06. Masa lalu (2)

15 7 0
                                    

Tanpa tahu, tanpa malu, tanpa maaf.  -Savanna Adreena

Anna duduk di ruang tunggu koridor rumah sakit sambil menunggu kabar kecocokan ginjalnya dengan sang ibu, bohong jika anna tak takut melakukan operasi besar ini, tapi pikiran yang mendominasi otak kecilnya saat ini adalah keselamatan dan kesembuhan ibunya. Anna tak hentinya berdoa kepada yang maha kuasa agar satu ginjalnya bisa didonorkan untuk ibunya.

Dokter rasya keluar dari sebuah ruangan dengan memegang map coklat, bisa anna simpulkan bahwa itu adalah hasil pemeriksaan kecocokan ginjal. Anna buru-buru menghampiri dokter paruh baya itu

"Dokter, bagaimana?" Kata Anna dengan tergesa-gesa

Dokter yang ditanya hanya menghela napas pelan sambil mengelus surai lembut anna, ah dokter rasya rupanya sangat senang memegang rambut anna terlihat dari setiap kali anna bertemu dokter rasya pasti hal pertama yang dilakukannya adalah mengelus rambut panjang anna

" Cocok sayang" kata dokter rasya tersenyum miris

Anna tersenyum senang,jingkrak-jingkrak  akhirnya ia dapat memberikan satu ginjalnya untuk ibunya, akhirnya ibunya bisa sembuh. Akhirnya ibunya bisa sehat kembali, Melihat reaksi anna dokter rasya malah memeluk anna erat.

"Dokter, boleh gak anna minta tolong lagi? Anna pengen banget rahasiain ini, jangan bilang sama keluarga anna, soalnya keluarga anna benci anna"  tatapan memohon anna dilayangkan oleh dokter yang kiranya sebaya dengan ayahnya itu.

Dokter rasya memang tahu apa yang sudah dialami oleh gadis remaja itu, diketahuinya sejak ia memeriksa keadaan ibu Anna, ia bisa lihat bagaimana tatapan benci yang dilayangkankan untuk gadis itu, bagaimana bentakan dan perlakuan kasar tanpa tahu tempat yang diterima gadis itu  Tanpa menjawab, dokter rasya malah mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil anna.

******

Anna berjalan pelan di koridor rumah sakit setelah ia menghirup udara segar ditaman rumah sakit sore ini. Besok adalah hari yang paling bersejarah dalam hidup Anna, Pasalnya besok operasi transplantasi ginjalnya berlangsung. Mengingat itu membuat anna bergidik ngeri, bagaimana jika Anna mati? Bagaimana jika anna tidak bangun lagi?bagaimana jika anna tak bisa lagi melihat wajah keluarganya? Hal itu membuat anna menangis sambil memukul dadanya agar kiranya bisa menghilangkan rasa sesak di dadanya.

"Hai, kamu anna kan?" Seorang pemuda tampan berjas dokter menyentuh pelan pundak anna

Hal itu membuat tangisan sendu anna terhenti, bagaimana pria ini tahu namanya?

"Kakak dokter kevin, senang ketemu denganmu anna" kevin menyodorkan pelan tangannya ke hadapan anna

"Dari mana dokter tahu namaku?" Tanya anna bingung Tanpa membalas uluran tangan dokter kevin

"Ayah dokter yang bilang, ada pasien cantik  bernama anna dirumah sakit ini"

"Ayah dokter?"anna mengerinyitkan dahi pelan

"Dokter rasya" jawab dokter kevin singkat

Anna hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

NOTHING TO LOSE (ONGOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang