14

2.5K 117 36
                                    

Sesuai permintaan aku up sekarang nih, 😍😘

Tandai typo dan kejanggalan dikolom komentar 🙏

Happyreading dan semoga suka🤗

______________________________________________

"Aaw"pekik Nura saat dirinya didorong kuat oleh seseorang,dia menatap orang tersebut takpercaya, bahkan saat dia tersungkur kelantai dan kepalanya membentur dinding rumahsakit orang tesebut malah menghampiri Meisya.

Iqbaal, dia adalah Iqbaal seorang yang telah menyelamatkan Meisya dari ajalnya.

"Ayah"lirih Nura sambil berkaca kaca.
Iqbaal memegang kedua pipi Meisya khawatir ia bahkan sedikit mengeluarkan airmatanya dari sudut matanya,

"Mei, kamu gapapa?"tanya Iqbaal khawatir ia segera memeluk Meisya erat,dengan napas terengah engah Meisya juga membalas pelukan Iqbaal tak kalah erat, ia menelusupkan wajahnya didada sang ayah sedangkan Iqbaal mengecup berulang kali Puncak kepala Meisya.

Rike segera menekan tombol merah dan Nk berucap syukur karna Meisya masih bisa bernafas.

"Maafin ayah"ucap Iqbaal.
"Ayaaaaahh hiks hiks"tangis Meisya pecah di pelukan Iqbaal, begitupun dengan Iqbaal yang tak malu menangis dihadapan kedua putrinya.
"Ayah sayang Mei hiks, maafin ayah sayang" Isak tangis meisya dan Iqbaal membuat nk juga ikut menitihkan airmatanya.

Napas meisya belum normal Iqbaal melihat wajah sang anak yang pucat dan matanya yang perlahan terpejam.

Iqbaal PoV

Aku memegang kedua sisi pipi Meisya,dapat kulihat dengan jelas wajah nya pucat pasi seperti tak ada aliran darah sama sekali,ku perhatikan lebih dalam lagi,matanya mulai terpejam perlahan bahkan napas yang sedari tadi kudengar cepat kini mulai memelan,bibirnya mengatup rapat,aku mengatur napasku dan menormalkan detak jantungku berdoa agar putriku tak kenapa napa.

Namun airmataku takdapat berbohong, pelan tapi pasti airmataku mengalir membasahi pipi, aku menatap putriku khawatir pegangan tangannya terlepas.

"Meisya ini ayah sayang"lirih mencoba membangunkan Meisya yang kembali terpejam.

Namun Meisya tetap memejamkan matanya, bahkan saat Nk meneriaki namanya iapun tetap terpejam.

Aku menggelangkan kepalaku tegas,
"Nggak! MEI BANGUN MEI!"ku rasa aku sudah gila meneriaki orang taksadarkan diri, namun aku tak tahu harus apalagi selain berteriak menyebut nama Meisya.

Aku menggoyangkan tubuh lemah Meisya dengan kasar 'Meisya harus bangun, meisyaku harus kembali' bathinku berteriak.

Aku terus mencoba membangunkan Meisya menggoyangkan goyangkan tubuhnya dan meneriaki namanya,sampai akhirnya aku mendengar suara pintu terbuka dan seseorang menarikku keluar paksa keluar ruangan, sebelum aku benar benar keluar aku dapat melihat Meisya yang mulai ditangani dokter.

Setelah sampai di luar ruangan aku didorong keras oleh seseorang yang menarikku,kepalaku bahkan membentur dinding namun aku tak merasakan apapun selain sakit hati melihat anaku di ambang kematian.

Aku menatap orang itu sendu,dari tatapannya dia tak kalah terluka dariku,bahkan matanya yang merah seperti habis menangis.

Dia adalah Andri teman Meisyaku,dan dia adalah orang yang selalu menghajarku saat aku menyakiti Meisya dulu,aku terkekeh mengingat itu.

"Saat ini aku tidak ingin durhaka kepada orangtua seperti kau! Jadi tolong pergi dari sini!"ucap nya penuh penekanan.

Aku tersenyum miris mendengarnya,ku melihat orang disekitarnya, disana ada aldi dan istrinya yang menatapku tak suka dan juga Nk yang menangis dipelukan bunda, bahkan Nk dan bundapun tak memperdulikanku? Nasib yang Malang.

Ayah [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang