Hai semuanya ^^
Mau curcol dikit nih...
Berdasarkan observasi ke berbagai cerita termasuk ceritaku sendiri, kesimpulanku adalah reader yang nge vote itu hanya 10% dari keseluruhan reader. Artinya? Lebih banyak yang silent reader. Bagi sebagian author, silent reader sudah dianggap sebagai berkah, ada yang membaca ceritanya walopun nggak vomen. Bagi sebagian author yang lain, silent reader itu menyebalkan. Cuma mau nikmati cerita, tapi enggan kasih apresiasi.
Buatku pribadi sih, selama masih dalam range 10%, aku masih rajin apdet. Tapi kalau kejauhan, ya kadang males juga. Kayak misal cerita di sebelah, ADD. yang baca nambah terus dari sembilan puluh ribu jadi seratus ribu sekian, tapi yang vote empat ribu dari dulu sampe sekarang. Menunjukkan banyakan silent readernya daripada yang mau vote. Jadi aku apdet epilognya ntar deh, tunggu total votenya lima ribuan :p
Aku ndak pernah nargetin minta vote sekian baru apdet, tapi biasanya aku tetapin sendiri. Ntar aja klo dah 50 deh, ato yang part ini kalo udah 100 deh, ato klo semua part udah nggak ada 70nya deh. Ya semau-mau aku. Hehehe.
Tapi prinsipnya sih...biar pendek, asal cepet apdet :p
Btw, setelah apdet yang cepet beberapa minggu ini, untuk berikutnya mungkin apdetnya agak slow. Biasalah...family matter ;)
Baiklaahh..itu sedikit curcol. Selamat membaca ^^
cheers
BJ
———
Ariela
Sejak ciuman pertamaku dengan Alex, setiap hari hal itu sudah jadi rutinitas. Pagi saat menjemputku, saat mengantarku turun di kantor hingga saat mengantarku kembali ke apartemen. Tentu saja aku tak keberatan. Hihihi.
Awalnya aku masih terbayang ciuman Troy. Tapi lama-lama, dengan struktur bibir yang beda, aku akhirnya bisa merasakan perbedaan rasa dan cara mencium yang beda pula dari Alex dan Troy.
Bibir Troy sedikit lebih tebal, cara menciumnya yang sensual dan memabukkan, menimbulkan gelitik yang membuatku menahan nafas dan sekujur tubuh yang seperti dialiri listrik. Sedangkan bibir Alex yang lebih tipis dan berlekuk, selalu menimbulkan rasa nyaman yang terus membuatku ketagihan karena cara menciumnya yang lembut dan dalam.
Oke, stop bicara dan membayangkan bibir mereka berdua. Aku sekarang sedang berdandan untuk acara di hotel Alex. Ulangtahun pernikahan salah satu koleganya. Aku mendatangkan penata rias pribadi ke apartemen. Selalu seperti ini, daripada ribet pergi ke salon.
"Jadiii... yey udah punya lekong baru?" Sherly sedari tadi nyerocos minta cerita terbaru soal kehidupan asmaraku. Makin lama body cowok ini makin mirip perempuan. Dia tak segan melakukan operasi plastik demi penampilan bohay yang diidamkan para heteroseksual.
"Iyaaa, say." Aku menjawab sambil menutup mataku karena Sherly sibuk memoles mataku dengan eye shadow.
"Baguslah kalo lo udah move on, bo. Tadinya gue udah deg-deg an lo bakal patah hati seumur hidup gara-gara ga jadi nikah sama Ronald bebek itu." Yes, Sherly ini termasuk yang tahu kehidupan percintaanku dengan Ronald. Dulu aku sering minta dirias olehnya kalau sedang menemani Ronald di acara perusahaan. Bahkan dia sudah kuminta secara khusus untuk menjadi penata riasku bila aku menikah dengan Ronald.
"Elaaahhh, ga segitunya juga keles. Gue masih laku lah kalo cuma cari cowok sekelas Ronald. Yang sekarang malah lebih oke lho, bo." Aku terkekeh. Entahlah..menjalin hubungan setahun dengan Ronald rasanya kok tidak berbekas. Cowok pengatur itu cenderung posesif dan impulsif. Hampir semua keinginannya harus dituruti. Kalau tidak, ia bisa marah atau ngambek nggak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dioskouri
RomanceAku adalah aku. Dia adalah dia. Jangan pernah samakan kami, walaupun kami pernah berada di rahim yang sama -Troy Krisna Subrata & Alex Rama Subrata Pernahkah kamu berada diantara 2 lelaki? Mungkin pernah. Pernahkah kamu berada diantara 2 lelaki ya...