, bermain dengan riang.

(Y/n) melihat kembali surat yang diberikan seorang penerbit padanya yang ingin mengadopsi light novel dan manga mentah miliknya.

Kepalanya mendongak menatap awan yang berarakan dilangit. Langit biru membuatnya mengingat mata blue ocean Gojou yang sejak awal selalu dia kagumi.

"Haa..." hela nafas keluar dari mulutnya. Keputusan baru dia ambil, dia tidak akan melanjutkan kejenjang kuliahnya dan fokus pada manganya saja. Menjauh daru segala keramaian dan memilih desa terpencil sebagai tempat menenangkan diri sekaligus mencari ide terdengar bagus.

Dia sah menjadi anak adopsi salah perusahaan penerbitan manga dan light novel di kota ini dan perusahaan memberinya banyak fasilitas untuk dia mencari inspirasi.

"Aku harus menjauh dari segalanya agar bisa fokus pada karirku. Termasuk menjauh dari Gojou-san."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: jan ngamuk lagi, ini aku udah up 🏃🏻‍♀

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 🏃🏻‍♀

2 Maret 2021

✔ ꒦ ͝  Proposal (G.Satoru x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang