Pelajaran terakhir telah usai, saat ini waktunya murid-murid SMA Inarizaki untuk pulang. Namun para murid yang mengikuti klub harus mengikuti kegiatan klub terlebih dulu sebelum pulang.
(Name) tengah membereskan buku dan bersiap untuk pulang. Ia menunggu Rui datang dari kamar mandi.
Setelah dipikir-pikir (Name) belum bergabung dalam klub apapun setelah pindah. Tapi ia terlihat tak tertarik."Omata~" Rui datang dengan ceria seperti biasa, padahal ia dari kamar mandi. Rui berterima kasih pada (Name) sebab telah menunggunya.
"He matte!" Rui sedikit berlari menyusul (Name) yang keluar kelas lebih dulu.
"Oh ya (Name)-chan, kau ikut klub apa?""Klub langsung pulang." Jawab (Name) dan Rui mendengus kesal.
"Tidak apa-apa kah tidak ikut apapun? Sensei bilang minimal harus mengikuti satu klub." Rui mengingat ceramah dari kepala sekolah diwaktu ia baru masuk kelas 1 dulu, dimana para murid harus mengikuti klub paling sedikit satu. Bila ada murid yang tidak mengikuti klub apapun, nilai raport nya akan minus sebab kurangnya ulasan. Sungguh peraturan yang klasik.
"Tidak masalah bagiku."
Rui tersenyum, ia menyukai sifat kejujuran yang dimiliki (Name). Meskipun kepribadiannya cenderung tertutup Rui berusaha untuk membuat (Name) nyaman didekatnya.
"Shijima-senpai osu!" Seseorang menyapa Rui ketika mereka sampai didepan klub musik. Rui melambaikan tangannya untuk membalas.
"Ah! Bagaimana ka─"
"Tidak." Potong (Name).
"Aku bahkan belum berkata apapun."
"Kau mengajakku bergabung kan? Aku menolak."
Rui sedikit membujuk (Name) untuk bergabung walaupun usahanya itu sia-sia. (Name) sendiri tidak terlalu menyukai musik apalagi bermain alat musik tapi kenyataannya ia sering menyumpal kedua telinganya dengan headset.
"Kalau begitu aku ke dalam ya, hati-hati dijalan (Name)-chan!" kata Rui mengakhiri pertemuan mereka.
(Name) berjalan pulang, namun diwaktu lewat didepan gedung olahraga ia dikejutkan dengan antrian sembako, ralat barisan para perempuan.
(Name) mengira apa ada diskon didalam sana atau kah produk make up yang langka. Pemikiran bodoh itu buru-buru ia tepis setelah tau itu merupakan gymnasium khusus klub voli laki-laki."Ada-ada saja." Gumamnya, ia berpikir mungkin didalam sana ada most wanted SMA Inarizaki.
"(Name)!! (Name)-chan!!"
Rui tiba-tiba menghampiri (Name), napasnya tersengal sebab berlari.
"Rui?"
"Aku melupakan sesuatu!!" Rui menunjukkan sekotak bekal yang ia dekap tadi sembari berlari.
"Apa?" (Name) masih tidak mengerti.
"Racun, jelas-jelas ini kotak bekal." Kesal Rui.
"Ya aku tau."
"Pokoknya kau harus menemaniku mengantarkan ini!" Pinta Rui dengan sedikit paksaan. (Name) heran, bukannya Rui harus ikut kegiatan klub?
"Tidak mau." Tolaknya. (Name) membuat alasan dengan buru-buru ingin pulang ke rumah.
"Ayolah (Name)-chan, aku agak malu bertemu dengannya."
(Name) kaget, Rui yang ia kenal tidak kenal rasa malu dan juga cerewet.
Ia jadi sedikit penasaran, siapa nantinya lelaki yang akan ditemuinya."Hee?" (Name) sedikit menggoda Rui, wajah teman sebangku (Name) itu memerah seperti kepiting rebus.
"Jangan memikirkan hal macam-macam! Aku hanya disuruh tau hmmph!" Rui semakin kesal dikala ekspresi wajah (Name) belum berubah. Ia menarik lengan (Name) paksa untuk mengikutinya.
Mereka berdua menerobos kumpulan perempuan yang berada didepan pintu gym dan langsung masuk kedalam. Rui meminta (Name) untuk menunggunya didekat bangku yang biasa digunakan anak voli untuk beristirahat, sementara itu Rui pergi untuk mengantar kotak bekal.
