Ariela
"Bentar ya, Lex. Gue masih harus tandatangan beberapa berkas, biar Senin udah bisa langsung dikirim sama Hana." Aku tersenyum pada Alex yang baru melangkahkan kakinya memasuki ruanganku. Apa daya, selicin apapun aku berkelit, pada akhirnya aku harus pergi bersama Alex sore ini. Si mini yang tidak bisa kompromi, pagi tadi menolak hidup sehingga harus diderek ke bengkel. Nasib. Atau jodoh? Hmm...
Hana lagi-lagi membulatkan matanya melihat Alex -yang dia kira sosok yang sama yang muncul Senin lalu- membuatku tersenyum geli. Menurut pengakuannya Hana baru sekali pacaran jaman kelas tiga SMA. Itupun hanya bertemu di sekolah dan hubungan itu usai ketika lulus. Dia mudah sekali terkagum-kagum pada lelaki ganteng. Nggak ada tipe spesifik. Hanya ganteng. Titik. Padahal relasiku kebanyakan lelaki, yang bisa dibilang bertampang diatas rata-rata untuk cuci mata. Hahaha. Itu salah satu alasan lain Hana suka bekerja denganku.
"Oke." Tanpa banyak kata, Alex duduk di sofa. Nah itu Alex bisa duduk sopan di sofa. Kenapa kembarannya tidak. Aku menggoyangkan kepalaku pelan. Aish! Dia lagi yang kupikirkan. Aku memberi kode pada Hana untuk menawari Alex minum. Hana mengangguk mengerti dan menghampiri Alex dengan cepat.
"Mau minum apa, pak?" Ia berdiri gelisah di seberang Alex. Aku mendengus geli.
"Mmmm...yang dingin saja. Terserah apa." Alex menjawab sopan sambil tersenyum. Hana mengangguk cepat dan mengambilkan teh botol dingin dari kulkas lalu mengambil nampan dan menyerahkan ke Alex. Alex mengucap terimakasih masih dengan senyumnya yang langsung membuat wajah Hana merona. Astaga! Kapan gadis ini bisa terbiasa dengan tamu-tamu priaku. Setiap diberi senyum dia langsung blushing.
"Oke Hana. Ini sudah semua?" Aku mendongak melihatnya yang sedang berdiri si depanku dan mencuri pandang pada Alex. Dia tergeragap dan mengangguk.
"Iya bu, sudah. Akan segera saya fax dan emailkan." Ujar Hana lalu memberesi berkas di mejaku. Aku bangkit dan membenahi cardiganku.
"Senin juga nggak apa-apa, Hana. Sekarang kan sudah masuk weekend. Kencan sajalah sama pacarmu. Senin kerja lagi." Aku mengerling pada gadis itu yang membuatnya tersenyum malu-malu.
"Ah..memangnya saya ibu yang punya pacar ganteng yang ndatengin ke kantor terus." Celetuknya dengan suara cemprengnya yang membahana. Membuatku kontan melotot padanya. Ndatengin ke kantor terus itu kapan?
Melihatku melotot padanya, Hana membekap mulutnya merasa keceplosan. Ini cewek. Polos sih polos. Tapi masa iya itu mulut ga ada saringannya.
"Eh..maaf bu." Ujarnya lirih dengan sorot mata minta maaf atas kelancangannya bicara. Lalu menunduk cepat mendekap berkas-berkas dengan kedua tangannya.
"Saya permisi dulu, bu. Mari pak." Ia melangkah cepat ke luar ruanganku sambi menunduk. Aku sampai khawatir dia akan menabrak pintu besar di ruanganku saking dalamnya ia menunduk.
Alex menyedot tetesan teh terakhir di botol dengan khidmat seakan tidak mendengar apa-apa. Padahal aku yakin seyakin-yakinnya Alex mendengar perkataan Hana barusan.
"Mau langsung berangkat, Lex?" aku berdiri di sebelah sofa yang diduduki Alex. Ia mengangguk dan meletakkan botol kosong di meja.
"Yuk." Ujarnya sambil berdiri. Jas nonformalnya disampirkan di lengan kiri. Entah kapan dia melepas jasnya, karena terakhir aku melihatnya masuk ke ruanganku, dia masih memakai jas itu. Kemeja putih dengan motif kotak-kotak kecil yang dipakainya dengan lengan tergulung sampai siku, melekat pas di tubuhnya tak bisa menyembunyikan dada bidang dan otot lengannya.
"La?" Alex menggoyangkan tangannya di depan wajahku. Aku berkedip dan mendongak menatapnya. Sepasang mata teduh itu menatapku bingung.
"Lo ngelamun mulu sih? Kenapa?" Alex bergerak menghampiriku. Dia meraih anak rambut yang menjuntai lalu menyelipkannya ke belakang telingaku. Tuhan! Bagaimana mungkin aku deg-deg an juga dengan sikap lembutnya yang manis. Kenapa jantung itu harus terdiri dari bilik dan serambi? Kan jadi repot kalau ada dua orang yang berusaha menempati jantungku. Sigh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dioskouri
RomanceAku adalah aku. Dia adalah dia. Jangan pernah samakan kami, walaupun kami pernah berada di rahim yang sama -Troy Krisna Subrata & Alex Rama Subrata Pernahkah kamu berada diantara 2 lelaki? Mungkin pernah. Pernahkah kamu berada diantara 2 lelaki ya...