Hai!
Masih ada yang kangen Ariela, Troy & Alex? Maaaaff setelah terpending sekian lama (kayaknya ada kali setahun ya :p) , akhirnya ada bab baru. Hehe.
Saya nggak bisa menjanjikan apa-apa seperti kapan update. Tapi doakan saja cerita ini bisa sampai tamat disela kesibukan ini itu.
Enjoy reading!
-BJ-
==============
Troy
Handphoneku berbunyi nyaring.
"Andra?" desisku.
"Lo dimana sih? Semua orang..." teriakanku terhenti ketika mendengar suara gugup dan lebih serupa bisikan,"Help me."
"Ndra? Andra? Andra? Halo? Halo!" Aku panik ketika sambungan telpon terputus. Semua orang mengelilingiku dengan wajah panik dan ingin tahu sekarang.
Aku berusaha menghubungi nomor yang dia gunakan untuk menghubungiku. Mati. Hingga tiga kali.
"Shit!" Aku mengumpat keras. Namun baru kusadari ada notifikasi berkedip.Location received. Andra mengirimkan lokasi. Aku bergegas meraih jaket dan kunci motorku.
"Troy? Ariel dimana? Gimana dia?" Papa dan Mama Andra menunjukkan kekhawatirannya, menghadang langkahku.
"Om dan tante tenang saja. Saya jemput Andra sekarang." Aku memegang bahu perempuan cantik yang tampak kuyu lalu memeluknya sekilas. Adel mendekati mamanya dan mereka berpelukan.
"Om ikut sama kamu." tegas om Jo. Aku mengangguk. "I'll ride my bike." Om Jo mengangguk.
"I'll follow you." Alex tetiba sudah berdiri di dekatku menggenggam kunci mobilnya. Walaupun aku tidak suka, bagaimanapun Alex berhak melakukan ini. Keselamatan Andra lebih penting. Bukan waktunya aku berlagak jadi hero.
Aku menuju parkir motor dengan cepat. Andra. Kondisi perempuan itu membuatku kalut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu yang buruk padanya, entah apa yang akan terjadi pada hidupku.
Saat aku melintas keluar dari pelataran apartemen, aku melihat mobil-mobil Om Jo, Alex dan satu mobil lagi entah berisi anak buah Alex atau orang suruhan om Jo mulai bergerak mengikutiku dari belakang.
Sambil berkendara agak lambat, kuamati penunjuk jalan dari lokasi yang dikirimkan Andra. Tampaknya luar kota. Kuselipkan handphoneku di penyangganya yang kupasang di dekat speedometer motorku.
Sejenak aku mengutuk diriku sendiri yang abai pada apa yang Andra ucapkan. Berkali-kali dia bilang perasaannya tidak enak karena merasa ada yang mengikuti. Andra adalah perempuan yang intuitif. Dia sering mendengarkan intuisinya dan panca inderanya terlatih untuk waspada karena latihan beladiri yang bertahun-tahun ditekuninya.
Argh! Ini terlalu lambat. Kecepatan segini untuk motorku terlalu lambat karena aku harus memandu mobil-mobil di belakang. Aku memperlambat motorku untuk mengirimkan lokasi pada handphone Alex. Dia pasti tahu maksudku. Lalu aku menggeber motorku dengan kecepatan tinggi meninggalkan rombongan mobil di belakang. Mereka harus masuk tol, sedangkan aku mencari jalan lain.
Memasuki daerah pantai dengan banyak villa besar, aku pun bertanya-tanya dalam hati. Ngapain Andra kesini? Dengan siapa? Tapi melihat situasi yang semakin temaram, perasaanku semakin tidak enak. Aku mematikan lampu motor dan memperlambat lajunya.
Tanda lokasi di handphoneku berkedip, lokasinya sekitar sepuluh meter di depan. Aku berhenti dan memarkir motorku. Intuisiku mengatakan aku harus melangkah hati-hati menuju rumah besar tempat lokasi berkedip. Kumasukkan handphone ke saku jaket dan merapatkan jaketku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dioskouri
RomanceAku adalah aku. Dia adalah dia. Jangan pernah samakan kami, walaupun kami pernah berada di rahim yang sama -Troy Krisna Subrata & Alex Rama Subrata Pernahkah kamu berada diantara 2 lelaki? Mungkin pernah. Pernahkah kamu berada diantara 2 lelaki ya...