(Name) tidak memiliki niatan untuk duduk dibangku sama sekali, ia memilih untuk melihat-lihat suasana ramai ini. Suara decitan yang dihasilkan dari gesekan sepatu dengan lantai, suara pantulan bola voli yang membuat (Name) nostalgia, namun suara teriakan perempuan lah yang mendominasi.
"Kyaaa!! Miya-senpai!"
"Ganbatte kudasai Miya-san!"
"Atsumu-kun, Osamu-kun!!"
"Ganbatte ne!"
(Name) memandang horor kepada gadis-gadis pecinta Miya kembar itu, mereka membuang waktu hanya untuk melihat si kembar, pemikiran yang bodoh begitu menurut (Name). Tiba-tiba perasaan (Name) mulai tidak enak, ia ingin segera mengajak Rui keluar dari sini.
"Oh? (NAME)-CHANN!!"
"Geh?!" Kaget (Name)
Miya Atsumu, ia dengan percaya diri meninggalkan latihannya dan menghampiri (Name) yang masih berdiri didekat bangku. Teriakan fans semakin terdengar keras sebab Atsumu yang mendekat.
"(Name)-chan ada apa kemari? Oh masaka.. kau ingin melihat aksi keren ku huh?" (Name) mengabaikan ocehan Atsumu dan memfokuskan pandangannya untuk mencari keberadaan Rui.
"Astaga, kau tidak perlu repot-repot datang kesini untuk menungguku. Aku bisa menghampirimu, jadi bilang saja kalau kau ingin bertemu denganku."
"Ah apa jangan-jangan kau..." Atsumu berhenti berbicara.
(Name) sampai dibuat heran dengannya. Ia bisa melihat raut wajah Atsumu berganti serius dari depan. Mata Atsumu menyipit, lalu ia berpaling ke belakang menatap fans nya satu persatu.
"Jangan ganggu kami, babi-babi brengsek!"
Para gadis yang tadinya berbisik jahat tentang (Name) auto diam, mereka membungkukkan badan untuk meminta maaf pada Atsumu.
Meskipun sifat Atsumu begini, anehnya mereka masih saja terkagum olehnya."G-Gomennasai Miya-senpai!"
"Gomennasai!!"
Para gadis pecinta Miya kembar itu juga membungkuk dihadapan (Name).
(Name) tidak mempermasalahkan hal ini, ia justru masih kebingungan kenapa mereka mendadak minta maaf. Yah, anggap saja (Name) tidak peka atau pura-pura tidak mendengar bisikan setan tadi.Atsumu kembali ceria dikala berbalik menatap (Name).
"Kenapa kau membawaku ke tempat seperti ini Rui?" Batin (Name).
***
Meanwhile Rui :"Kore.. n-nenek Yumie menitipkannya padaku, kau melupakannya tadi pagi." Ucap Rui tergagap sambil menyerahkan sekotak bekal.
"Ah, Arigatou Shijima-san." Jawab sang penerima bekal dengan nada yang terdengar lega.
"I-ie, nandemonai."
"Jangan memaksakan diri untuk mempelajari musik." Rui tersentak kaget.
"E-Eh?"
"Aku membuatmu tak nyaman? Kau terlihat kaku disaat berada didekatku."
"Itu.. itu tidak benar!!" Jawab Rui lantang.
"Yokatta ne."
"J-Ja, aku permisi dulu Kita-san."
Rui buru-buru pergi dari ruang ganti, tugasnya untuk mengantar bekal ke Shinsuke selaku tetangganya berhasil lancar.
Disisi lain, Aran menghampiri Shinsuke yang masih berada didalam ruang ganti klub.
"Shin, kau apakan Shijima-san? Dia terlihat lemas setelah keluar dari sini." Panik Aran sebab pikirannya yang sudah kemana-mana.
Shinsuke terhenyak, "Aku tidak melakukan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
WYBM? | Miya Atsumu [END] ✓
FanfictionTentang perjuangan Atsumu menaklukkan hati seorang gadis. (Miya Atsumu X Readers) Warn : - ooc - typo Haikyuu!! © Haruichi Furudate - Start : 08-02-2021 - Finish : - [On going] #1 in Ginjimahitoshi (17-03-2021) #1 in Kageyamatobio (28-04-2021) #1 in...