#11

3.2K 268 33
                                    

Whoaaa..maaaappp tulisan ini lama banget pendingnya. Hahaha...

Jujur aja aku bingung mau dibawa kemana alurnya. Tapi semoga makin kesini makin jelas.

Happy saturday everyone! ^^

specially buat @momomalili  yang rajin banget nagihin om Troy. Maap ye klo Troynya kurang mesum. Lagi galau dia...*puk-puk Troy. Eaaaa....hahaha

Cheers!

BJ

———————-

Ariela

"Shit! Kita ini sahabatan Troy! Kenapa lo lakuin itu ke gue?" aku setengah putus asa menjelaskan ke Troy bahwa perilakunya yang main srudak sruduk itu membuatku sebal. Dia tahu aku jatuh cinta sejak lama pada kembarannya. Troy tahu persis itu semua. Lalu maksudnya apa mempermainkan hatiku seperti ini.

"Siapa yang bilang sahabatan nggak boleh ciuman?" Troy malah menantangku dengan matanya yang berubah tajam namun aku masih bisa menangkap binar jahil itu.

"Itu akan mengubah semuanya!" Aku bersikeras.

"Semua yang mana? Perasaan lo ke gue ato perasaan lo ke Alex?" Aku bahkan nggak tahu perasaanku ke Troy itu apa! Troy maju hingga bisa kurasakan badan besarnya mengurungku semakin mundur ke rak penyimpanan sapu. Samar-samar bisa kucium harum parfumnya berpadu dengan aroma tubuh yang sangat lelaki. Melumpuhkan otakku dengan perlahan. Ini gila! Bahkan dengan Ronald aku tak pernah merasa begini.

"Nggak bisa jawab huh?" Ya! Aku memang tak bisa menjawab perasaan apa yang seharusnya kupunya kepada dua orang ini. Yang satu cinta pertamaku yang begitu sempurna dan yang satu.....aku kehabisan kata untuk mendeskripsikan makhluk di depanku ini. 

Aku memejamkan mata dan tanpa sadar hanya menunggu yang ia lakukan.

"Gue sayang elo. Pake banget-banget." Bisiknya pelan di telingaku. Alih-alih mendaratkan bibirnya di bibirku seperti kemarin, bibirnya malah menyapu pelan cupingku. Deru nafasnya mengalun di telingaku. Tangan kiri mengurung tubuhku hingga punggungku beradu dengan rak. Tangan kanannya mengusap punggungku dengan ringan. Sekujur tubuhku merinding dialiri getaran aneh. Aku menunggu kelanjutan kata-katanya dengan nafas tertahan. Menunggu. Menunggu.

"Kaaakkk!" Teriakan Adel mengembalikan kesadaranku serta merta ke bumi. Aku mengerjap,berusaha menyesuaikan mataku dalam gelap. Tak butuh waktu lama untuk menyadari wajah Troy beberapa senti di depanku dengan matanya yang biasa jenaka memandangku intens dan sayu kali ini. Aku wanita dewasa normal yang cukup tahu bahwa ia mati-matian berusaha menahan kobaran gairahnya. Giginya gemertak frustasi lalu menarik wajahnya menjauh.

Kami berdiri dengan canggung. Troy menolak menatap mataku. Menyebalkan! Apa sih maunya cowok ini. Kami diam tanpa suara, hingga terdengar suara kaki Adel menjauh.

"Masih di kamar mandi kali, ma!" terdengar lagi suara Adel sayup-sayup. Tampaknya ia menuruni tangga kembali ke ruang makan. Aku langsung membalik badan dan menyelinap keluar janitor lalu turun ke ruang makan.

"Dipanggilin kok nggak nyahut sih kak?" sungut Adel ketika aku meletakkan pantatku di kursi ruang makan. Mereka bertiga sudah mulai mengambil nasi dan lauk masing-masing. Lalapan segar, lele goreng, pesmol gurami, nila bakar, kepiting lada hitam sudah terhidang. Tampaknya masih ada menu-menu lain yang akan keluar.

"Sorry. Lagi tanggung. Kalo aku jawab, ntar ga jadi keluar dong." Aku nyengir.

"Keluar? Apanya?" Adel menatapku bingung.

"Menurut looo..klo gue di wc, ngeluarin apaan Del?" Aku menyipit menatapnya. Adel menepuk jidatnya lalu tertawa.

"Jorookkk!" ujarnya dengan tawa berderai dan mendorong bahuku pelan. Mama, papa dan Alex yang dari tadi memperhatikan aku dan Adel ikut tertawa. Tanpa sengaja mataku bersirobok dengan mata Alex. Ia sedang memegang sendok dan garpunya dengan elegan.

DioskouriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang