3

2.2K 127 33
                                    

Tandai Typo dan kejanggalan di kolom komentar...

__________________________

"Ayah" Ucap Nura bingung
"Sayang ayah kan udah bilang kalo mau keluar rumah harus sama ayah,sekarang bunda mana?"ucapnya dengan nada khawatir

"Abis Nura mau keluar yah, bosen di rumah terus, bunda tadi beli minum dulu" jawab Nura jujur.

"Oh ya, ayah kenalin ini teman Nura" Lanjutnya, dengan nada penuh kebahagiaan, pasalnya ini pertama kalinya Nura bertemu dan berkenalan dengan orang asing

Ayah Nura mengalihkan pandangannya,Ia menatap dua orang bocah di depannya dengan datar berbeda dengan Nura yg antusias saat memperkenalkan temannya

"Namanya Meisya dan Andri, mereka teman baru Nura"
"Mei ini ayah aku, namanya Ayah Iqbaal" meisya menatap pria itu dengan mata berkaca, tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya, ia sibuk mencerna apa yg telah terjadi, deretan pertanyaan mulai berjajar di otaknya, kenapa Nura memanggil Ayahnya dengan sebutan ayah juga? Kenapa ayahnya lebih memperhatikan Nura daripada mei? Kenapa ayah Iqbaal tidak mengenalinya? Apa dia kembaran ayahnya? Dengan wajah dan nama yang sama ? Apa ada orang yg semirip ayahnya dan ayah nura?

"Ayah" akhirnya dengan suara bergetar meisya memanggil Iqbaal, Nura dan andri mengerutkaan keningnya bingung sedangkan Iqbaal menatapnya tak suka.

"Nura ayah kan udah bilang, jangan kenalan sama orang sembarangan kalo kamu malah di apa apain sama mereka gimana?" Meisya menangis mendengarnya,kata kata familiar itu benar benar sakit untuk anak seusianya bahkan yg mengatakannya adalah orang yg paling dia rindukan,

"Kok Om malah nuduh nuduh orang sih?lagian yg mau jadi temen anak om siapa?"bukan meisya yg mengatakannya,ia terlalu sibuk untuk berbicara sepanjang itu.

"Ayah gak boleh bilang gitu, nanti kalo mereka... "
"Kita pulang sayang" Nura menggelengkan kepala berbarengan dengan airmata yg mengalir, Iqbaal mengangkat tubuhnya dan berjalan tanpa pamit.

"Mei,kok malah nangis? Kaki kamu sakit ya? Aduh gimana dong? Aku gak kuat lagi kalo harus gendong kamu sambil bawa sepeda, sekolah masih jauh mei,jangan nangis dong sakit nya bisa nanti dulu  gak?aku..."

"Aku mau pilang aja dri" Sakit, bagi mei sakit hati terbesar adalah ketika ia tidak di kenali Cinta pertamanya? Bukankah ayah adalah Cinta pertama bagi anak perempuannya? Lalu kenapa mei tidak mendapatkan itu.

"Hah? Kita bolos? Tapi gimana kalo Bunda mertua mar..." sungguh teman satunya ini benar benar mulut mercon bagi Mei, bahkan kebawelannya mengalahkan Bunda Nk.
"Aku mau pulang Andri! Hiks"  terdengar isakan Mei di akhir kata.

"Ok, tapi kerumah aku dulu ya buat obatin luka kamu, aku gak mau di anggap calon menantu jahat sama bunda mertua" Hati Mei masih perih ditambah kuping nya yg panas mendengar celotehan Andri yg gak jelas,tanpa ingin berdebat lagi Mei menganggukan kepalanya.

****

"Kamu itu bisa jaga anak gaksih Zee?" Zee? Ya Zidny bunda Nura yg saat ini mendapat wejangan dari Iqbaal Suaminya.

Saat melihat Nura berada di luar rumah apalagi tanpa di temani siapapun, emosi Iqbaal meningkat, rahangnya mengeras matanya menghitam marah, Ia marah benar benar marah pada Zidny, ia benar benar tidak menyangka Zidny membiarkan Nura keluar rumah tanpa dirinya.

Ayah [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang