Bagian 3

3.1K 521 68
                                    

Tekan⭐dulu ya dan 150 vote baru lanjut. Selamat membaca......
.

.

.

.

.

Pertemuan hari sangat mencekam bahkan Jungkook menatap tajam semua menteri yang hadir dalam pertemuan itu. Rasanya Jungkook ingin melenyapkan semua menteri yang ada dihadapannya ini, bisa-bisanya mereka lupa menyalurkan bantuan pada rakyatnya yang sangat membutuhkan bantuan. Bahkan ia tak habis pikir, mereka bekerja atau tidak selama ini atau hanya berleha2 saja.

"Sepertinya kalian sudah waktunya turun jabatan, bisa-bisanya lupa dengan pekerjaan kalian. Jangan mentang2 kalian pilihan appaku sehingga kalian jadi seenaknya sendiri kalau bekerja." Jungkook menggebrak meja yang ada dihadapannya sambil menatap semua menteri yang sedang menundukan kepalanya.

"Terutama kau appa mertua, aku tidak akan membedakan kau dengan menteri lainnya walau putrimu adalah istriku. Salah ya tetap salah, bahkan aku tidak menginginkan putrimu kalau bukan karena paksaan. Sekarang terima hukuman kalian selama 3 hari. Jimin, awasi mereka jangan sampai ada yang kabur dari hukuman itu jika ada yang melanggar akanku pastikan hukumannya akan bertambah."

"Baik yang mulia." Jimin menyanggupi perintah Jungkook.

Setelah itu Jungkook pergi dari tempat itu meninggalkan para menteri yang emosi akibat hukuman yang harus mereka jalani sedangkan Jimin menyeringai melihat para menteri yang mendapatkan hukuman.

"Salah siapa main2 dengan Jungkook, dasar para penjilat dan sok kaya. Andai Jungkook sudah mendapatkan bukti kecurangan kalian, aku yakin kalian tidak akan selamat." Batin Jimin lalu ia berjalan mengikuti para menteri itu yang harus membagikan semua barang bantuan secara langsung pada rakyat yang membutuhkan tanpa bantuan siapa pun, yang pasti bukan hanya itu saja hukumannya.

.

.

.

.

.

Jungkook dengan emosi membuka pintu kamarnya dengan kasar tapi emosinya langsung mereda saat melihat lukisan yang terpasang di tembok kamarnya. Dia membelai lukisan itu dengan lembut sambil membayangkan kalau orang dilukisan itu yang ia sentuh.

"Apa kabar permaisuriku, aku merindukanmu. Maaf karena aku belum ada waktu untuk menemuimu. Aku harus menyelesaikan beberapa masalah di kerajaanku, aku berjanji akan segera menemuimu."

Jungkook tak pernah bosan memandang lukisannya itu bahkan setiap akan keluar atau masuk kamar pasti dia akan menyempatkan untuk memandang lukisan itu. Dia akan lebih bersemangat atau lelahnya sekejap akan hilang hanya memandang lukisan itu. Apalagi kalau ketemu orangnya langsung, mungkin dia akan betah berlamaan didalam kamar.

"Permaisuriku tolong bantu aku untuk menemukan petunjuk tentang kecurangan yang dilakukan para menteri. Padahal mereka itu sudah mendapatkan gaji tapi masih saja mengambil yang bukan hak mereka."

Jungkook sungguh frustasi saat mendengar rakyatnya banyak yang mengeluh karena tidak mendapatkan bantuan dari kerajaan padahal yang ia tau bantuan sudah diberikan pada rakyatnya yang tidak mampu. Jadi ia langsung berfikir kalau ada yang tidak beres lalu menyuruh Jimin untuk menyelidikinya dan dugaannya benar kalau ada yang main curang didalam istana.

Jungkook melihat kearah lukisannya sambil tersenyum tampan dan tulus yang tidak pernah diperlihatkan kepada siapa pun.

"Permaisuriku sudah waktunya aku kembali bekerja, aku tinggal dulu nanti aku akan bercerita lagi. Aku mencintaimu permaisuriku."

Si Buruk Rupa   KookTae//KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang